Jobsheet Kajian Teori 1. Pembelajaran

21 a. Tujuan instruksional yang ingin dicapai b. Karakteristik siswa c. Jenis rangsangan belajar yang diinginkan audio atau visual, keadaan latar atau lingkungan, gerak atau diam d. Ketersediaan sumber setempat e. Apakah media siap pakai ataukah media rancang f. Kepraktisan dan ketahanan media g. Efektifitas biaya dalam jangka waktu panjang

5. Jobsheet

Kata jobsheet berasal dari bahasa inggris yaitu job yang berarti pekerjaan atau kegiatan dan sheet yang berarti helaian atau lembar. Jadi jobsheet adalah lembar kerja atau lembar kegiatan yang berisi informasi atau perintah dan petunjuk pengerjaannya. Menurut Sukamto 1988:142 suatu job atau pekerjaan mengacu kepada suatu proyek secara keseluruhan atau sebagaian dari proyek yang secara bulat sudah menghasilkan suatu produksi barang atau jasa. Biasanya pekerjaan dalam konteks pelajaran praktek di sekolah adalah suatu pekerjaan yang merupakan kebulatan kegiatan mengajar unit of teaching increment yang biasa terdiri dari dua unit kerja operation atau lebih. Jobsheet yang dimaksud tidak menunjukkan secara rinci langkah demi langkah yang harus dilakukan tetapi hanya menyebutkan urutan kerja secara garis besar. Jobsheet dimafaatkan sebagai acuan urutan kerja dengan komponen tujuan,alat, prosedur, dan sebagainya. Tim MPT Metodologi Pengajaran Teknik Bandung dalam Ni Desak Made Sri Adnyawati menjelaskan bahwa jobsheet yang disebut pula lembaran kerja adalah suatu media pendidikan yang dicetak membantu instruktur dalam 22 pengajaran keterampilan, terutama di dalam laboratorium work shop, yang berisi pengarahan dan gambar-gambar tentang bagaimana cara untuk membuat atau menyelesesaikan sesuatu job atau pekerjaan. http:pasca.undiksha.ac.idimagesimg_item756.doc. Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa pembuatan jobsheet ini harus mempertimbangkan beberapa hal berikut, yaitu : a. Dimulai dari yang sederhana sampai kepada yang sukar b. Pekerjaan dimulai dari yang menarik perhatian peserta didik c. Langkah dari pengerjaan tersebut d. Ruang lingkup persoalan ditekankan pada keterampilan e. Pekerjaan yang sering dilakukan peserta didik, lebih baik diajarkan terlebih dahulu f. Peserta didik memerlukan kesempatan latihan secara keseluruhan dari suatu pekerjaan dari pada sepotong-sepotong. Jobsheet adalah lembaran-lembaran kertas yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Jobsheet akan memuat paling tidak judul kompetensi dasar apa yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan dan laporan yang harus dikerjakan e- jounal.ikip –veteran.ac.id index. php gardan article download 103 119. Jobsheet disebut pula lembaran lepas yaitu kertas-kertas atau lembaran tersendiri atau satu-satu yang dapat dikapai menjadi media pembelajaran berbasis cetakan. Lembaran lepas atau jobsheet berisi gambar atau foto disamping teks penjelasan Yowenus Wenda,2009:19. 23 Pembelajaran menggunakan jobsheet dapat mendorong siswa untuk mengolah sendiri bahan pelajaran atau bersama teman dalam suatu bentuk diskusi. Selain itu, jobsheet memberi kesempatan penuh kepada siswa untuk mengungkapkan kemampuan dan keterampilan serta mendorong dan membimbing siswa berbuat sendiri untuk mengembangkan proses berfikirnya, karena selama proses pembelajaran berlangsung, aktifitas lebih banyak dilakukan siswa sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing http:eprints.uny.ac.id 19751skripsi20kompplit.pdf. Jobsheet digunakan oleh praktikan siswa saat melakukan praktikum sebagai media pendukung yang dimaksudkan sebagai alat bantu dikalangan sekolah dan dipakai oleh peserta didik. Jobsheet digunakan praktikan pada saat mengerjakan praktek ataupun praktikum agar praktikan lebih mudah untuk mengerjakan apa yang dikerjakan sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan. Manfaat yang didapatkan apabila menggunakan jobsheet saat kerja praktek atau praktikum adalah membuat lebih memahami, mengerti, dan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan benar sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang ada didalam jobsheet. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jobsheet adalah media pembelajaran berbasis cetakan berupa lembaran kertas lepas yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga siswa dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran, dalam hal ini menggunakan lembar-lembar berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas praktek. 24 Adapun keuntungan pemakaian jobsheet adalah: a dapat mengurangi penjelasan yang tidak perlu b memungkinkan mengajar satu kelompok yang mengerjakan tugas berbeda c dapat membangkitkan kepercayaan diri pada peserta didik untuk membentuk kebiasaan bekerja. d merupakan persiapan yang sangat baik bagi peserta didik untuk bekerja di industri sebab sudah terbiasa membaca persiapan. e Dapat meningkatkan hasil belajar. http:pasca.undiksha.ac.idimagesimg_item756.doc. Jobsheet memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik tertentu. Karakteristik jobsheet yang baik adalah sebagai berikut: a. Mudah difahami, yang meliputi penjelasan, petunjuk, dan jenis pekerjaan. b. Mudah dibaca, yang meliputi gambar kerja dan ukuran yang jelas. c. Mudah dikerjakan, maksudnya praktikan dapat langsung mengerjakan pekerjaannya setelah memahami dan membaca jobsheet. Dalam pembuatan media jobsheet, juga terdapat kelebihan dan kekurangannya. Menurut Azhar Arsyad 2006:38 kelebihan dan kekurangan media cetakan termasuk didalamnya adalah jobsheet. Kelebihan media berbasis cetakan termasuk jobsheet yaitu: a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelejaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mamapu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun, pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran itu b. Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetakan, siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis 25 c. Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal lumrah, dan ini dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual. d. Dapat diproduksi secara ekonomis dan dapat didistribusikan dengan mudah. Sedangkan keterbatasan media cetakan termasuk jobsheet yaitu: a. Sulit menampilkan gambar gerak dalam halaman media cetakan b. Biaya percetakan akan mahal apabila ingin menampilkan gamabar, illustrasi atau foto yang berwarna-warni c. Proses percetakan media seringkali memakan waktu yang lama d. Pembagian unit-unit pelajaran dalam media cetakan termasuk jobsheet harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan dapat membosankan siswa e. Jika tidak dirawat dengan baik, media cetakan atau jobsheet akan cepat rusak dan hilang. Membuat teks berbasis cetakan seperti jobsheet memiliki beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan pada saat merancang. Menurut Azhar Arsyad 2006:88-90 terdapat enam elemen yang perlu diperhatikan dalam memnuat teks berbasis cetakan seperti jobsheet yaitu: a. Konsistensi 1 Penggunaan format dari halaman ke halaman harus konsisten 2 penggunaan jarak spasi harus konsisten 3 Penggunaan benttuk dan ukuran huruf harus konsisten b. Format 1 Format kolom harus disesuaikan dengan ukuran kertas 26 2 Tanda-tanda icon yang mudah dimengerti bertujuan untuk menekankan hal- hal yang penting atau khusus. Tanda dapat berupa gambar, cetakan tebal, miring atau lainnya 3 pemberian tanda-tanda untuk taktik dan strategi pengajaran yang berbeda c. Organisasi 1 Selalu menginformasikan siswa mengenai dimana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks tersebut 2 Menyusun teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh 3 Isi materi dibuat secara berurutan dan sistematis 4 Kotak-kotak dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dari teks. d. Daya tarik 1 Bagian sampul cover depan dengan mengkombinasikan warna, gambar ilustrasi, bentuk dan ukuran huruf yang serasi 2 Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda e. Ukuran 1 Memilih ukuran huruf yang sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya 2 Menggunakan perbandingan huruf yang proporsional antar judul, sub judul dan isi naskah 3 Menghindari penggunaan huruf kapital utnuk seluruh teks karena dapat membuat proses membaca itu sulit. 27 f. Ruang Spasi kosong 1 Mengguanakan spasi kosong tak berisi gambar atau teks utnuk menambah kontras. Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat beristirahat pada titik-titik tertentu 2 Meyesuaikan spasi antar baris untuk meningkatkan tampilan dan tingkat keterbacaan 3 Menambahkan spasi antar paragraf untuk meningkatkan tingkat keterbacaan Menurut Tim Penyusun Jobsheet Fabrikasi UNY tahun 2007 http:eprints.uny.ac.id19751skripsi20komplit.pdf jobsheet yang sudah dibuat ada beberapa bagian-bagian yang saling berhubungan dan memperjelas dalam membuat jobsheet diantaranya sebagai berikut: a. Kompetensi Kompetensi merupakan kemampuan peserta didik yang dimiliki setelah mendapatkan pembelajaran tentang hasil prakteknya. Kompetensi digunakan untuk mengetahui konsep dasar. Kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja dengan baik. Hal ini disebabkan pada teori perilaku klasik yang menjelaskan sebab-akibat kausalitas dinyatakan sebagai niat, tindakan, dan hasil untuk memodelkan kompetensi sebagai hubungan sebab-akibat. b. Alat dan Kelengkapanya Alat merupakan media pendukung yang sangat berperan dalam proses kegiatan praktek. Tanpa ketersediaan alat, maka kegiatan praktek sulit dan bahkan tidak bisa diselenggarakan. Penyediaan peralatan tergantung pada jenis praktek yang akan dilakukan. Adanya alat dan perlengkapan yang 28 lebih memadai, peserta didik akan cepat memahami maksud dan tujuan yang ada dalam jobsheet. c. Keselamatan Kerja Keselamatan kerja merupakan tindakan yang dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan beresiko pada peserta didik maupun pada alat itu sendiri saat kegiatan praktek berjalan. d. Langkah Kerja Langkah kerja merupakan panduan langkah menjalankan atau mengoperasikan proses praktek dari pembacaan jobsheet. Perlu diketahui bahwa langkah kerja ini dibuat agar peserta didik dapat menjalankan alur pengerjaan dan tidak terjadi kesalahan. e. Gambar Kerja Gambar kerja merupakan bagian utama pada jobsheet yang menjelaskan maksud dari jobsheet dan lembaran yang berfungsi sebagai latihan peserta didik dalam mengembangkan kompetensinya. Gambar kerja pada jobsheet dibuat sedemikian rupa, meskipun sederhana, namun jelas. Lebih diarahkan pada pesertadidik dalam membaca dan memahami gambar tersebut sehingga lebih memperlancar kegiatan praktek. 6. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam penerapanya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda Isjoni,2013:72. 29 Model pembelajaran menurut Joice dan Weil dalam Isjoni 2013:73 adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberikan petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Dalam penerapanya model pembelajaran ini harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam model pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainya dalam mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menggunakan struktur tugas dan penghargaan yang berbeda untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Struktur tugas membuat siswa harus bekerja sama dalam kelompok kecil. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa dalam anggota kelompok harus bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran Anita lie,2008:23. Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif menurut Robert E. Slavin 2005:4-8 merujuk pada berbagai macam model pembelajaran dimana para siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kooperatif, para siswa diharapkan saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan masing-masing. Cooperative Learning lebih dari sekedar belajar kelompok karena dalam model pembelajaran ini harus ada 30 struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat efektif antara anggota kelompok. Agus Suprijono 2009:54 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan- bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Menurut Isjoni 2013:16 bahwa beberapa ahli menyatakan model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan saling membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas inteeraksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang disyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terjadap kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan 31 kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Kesimpulan dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas adalah bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menempatkan peserta didik dalam bentuk kelompok heterogen dengan latar belakang ras, etnik, prestasi dan jenis kelamin yang berbeda yang bertujuan agar peserta didik saling membantu atau bekerjasama, berdiskusi dan bertanggung jawab atas anggotanya dalam mempelajari materi pelajaran agar semua anggotanya dapat belajar maksimal. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjoni 2013:27 memaparkan beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut: a. Setiap anggota memiliki peran b. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya d. Guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan Menurut Agus Suprijono 2009:65 menjelaskan bahwa sintaks pembelajaran kooperatif terdiri dari enam komponen utama yaitu: 32 Tabel 2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku Guru Fase-1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Gruru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan meotivsi siswa belajar Fase-2: Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Fase-3:Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4: Membimbing Kelompok Bekerja Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas mereka Fase-5: Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya. Fase-6 :Memberikan Penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok. Suatu model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar tentunya memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Termasuk model pembelajaran kooperatif tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Nur Asma‟ 2006:26-27 ada beberapa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif yaitu : a. Model pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi terangsang dan menjadi lebih aktif yang disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok. b. Fungsi ingatan dari siswa menjadi lebih aktif dan lebih bersemangat dan berani mengemukakan pendapat c. Dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan lebih termotivasi sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks 33 d. Dapat meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangaka buruk terhadap teman sebayanya e. Siswa yang memiliki prestasi baik akan lebih mementingkan kelompoknya, tidak bersifat kompetitif dan tidak memiliki rasa dendam Kelemahan model pembelajaran kooperatif adalah : a. Memerlukan alokasi waktu yang relatif yang lebih banyak, terutama kalau belum terbiasa. b. Kontribusi siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan siswa yang berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan yang dikarenakan oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih dominan c. Adanya pertentangan kelompok yang memiliki nilai tertinggi dengan kelompok yang memiliki nilai lebih rendah. Menurut Isjoni 2013:73-74 dalam pembelajaran kooperatif terdapat berbagai macam tipe yang dapat diterapkan, yaitu diantaranya: Student Team Achievement Division STAD, Jigsaw, Teams Games Tournament TGT, Group Investigation GI, Rotating Trio Exchange, dan Group Resume. Dari beberapa model pembelajaran tersebut model yang paling banyak digunakan adalah Student Team Achievement Division Dan Jigsaw. 7. Metode Pembelajaran Student Team Achievement Division STAD Metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD dikembangkan oleh Robert Slavin merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan salah satu model pembelajaran yang banyak digunakan dalam pembelajaran dikelas. Pada 34 dasarnya model pembelejaran ini dirancang untuk memotivasi siswa agar saling membantu antara peserta didik satu dengan yang lainya dalam menguasai suatu ketrampilan atau pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Metode Student Team Achievement Division STAD merupakan suatu pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa untuk aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran sehingga tercapai prestasi yang maksimal. Berdasarkan pada keterangan tersebut dapat disimpulkan beberapa kelebihan dari pembelajaran kooperatif learning tipe Student Team Achievement Division STAD yaitu dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, Menigkatkan prestasi belajar siswa, meningkatkan kreativitas siswa, mendengar, menghormati, serta menerima pendapat siswa lain, mengurangi kejenuhan dan kebosanan, meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan saling mengerti. Metode Student Team Achievement Division STAD memiliki beberapa karakteristik yaitu: bahwa setiap anggota kelompok memiliki peranan, terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan masing-masing kelompok, guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan fasilitator dan motivator, dan adanya penghargaan untuk tim yang memiliki skor tertinggi. Menurut Robert E. Slavin 2005:143-146 komponen Student Team Achievement Division STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu: a presentasi kelas; b tim; c kuis; d skor kemajuan individual; e rekognisi tim. 35 a. Presentasi kelas Materi pelajaran pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di kelas. Ini merupakan pegajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar- benar terfokus pada unit Student Team Achievement Division STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis dan skor-skor kuis mereka membantu skor tim mereka. b. Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainya. Pada setiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang tebaik untuk membantu setiap anggotanya. 36 c. Kuis Menurut Isjoni 2013:75 disebut sebagai tahap tes individu yaitu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual, mengenai materi yang telah dibahas. d. Skor kemajuan individu Menurut Isjoni 2013:76 skor individu dihitung berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi setiap kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Perhitungan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuanya. Menurut Slavin 2005:159 perhitungan skor individu seperti terlihat dalam tabel berikut : Tabel 3. Skor Kemajuan Individu Skor Tes Skor Perkembangan Individu a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal b. 10 hingga 1 poin di bawah skor awal c. Skor awal sampai 10 poin di atasnya d. Lebih dari 10 poin di atas skor awal e. Nilai sempurna tidak berdasarkan skor awal 5 10 20 30 30 e. Rekognisi tim Menurut Slavin 2005:160 ada tiga macam tingkatan penghargaan yang didasarkan pada rata-rata skor tim sebagai berikut: Tabel 4. Tingkatan Penghargaan Rata-rata Skor Tim Kriteria rata-rata tim Penghargaan 15 16 17 TIM BAIK TIM SANGAT BAIK TIM SUPER 37 Kriteria ini merupakan satu rangkaian sehingga untuk menjadi Tim Sangat baik sebagaian besar anggota tim harus memiliki skor diatas skor di atas skor awal mereka, dan untuk menjadi Tim Super sebagian besar anggota tim harus memiliki skor setidaknya sepuluh poin diatas skor dasar mereka. Guru diperbolehkan mengubah kriteria ini jika menghendaki. 8. Kompetensi Membuat Saku Passepoille Kata kompetensi biasa diartikan sebagai kecakapan yang memadai untuk melakukan tugasmemiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan Suhaenah Suparno,2001:27. Johnson dalam Suhaenah Suparno 2001:27 kompetensi sebagai perbuatan rasional yang memuaskan untuk memenuhi tujuan dalam kondisi yang diinginkan. Sedangkan menurut Hamzah 2007:78 kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengindikasikan cara-cara berperolaku atau berfikir dalam segala sesuatu dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama. Berdasarkan pendapat para ahli diatas tentang pengertian kompetensi, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas menginterpretasikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan untuk membangun pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman serta pembelajaran yang dilakukan. Pelaksanaan program pendidikan di lembaga Sekolah Menengah Kejuruan, maupun pada lembaga pendidikan kejuruan lainya, pembelajaran pratik, memegang peranan yang sangat penting. Melalui kegiatan pembelajaran praktik, siswa akan dapat menguasai keterampilan kerja 38 secara optimal. Pembelajaran praktek adalah proses belajar mengajar yang menekankan pada kegiatan mengaplikasikan suatu teori dalm kondisi dan situasi yang terbatas seperti di laboratorium. Berdasarkan kurikulum 2013 mata pelajaran dasar teknik menjahit merupakan salah satu mata pelajaran praktek yang ada di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan program studi tata busana. Mata pelajaran dasar teknik menjahit pada semester 2 terdiri dari 9 kompetensi. Salah satu kompetensi dari mata pelajaran dasar teknik menjahit adalah membuat saku passepoille. Menurut Nanie Asri 1993:39 saku adalah bagian dari busana pakaian yang dapat berfungsi sebagai hiasan pakaian dan juga dapat dipakai untuk menempatkan sesuatu benda. Saku memiliki berbagai macam variasi atau model. Ada dua macam saku menurut letaknya yaitu: Saku luar saku tempel dan Saku dalam saku bobok. Saku luar adalah saku yang dijahit pada sisi luar pakaian, sehingga bentuknya terlihat, seolah-olah menempel pada pakaian. Saku luar biasanya diterapkan pada kemeja dengan bentuk segi empat atau segi lima. Menurut Nanie Asri 1993:39 hal-hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan saku luar adalah: a. Arah serat b. Motif Misalnya kain garis berkotak c. Variasi modelnya Saku dalam saku bobok adalah saku yang terletak pada bagian dalam pakaian, bagian luar hanya terlihat lubang atau kelepaknya saja. Saku dalam lebih rumit dan harus memotong bagian busana itu sendiri Nanie Asri,1993:39. Saku dalam dijahit dari sisi dalam pakaian sehingga tidak 39 tampak dari luar. Biasanya yang terlihat adalah lajur atau garis yang merupakan tempat untuk memasukkan tangan. Saku dapat dapat dibuat miring, tegak, sudut atau datar. Ada tiga macam saku dalam bobok yaitu: a. Saku passepoille, yaitu saku yang pada bagian lubangnya selesaikan dengan kumai serong bahan melebar. Biasanya saku passepoille diterapkan pada blus, kemeja, atau celana. b. Saku vest, yaitu saku yang memiliki belahan satu lajur pada bagian mulut, dan dapat ditambahkan tutup. Biasanya diterapkan pada jas, kemeja jaket, dan celana. c. Saku klep, yaitu saku dalam bobok yang pada bagian lubangnya terdapat klep tutup yang diarahkan ke bawah http:kursusjahityogya.blogspot.com201307Saku.html. Menurut Nanie Asri 1993:39 Hal yang harus diperhatikan pada pembuatan saku dalam : a. Mengguntingya harus berhati-hati, jika tidak akan mengakibatkan kesalahan total. b. Harus diperhatikan betul-betul bagian mana dari pakaian itu yang akan diberi saku agar letaknya pas sesuai yang diinginkan. c. Akan lebbih baik jika yang akan diberi saku digaris atau digambar dan setelah itu dikontrol dahulu. d. Jika sudah tepat baru kita kerjakan 40 Adapun langkah-langkah dalam membuat saku passepoille saku dalam adalah sebagai berikut http:youly15blog.wordpress.com20100104langkah- langkah-membuat-saku-pasepoile : a. Menyiapkan bahan yaitu bahan utama, furing dan fiselin. b. Menentukan letak saku pada bahan utama. Panjang lubang yang akan dibuat untuk saku passepoille ditentukan dengan besar tangan orang yang memakainya. c. Membuat kumai serong dengan ukuran panjang dan lebar ditambah kampuh 2cm. Bahan yang digunakan untuk membuat kumai serong sama dengan bahan utama. d. memotong bahan utama untuk lapisan saku. Untuk lapisan dapat disambung atau ditempel pada kain furing. e. memotong kain furing sesuai ukuran. Furing harus sewarna dengan bahan utama. f. Menyambung lapisan pada kain furing. g. kumai serong diberi tanda jahitan, gunakan kapur jahit atau pensil tetapi yang samar samar saja. tanda tersebut berupa persegi pajang dengan ukuran 1 cm x lebar saku. h. Menempelkan kumai serong pada bahan utama bagian baik dan pada bagian buruk ditempel dengan kain furing. i. Jahit sesuai tanda, kemudian potong bagian tengahnya namun pada ujung dipotong menyudut membentuk segitiga. Balik kedalam kemudian dirapikan. j. Jahit ujung saku yaitu pada potongan segitiga. kemudian tindas passepoile dari bagian baik. k. Jahit furing yang ada lapisannya dengan furing pada bahan utama l. mengobras kampuh agar tidak bertiras. 9. Penilaian Hasil Belajar Penilaian merupakan komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sitem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik Djemari,2008:5. 41 Menurut Nana Sudjana 2005:3 penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Proses penilaian meliputi pengumpulan bukti-bukti tentang pencapaian belajar peserta didik Djemari,2008:6. Sedangkan menurut Anas Sudijono 2006:4 penilaian berarti menilai sesuatu. Kemudian menilai itu mengandung arti: mengabil keputusan terhadap terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Penilaian dalam dunia pendidikan merupakan suatu tolak ukur keberhasilan dalam proses belajar. Menurut Nana Sudjana 2005:3 penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar dapat diukur melalui tes yang sering disebut dengan tes prestasi belajar. Tes pada hakikatnya menggali insformasi yang dapat digunakan dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes terencana untuk mengungkap performasi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Kesimpulan dari beberapa definisi dari para ahli diatas, maka penilaian hasil belajar peserta didik sekolah menengah kejuruan adalah suatu proses memberikan keputusan berdasarkan atas kriteria tertentu dan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, penilaian terdiri dari terdiri dari penyusunan alat penilaian, langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik. 42 Penilaian pada Sekolah Menengah Kejuruan dapat dilaksanakan melalui berbagai bentuk antara lain: penilaian unjuk kerja performance, penilaian sikap, penilaian tertulis paper and pencil test, penilaian proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerjakarya peserta didik portfolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian ini digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan memperbaiki proses pembelajaran. 10. Pembelajaran Menggunakan Jobsheet dan Metode Student Team Achievement Division STAD Pada Kompetensi Membuat Saku Passepoille Menurut Robert E. Slavin 2005:147 pembelajaran metode Student Team Achievement Division STAD dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : a. Persiapan 1 Guru menyiapkan materi yang akan diberikan kepada siswa 2 Guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan lima siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda. 3 Menentukan skor nilai dasar yang merupakan nilai rata-rata siswa pada tes yang lalu atau nilai akhir siswa secara individu. 4 Membangun tim yang dimaksudkan agar tidak ada kecanggungan dalam kelompok dan untuk mengenal satu sama lain. b. Tahapan pembelajaran 1 Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran 43 2 Guru mengorganisasi siswa kedalam kelompok-kelompok belajar. 3 Guru memberikan tugas individu c. Evaluasi individu dan penghargaan kelompok Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa mengerjakan kuis, dan dari sinilah guru memberikan skor individu dan skor tim. Bagi kelompok yang memiliki skor paling tinggi berhak mendapatkan penghargaan. Berdasarkan uraian langkah pembelajaran tersebut, penerapan metode pembelajaran Student Team Achievement Division STAD dalam mata pelajaran dasar teknik menjahit membuat saku passepoille di kelas dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Kegiatan pendahuluan 1 Guru mengucap salam 2 Guru mengecek kehadiran siswa 3 Guru memberikan apersepsi pada siswa 4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5 Guru membagi siswa dalam kelompok kecil 5 orang yang bersifat heterogen dan menunjuk satu siswa sebagai ketua pada masing-masing kelompok 6 Guru menjelaskan tujuan pembagian kelompok siswa 7 Guru membagikan jobsheet kepada setiap siswa 8 Guru menyampaikan definisi singkat pelaksanaan pembelajaran dengan media jobsheet menggunakan metode pembelajaran Student Team Achievement Division STAD b. Kegiatan inti 44 1 Sebelum pembelajaran dilanjutkan, guru membagikan soal pretest dan siswa mengerjakan soal pretest 2 Guru menjelaskan kualitas mutu saku passepoille 3 Guru menjelaskan langkah pembuatan saku passepoille sesuai materi pada jobsheet 4 Guru memberikan tugas kelompok pada siswa yaitu membuat saku passepoille 5 Siswa melakukan diskusi dan kerjasama kelompok dalam mengidentifikasi persiapan alat dan bahan serta langkah pembuatan saku passepoille 6 Bersama guru siswa dibimbing dalam menyiapkan alat dan bahan untuk membuat saku passepoille 7 Guru mendemonstrasikan cara menjahit saku passepoille terhadap perwakilan kelompokketua kelompok 8 Siswa bersama kelompoknya secara mandiri menyelesaikan tugas membuat saku passepoille 9 Guru mengawasi kepada setiap kelompok siswa dalam menyelesaikan tugas membuat saku passepoille c. Kegiatan penutup 1 Guru memberi kesimpulan tentang materi pembuatan saku passepoille 2 Guru mengevaluasi ketercapaian materi pembelajaran 3 Guru memberikan skor peningkatan untuk masing-masing kelompok dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang mengerjakan tugas dengan baik dan memiliki poin tertinggi 45 4 Guru memberi umpan balik terhadap tugas kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa 5 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri dan harus dilakukan secara sistematis. Hal ini agar hasil dari pembelajaran tersebut tercapai.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT SAKU VEST SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 JEPARA.

5 47 231

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN SAKU PASSEPOILLE SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH.

2 3 248

PENGARUH METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT AKSESORIS BROS PADA KELAS VII DI SMPN 1 CANDIMULYO MAGELANG.

0 0 15