berhampiran dengan sungai Banyuputih, yang terkontaminasi oleh air dari Danau Kawah Ijen. Air sungai itu secara purata mengandung kadar fluor sebanyak 9.5
mgl. Air di daerah gunung berapi sememangnya cenderung mengandung kadar fluor yang lebih tinggi.
Berdasarkan data.data yang telah dikumpulkan penelitian yang terdahulu dan kenyataan yang telah disebutkan,jelas menunjukkan bahawa kadar fluor yang
tinggi didalam air minum mempunyai banyak efek samping terutamanya dalam jangka masa panjang. Kadar fluor yang rendah juga bermasalah karena
menyebabkan peningkatan prevalensi karies gigi. Atas alasan ini,peneliti tertarik untuk mengukur kadar fluor didalam air minum isi ulang di Kecamatan Medan
Selayang, Medan untuk menentukan adakah kadarnya dalam batas normal atau tidak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,masalah.masalah yang ingin digali dalam penelitian ini adalah:
1. Berapakah kadar fluor didalam air minum isi ulang di Kecamatan Medan Selayang, Medan, adakah dalam batas yang aman?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Secara umumnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fluor didalam air minum isi ulang di Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2011.
1.3.2 Tujuan Khusus
Secara khusus,penelitian ini dapat: 1. Mengukur kadar fluor dalam sampel air minum isi ulang di Kecamatan
Medan Selayang. 2. Menentukan apakah kadar fluor dari sampel air minum isi ulang
berada dalam batas normal atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Medan dan dinas terkait 2. Dengan penyuluhan, masyarakat dapat mengetahui kesan jangka masa
panjang akibat fluor yang berlebihan didalam air minum dan melakukan pencegahan untuk mempertahankan kesehatan tubuh.
3. Bahan masukan kepada dokter gigi yang dapat digunakan sebagai dasar pengobatan dan edukasi sama ada di praktek mahupun di bagian
penyuluhan kesehatan masyarakat. 4. Dapat digunakan oleh bidang penelitian dan pendidikan untuk membantu
penelitian lanjutan dan memperkembangkan ilmu pengetahuan lainnya. 5. Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai kajian tulis ilmiah
yang dilakukan serta menimba pengalaman melakukan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TI JAUA PUSTAKA
2.1 Air Minum 2.1.1 Definisi air minum
Berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 MENKES PER IV 2010 tentang persyaratan kualitas air minum,dalam pasal
1 telah memberikan definisi air minum yaitu air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Depkes 2010 telah menetapkan persyaratan kualitas air minum dengan menetapkan parameter wajib dan parameter tambahan. Namun
hanya parameter wajib bagi air minum sahaja yang dinyatakan disini. Parameter Wajib
No. Jenis Parameter Satuan
Kadar maksimum yang
diperbolehkan 1.
Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan
a.Parameter mikrobiologi 1 E.Coli
Jumlah per 100ml sampel
2 Total Bakteri Koliform Jumlah per 100
mml sampel b.Kimia an.organik
1 Arsen mgl
0.01 2Fluorida
mgl 1.5
3Total Kromium mgl
0.05 4Kadmium
mgl 0.003
5Nitrit,sebagai NO
2.
mgl 3
Universitas Sumatera Utara
6Nitrat,sebagai NO
3.
mgl 50
7Sianida mgl
0.07 8Selenium
mgl 0.01
2 Parameter yang tidank langsung
berhubungan dengan kesehatan a.Parameter Fisik
1Bau Tidak berbau
2Warna TCU
15 3Total zar padat terlarut
mgl 500
4Kekeruhan NTU
5 5Rasa
Tidak berasa 6Suhu
° C Suhu udara ±3
b.Parameter Kimiawi 1Aluminium
mgl 0.2
2Besi mgl
0.3 3Kesadahan
mgl 500
4Khlorida mgl
250 5Mangan
mgl 0.4
6Ph 6.5.8.5
7Seng mgl
3 8Sulfat
mgl 250
9Tembaga mgl
2 10Amonia
mgl 1.5
Tabel 2.1 Parameter Wajib Pada Persyaratan Kualitas Air Minum Menurut Depkes 2010 air minum aman bagi kesehatan apabila
memenuhi persyaratan fisika,mikrobiologis,kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam paremeter wajib dan parameter tambahan. Dalam pasal 4 peraturan
diatas,telah ditetapkan bahawa untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan pengawasan kualitas air minum secara.
Universitas Sumatera Utara
eksternal dan secara internal. Jadi pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupatenKota
atau oleh KKP khusus untuk wilayah kerja KKP. Pengawasan kualitas air minum secara internal pula merupakan pengawasan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut.
2.2 Fluor 2.2.1 Definisi Fluor