b. Pada ekstraktor Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung
dengan udara ruangan. Maka akan terjadi perpindahan panas dari pelarut panas di dalam pipa ke ruangan. Akibatnya suhu di dalam Soxhlet tidak
merata. Sedangkan pada ekstraktor Butt, pelarut seluruhnya dilindungi oleh jaket uap yang mencegah perpindahan panas pelarut ke udara dalam
ruangan [2]. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi padat-cair, antara lain:
1. Ukuran partikel Ukuran partikel yang kecil dapat mempercepat operasi, hal ini disebabkan
partikel yang kecil memberikan luas permukaan perpindahan massa yang semakin besar, sehingga proses pelarutan dan difusi semakin mudah. Bila
ukuran partikel terlalu kecil kemungkinan pengotoran larutan akan semakin besar.
2. Pelarut Semakin besar jumlah pelarut, hasil yang diperoleh semakin banyak. Hal ini
disebabkan distribusi partikel dalam pelarut semakin besar, sehingga memperluas permukaan kontak. Semakin besar perbedaan konsentrasi
komponen terlarut dalam pelarut, maka difusi akan semakin mudah berlangsung.
3. Waktu Waktu operasi dapat mempengaruhi kadar hasil yang diperoleh. Semakin
lama berarti jumlah sirkulasi semakin banyak. Hal ini mempunyai batasan sampai kondisi yang optimum [3].
2.4 ESTERIFIKASI
Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester. Esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Katalis-katalis yang
cocok adalah zat berkarakter asam kuat, dan karena ini, asam sulfat, asam sulfonat organik atau resin penukar kation asam kuat merupakan katalis-katalis yang biasa
terpilih dalam praktek industrial [23]. Untuk mendorong agar reaksi bisa berlangsung ke konversi yang sempurna pada temperatur rendah misalnya paling
tinggi 120 C, reaktan metanol harus ditambahkan dalam jumlah yang sangat
Universitas Sumatera Utara
berlebih biasanya lebih besar dari 10 kali nisbah stoikiometrik dan air produk ikutan reaksi harus disingkirkan dari fasa reaksi, yaitu fasa minyak. Melalui
kombinasi-kombinasi yang tepat dari kondisi-kondisi reaksi dan metode penyingkiran air, konversi sempurna asam-asam lemak ke ester metilnya dapat
dituntaskan dalam waktu 1 sampai beberapa jam. Reaksi esterifikasi dari asam lemak menjadi metil ester adalah :
RCOOH + CH
3
OH RCOOH
3
+ H
2
O Asam Lemak Metanol Metil Ester Air
Esterifikasi biasa dilakukan untuk membuat biodiesel dari minyak berkadar asam lemak bebas tinggi berangka-
asam ≥ 5 mg-KOHg. Pada tahap ini, asam lemak bebas akan dikonversikan menjadi metil ester. Tahap esterifikasi
biasa diikuti dengan tahap transesterfikasi. Namun sebelum produk esterifikasi diumpankan ke tahap transesterifikasi, air dan bagian terbesar katalis asam yang
dikandungnya harus disingkirkan terlebih dahulu.
2.5 TRANSESTERIFIKASI
Transesterifikasi biasa disebut dengan alkoholisis adalah tahap konversi dari trigliserida minyak nabati menjadi alkil ester, melalui reaksi dengan
alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol. Di antara alkohol- alkohol monohidrik yang menjadi kandidat sumberpemasok gugus alkil, metanol
adalah yang paling umum digunakan, karena harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi sehingga reaksi disebut metanolisis. Jadi, di sebagian besar dunia
ini, biodiesel praktis identik dengan ester metil asam-asam lemak
Fatty Acids Metil Ester
, FAME. Reaksi transesterifikasi trigliserida menjadi metil ester adalah :
Universitas Sumatera Utara
Transesterifikasi juga menggunakan katalis dalam reaksinya. Tanpa adanya katalis, konversi yang dihasilkan maksimum namun reaksi berjalan
dengan lambat [14]. Katalis yang biasa digunakan pada reaksi transesterifikasi adalah katalis basa, karena katalis ini dapat mempercepat reaksi.
Produk yang diinginkan dari reaksi transesterifikasi adalah ester metil asam-asam lemak. Terdapat beberapa cara agar kesetimbangan lebih ke arah
produk, yaitu: a. Menambahkan metanol berlebih ke dalam reaksi
b. Memisahkan gliserol c. Menurunkan temperatur reaksi transesterifikasi merupakan reaksi eksoterm
[9].
2.6 ANALISA BIAYA PRODUKSI METIL ESTER