Hirarki Perkotaan Kota dan Daerah di Belakangnya

2.4.3. Hirarki Perkotaan

Hirarki perkotaan adalah menggambarkan jenjang fungsi perkotaan sebagai akibat perbedaan jumlah, jenis dan kualitas dari fasilitas yang tersedia di kota tersebut. Atas dasar perbedaan itu maka volume dan keragaman pelayanan yang dapat diberikan masing-masing jenis fasilitas juga berbeda. Perbedaan fungsi ini umumnya terkait langsung dengan perbedaan besarnya kota jumlah penduduk. Perbedaan fungsi ini juga sekaligus menggambarkan perbedaan luas pengaruh atau wilayah belakang dari kota tersebut. Dengan demikian ada kota yang menjalankan banyak fungsi sekaligus dengan kualitas pelayanan yang tinggi dan ada kota yang hanya menjalankan beberapa fungsi saja dengan kualitas yang kurang memadai. Sejalan dengan itu, ada kota yang wilayah pengaruhnya cukup luas bahkan juga termasuk kota-kota yang lebih kecil di sekitarnya dan ada kota yang pengaruhnya hanya beberapa desa di sekitarnya saja. Hirarki perkotaan seringkali sudah tercipta secara alamiah mekanisme pasar, akan tetapi bisa juga dimodifikasidirubah sebagai akibat keputusan pemerintah. Misalnya sebuah kota kecil yang diputuskan pemerintah menjadi ibukota kabupaten, secara perlahan akan menaikkan hirarki dari kota tersebut, apabila keputusan itu direspon oleh masyarakat pasar. Hirarki perkotaan sangat perlu diperhatikan dalam perencanaan wilayah karena menyangkut fungsi yang ingin diarahkan untuk masing- masing kota. Terlaksananya fungsi itu berkaitan dengan fasilitas kepentingan umum yang akan dibangun di masing-masing kota. Banyaknya fasilitas yang harus tersedia di Universitas Sumatera Utara masing-masing kota harus sejalan dengan luas pengaruh kota tersebut, atau jumlah penduduk yang diperkirakan akan memanfaatkan fasilitas tersebut. Didalam suatu wilayah, kota orde tertinggi diberi ranking-I. Penentuan orde sangat terkait dengan luas wilayah analisis. Bagi Indonesia, Jakarta adalah kota orde-I. Bagi propinsi Sumatera Utara, Medan adalah kota orde–I. Bagi sebuah kabupaten kemungkinan besar ibukota kabupaten itu yang menjadi orde-I, seandainya ibukota itu adalah kota terbesar di kabupaten tersebut. Untuk kepentingan perencanaan wilayah, maka setiap kota di sesuatu wilayah harus ditetapkan ordenya. Orde itu ditetapkan berdasarkan kondisi riel di lapangan ataupun karena adanya keinginan untuk merubah orde sesuatu kota. Orde suatu kota bisa dirubah secara bertahap dengan merencanakan penambahan berbagai fasilitas di kota tersebut, dimana masyarakat diperkirakan akan mau memanfaatkan fasilitas tersebut sebagaimana mestinya direspon oleh pasar.

2.4.4. Kota Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah