Blok II dan Blok III
54 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013
CD EFGFHF I
y
F IJ
E D
rin
J K
it
D
m uk
F I
F KFGFH
L F M F
N LF M F
up
F H
t
D LE D O
ut l
DO
i
H
tin
J J
i
K FLP
up
FH
m
F Q
sim um
R C
D
m un
J
kin
F I
K
i
E D OF
O
k
F I
up
F H
y
F IJ
K
i
O F S
FL Q
F I
p
D
ru
EFHFF I
O
uk
F I
H F
I
y
F
untuk k
FL S
F
w
F I
pro
K
uksi
K
i
O F T FH
m
F I
K
or
U
p
D
n
J F
w
FEV
t
D
t
FW
i ju
J F
t
D
rm
FEX
k p
D
k
DLY F
l
FP
nny
F
, seperti: mandorpengawas, pekerja administrasi, atau bahkan manajer. Jika jumlah upah yang dibayarkan perusahaan ternyata masih termasuk untuk yang bukan
karyawan produksi di bawah mandorpengawas, maka harus dilakukan pemisahan dan hanya yang dibayarkan kepada karyawan produksi di bawah mandorpengawas saja yang
diisikan ke dalam kuesioner. Ada kemungkinan pula bahwa lebih tingginya rata-rata upah dari upah maksimum dan berubahnya rata-rata upah lebih dari 20 disebabkan adanya
upah lembur, insentif, dan sejenisnya. Jika demikian halnya, sebaiknya diyakinkan kebenarannya dan jika perlu jelaskan di Blok Catatan.
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah tidak konsistennya responden dalam menentukan jumlah tenaga kerja, jumlah upah, atau periode pembayarannya. Misalkan
untuk perusahaan dengan sistem pembayaran 2 mingguan, tetapi oleh karena sesuatu hal pembayaran upahnya dilakukan dengan cara membagi 2 kelompok pekerja yang dengan
demikian perusahaan membayar pekerjanya setiap seminggu sekali untuk masing-masing kelompok secara bergantian. Kadang-kadang perusahaan semacam ini sulit untuk
melaporkan data upahnya sehingga memungkinkan tidak konsistennya pelaporan rata- rata upahnya. Hal demikian seharusnya tidak boleh terjadi. Jika hal ini terjadi, BPS
KabupatenKota harus mendatangi perusahaan yang bersangkutan untuk klarifikasi guna mendapatkan isian yang konsisten. Khusus untuk kasus semacam ini, perusahaan dapat
mengisi lebih dari satu kolom yang disediakan di Blok IV, meskipun sistem pembayarannya sama tetapi berbeda periode pembayaran upahnya.