RENSTRA KEMDIKBUD 2010 - 2014 9
karena masalah yang sifatnya fisik, geografis, atau sosial. Bab IV Bagian kesatu Pasal 5 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa: setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan
sepanjang hayat. Selanjutnya, Pasal 5 juga menyatakan bahwa warga negara di daerah terpencil atau
terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil, warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, danatau sosial, serta warga negara yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus danatau layanan khusus.
1.4.3. Pendidikan Komprehensif melalui Penyelarasan Pendidikan dan Pembudayaan Pendidikan komprehensif atau pendidikan holistik adalah pendidikan yang mengintegrasikan
ilmu pengetahuan, budi pekerti, kreativitas, dan inovasi dalam suatu kesatuan. Pendidikan komprehensif merupakan pendidikan yang mampu mengeksplorasi seluruh potensi peserta
didik yang berupa potensi kekuatan batin, karakter, intelektual dan fisik. Di samping itu potensi tersebut dapat diintegrasikan menjadi kekuatan peserta didik melalui pendidikan
komprehensif. Dalam pendidikan komprehensif terkandung penyelarasan pendidikan dan pembudayaan
serta pendidikan karakter khususnya pendidikan karakter bangsa yang harus ditanamkan sejak pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi. Sementara itu, pada peserta didik yang
mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi mulai ditanamkan pendidikan kewirausahaan entrepreneurship. Gambaran pendidikan komprehensif disajikan pada Gambar 1.1.
1.4.4. Perubahan Fungsi Sekolah Negeri menjadi Sekolah Publik
Pemerintah membangun sekolah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa seperti amanat konstitusi. Oleh karena itu seyogyanya sekolah yang dibangun pemerintah dan
kemudian menjadi ”sekolah negeri” harus berubah fungsi, karena investasi pemerintah tersebut adalah investasi untuk publik. Sekolah-sekolah negeri ke depan harus bergeser
menjadi sekolah publik. Bila sebelumnya sekolah negeri hanya dipakai siswa untuk aktivitas belajar dari siswa sekolah tersebut, ke depan fungsi dan pemanfaatan sekolah negeri harus
ditingkatkan, tidak hanya untuk siswa dari sekolah itu, tetapi pada saat tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan anggota masyarakat
RENSTRA KEMDIKBUD 2010 - 2014 10
dengan ketentuan yang terkendali. Dengan demikian sekolah-sekolah negeri dapat dimanfaatkan seluas-luasnya.
1.4.5. Pergeseran Fungsi Sekolah dari Sisi Pasokan menjadi Sisi Kebutuhan Sekolah yang tadinya berdasarkan sisi pasokan supply oriented bergeser menjadi
berdasarkan kebutuhan demand oriented. Dalam hal ini pemerintah dan penyelenggara pendidikan harus memberikan layanan kebutuhan siswa, pendidik, tenaga kependidikan dan
orang tua. Dengan demikian terjadi pergeseran orientasi yaitu ingin memberikan keterjaminan dalam layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 1.1 Pembangunan Pendidikan Komprehensif Sumber: Materi Presentasi Mendiknas dalam Rembug Nasional 2010
1.4.6. Pengintegrasian Kebudayaan dalam Pendidikan Sebagai bentuk integrasi kebudayaan ke dalam bidang pendidikan diperlukan peningkatan
pelayanan kebudayaan melalui: a.
pengayaan bahan pustaka bidang kebudayaan di bidang pendidikan; b.
pembenahan bahan pembelajaran sejarah dan kebudayaan di bidang pendidikan; c.
pemenuhan media pembelajaran dan apresiasi peserta didik dalam kesenian Indonesia; d.
penguatan kurikulum bidang kebudayaan dalam pembelajaran sejarahPPKN; e.
peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam bidang kebudayaan. Untuk memperkuat integrasi fungsi kebudayaan dalam pendidikan perlu penguatan budaya
di masyarakat melalui pemberian fasilitasi sarana untuk sanggarkomunitas adatsasana sarasehan, pemberdayaan lembaga kepercayaan dan komunitas adat sebagai upaya untuk
menguatkan kantong-kantong budaya di daerah, kegiatan berupa pemberian fasilitasi
PAUD PD
PT PM
Pendidikan KARAKTER
BANGSA Pendidikan
KEWIRA USAHAAN
C ER
D A
S
K O
M PE
TI TI
F
-Social Enterprenuer -Business Enterpr.
-Gov’t Enterpreneur
8 PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini
PD: Pendidikan Dasar PM: Pendidikan Menengah
PT: Pendidikan Tinggi
RENSTRA KEMDIKBUD 2010 - 2014 11
dahulu belum mempunyai standar dan kriteria yang jelas, untuk itu diperlukan pembuatan POS dan akreditasi dari lembaga kepercayaan dan komunitas adat yang akan difasilitasi.
1.4.7 Pergeseran Fungsi Kebudayaan dari Tontonan menjadi Tuntunan Kebudayaan lebih banyak tampil dan dipahami sebagai tontonan, semestinya kebudayaan
untuk membangun manusia Indonesia yang berjati diri dan berkarakter sehingga fungsi kebudayaan mengarah pada kemandirian, gotong royong, toleransi sebagai wujud tuntunan
dalam berbangsa dan bernegara. Untuk mengembalikan kebudayaan sebagai tuntunan dilakukan dengan upaya melalui
penggalian, penanaman dan penguatan nilaifilosofimakna kearifan lokal dalam masyarakat sehingga dapat dipetik manfaatnya.
1.4.8 Pengelolaan Kebudayaan secara Integratif Multisektor Pengelolaan kebudayaan tidak lagi menjadi domain sektor kebudayaan saja, tetapi perlu
melibatkan sektor yang lain. Lingkup pengelolaan kebudayaan yang semula hanya dalam ruang yang sempit seperti candi, masjid atau bangunan kuno dan lainnya tetapi lingkupnya
meluas dalam satu kawasan yang di dalamnya termasuk manusia, lingkungan, nilai dan tinggalan budaya itu sendiri.
Untuk itu pengelolaan budaya yang berbasis pada pelestarian harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan baik dari kementerian internal dan primer dan lembaga terkait
lainnya eksternal dan sekunder.
1.5 Landasan Hukum