xlv e.
Memiliki minat dalam bidang kebudayaan, Ilmu Pengetahuan, Teknologi serta rekreasi.
49
E. Bahan Pustaka
Koleksi bahan pustaka yang memadai, baik mengenai jumlah, jenis, dan mutunya, yang tersusun rapih, dengan sistem pengolahan serta kemudahan
akses atau temu kembali informasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan perpustakaan. Oleh sebab itu perpustakaan perlu memiliki koleksi bahan
pustaka yang relatif lengkap sesuai dengan visi, misi, perencanaan strategi, kebijakan dan tujuannya. Koleksi bahan pustaka yang baik adalah dapat
memenuhi selera, keinginan dan kebutuhan pembaca. Kekuatan koleksi bahan pustaka itu merupakan daya tarik bagi pemakai, sehingga makin banyak dan
lengkap koleksi bahan pustaka yang dibaca dan dipinjam, akan semakin ramai perpustakaan dikunjungi masyarakat dan makin tinggi intensitas sirkulasi
buku. Akhirnya makin besar pula proses transfer informasi dan disini perpustakaan berfungsi sebagai media atau alat serta jembatan perantara antara
sumber informasi dan masyarakat pemakai. Dengan demikian maka informasi dan ilmu pengetahuan yang dibaca,
digali, ditemukan di perpustakaan dapat dibagi, diteliti, dikembangkan dan disebarluaskan secara terus menerus tanpa ada habis-habisnya.
50
49
Taslimah Yusuf, Op.Cit., h. 141-142.
50
Sutarno, Op. Cit., h. 109-110
xlvi Menurut Sulistyo-Basuki 1991, bahan pustaka mencakup:
1. Karya cetak atau karya grafis seperti buku, majalah, surat kabar, disertasi
dan laporan. 2.
Karya non cetak atau karya rekam seperti piringan hitam, rekaman audio, kset, dan video.
3. Bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis, dan microopaque serta,
4. Karya dalam bentuk elektronik seperti disket, pita magnetik yang
diasosiasikan dengan komputer. Kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan dikenal dengan istilah koleksi perpustakaan dikenal dengan
koleksi perpustakaan.
51
F. Persepsi Pengunjung Terhadap Layanan Sirkulasi Perpustakaan Umum
Masyarakat kita terdiri atas banyak sekali kelompok, strata sosial, tingkat pendidikan, etnis, suku, kebudayaan, agama dan kepercayaan, adat
istiadat dan masih banyak lagi. Oleh karena itu sikap, pandangan, cara berpikir dan wawasan, dan persepsi terhadap sesuatu juga berbeda. Seperti
disebutkan di atas bahwa keterbatasan informasi, komunikasi, dan respons terhadap perpustakaan tidak sama, maka akibatnya persepsi terhadap
perpustakaan sering tidak sama. Misalnya perpustakaan hanya untuk kalangan tertentu, masuk perpustakaan harus membayar, dan petugas layanan kurang
ramah atau supel dalam melayani pengunjung. Hal-hal itu harus dihilangkan,
51
Yuyu Yulia, Pengadaan Bahan Pustaka Jakarta: Universitas Terbuka, 1999, h. 3
xlvii dan diciptakan atau dikembangkan citra dan persepsi yang benar dan lengkap
tentang perpustakaan bagi semua anggota masyarakat.
52
Perpustakaan akan dinilai baik secara keseluruhan oleh pengguna, jika mampu memberikan layanan terbaik, dan dinilai buruk secara keseluruhan,
jika layanan yang diberikan buruk. Hal itu karena kegiatan layanan merupakan kegiatan yang mempertemukan langsung antara petugas dengan
pengguna perpustakaan, sehingga penilaian pengguna akan muncul ketika kegiatan layanan tersebut dilangsungkan. Layanan yang diberikan kepada
pengguna mencakup koleksi, fasilitas dan jasa perpustakaan. Berkaitan dengan layanan yang diberikan perpustakaan umum, di
kalangan pengguna masyarakat dapat menimbulkan persepsi yang berbeda. Oleh karena itu dalam memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan,
keberadaan koleksi perpustakaan perlu diperbaharui, dimana koleksi yang lama kurang dimanfaatkan lagi oleh pengguna dan diambil dari jajaran
koleksi, selanjutnya dimasukkan atau ditambahkan dengan bahan perpustakaan seperti buku, jurnal, dan basis data yang baru.
Agar pengguna merasa puas, maka layanan sirkulasi perpustakaan harus berkualitas. Karakteristik layanan pengguna yang berkualitas dapat
dilihat dari segi: 1.
Koleksi a.
Kuantitas, berkaitan dengan banyaknya jumlah koleksi yang dimilki oleh perpustakaan.
52
Sutarno, Op. Cit., h. 121-122
xlviii b.
Kualitas, berkaitan dengan mutu, kemutakhiran, kelengkapan koleksi. 2.
Fasilitas a.
Kelengkapan, menyangkut lingkup layanan dan ketersediaan sarana pendukung serta layanan pelengkap lainnya.
b. Kenyamanan memperoleh layanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan,
petunjuk, ketersediaan informasi, kebersihan dan lain-lain. 3.
Sumber daya manusia a.
Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberi layanan, terutama bagi petugas yang berinteraksi langsung dengan pengguna.
b. Tanggung jawab dalam melayani pengguna perpustakaan.
c. Empati, wajar dan adil dalam memecahkan masalah dan menangani
keluhan pengguna perpustakaan. d.
Profesional. Profesionalisme petugas perpustakaan di bagian layanan pengguna tercermin dalam diri petugas yang berjiwa SMART, yaitu
Siap mengutamakan pelayanan, Menyenangkan dan menarik, Antusiasbangga pada profesi, Ramah dan menghargai pengguna jasa,
Tabah ditengah kesulitan Mustafa, 2003. 4.
Layanan perpustakaan a.
Ketepatan waktu layanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses.
b. Akurasi layanan, berkaitan dengan layanan yang meminimalkan
kesalahan.
xlix c.
Kemudahan mendapatkan layanan, berkaitan dengan banyaknya petugas yang melayani, fasilitas pendukung seperti komputer.
53
Masih banyak anggota masyarakat yang belum terlayani karena luasnya wilayah dan terbatasnya sarana dan prasarana perpustakaan sehingga
pelayanan perpustakaan belum optimal. Namun peran Perpustakaan Umum menjadi nyata, apabila didukung dengan berbagai jenis koleksi bacaan yang
memadai dan pustakawan yang kreatif serta dana yang memadai. Layanan Perpustakaan Umum yang independen memerlukan penggabungan atau
kerjasama antar perpustakaan agar kekurangan perpustakaan masing-masing dapat teratasi. Misalnya mengadakan kerjasama pengadaan koleksi dan
pengelolaannya, serta melatih tenaga pustakawan agar berkemampuan dan berpengalaman dalam mengelola perpustakaan dan masih banyak kegiatan
yang dapat dikembangkan untuk kerjasama agar dana yang terbatas bisa teratasi bersama dan sebagai salah satu upaya penghematan dan pemanfaatan
dana secara efisien. Untuk memenuhi kebutuhan informasi oleh para pemakai perpustakaan,
maka pustakawan harus mampu menilai kondisi pemakainya. Hal itu dapat dilihat dari tingkat pendidikan, mata pencaharian, usia rata-rata, jenis
kelamin, agama dan budayanya.
54
Secara fungsional, jasa layanan yang diberikan oleh perpustakaan umum berhubungan langsung dengan masyarakat luas.
Menyangkut masalah persepsi pengunjungpemakai terhadap layanan perpustakaan umum dapat menyangkut masalah:
53
F. Rahayuningsih, Op.Cit., h. 85-87.
54
Taslimah Yusuf, Op.Cit., h. 22-23.
l 1.
Pendekatan koordinasi layanan perpustakaan umum Kesamaan paham dalam mempersepsi fungsi dan posisi
perpustakaan umum bagi masyarakat luas di antara para pengelolanya sangat penting dan merupakan kunci bagi keberhasilan peningkatan
layanan informasi di perpustakaan ini. Dalam pendekatan ini perlu ditemukan suatu rumusan sekaligus
kesempatan antarpengelola perpustakaan
umum tentang
tindakan untuk
mengetengahkan perpustakaan umum ke dalam arena kehidupan masyarakat. Apa yang
perlu disajikan, bagaimana cara menyajikannya, siapa-siapa saja yang terkait dan berkepentingan, kondisi dan momen yang bagaimana yang
perlu diperhitungkan. 2.
Pendekatan kelembagaan pembinaan layanan sirkulasi Hal ini beranjak pada realita program dan gerak langkah
operasional layanan perpustakaan, secara makro perlu dijadikan titik tolak bertindak bagi para pengelola perpustakaan umum dalam membuat titik
temu dengan lembaga penaung dan sub-sistem yang lainnya, merupakan fokus dalam konteks pendekatannya.
3. Pendekatan kemitraan pelayanan perpustakaan umum
Melalui konsep kemitraan ini, pihak perpustakaan dapat meminta jasa lembaga dan perorangan tersebut untuk memanfaatkan kewenangan
dan pengaruhnya agar masyarakat luas dapat “melek” dan mau menggunakan jasa layanan informasi perpustakaan.
li 4.
Koordinasi penataan dan penyeimbangan layanan dan sumber-sumber informasi
Artinya, secara
fungsional perpustakaan
umum mampu
memenuhi, merespon, menopang, dan mengembangkan dinamika kehidupan masyarakat secara optimal. Dengan demikian, dapat
memperkuat posisi layanan yang dipercayakan kepada masing-masing perpustakaan umum.
5. Koordinasi strategi operasi layanan sirkulasi perpustakaan
Berkaitan dengan konsep informasi layanan perpustakaan umum, perlu dibuat network sistem layanan yang perlu diinformasikan
kepadamasyarakat luas. Masyarakat yang dilayani perlu mengetahui dengan pasti di bidang apa, kapan, dan di mana saja layanan informasi
dapat diperoleh dalam sistem layanan informasi perpustakaan umum. 6.
Pembinaan personil dan pengembangan kualitas layanan sirkulasi Kondisi personil perpustakaan, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, merupakan kunci utama bagi keberhasilan layanan informasi di perpustakaan umum. Karena itu, dalam meningkatkan kualitas layanan
ini, program pembinaan personil perpustakaan sangat diperlukan. Selain itu, perlu juga mengantisipasi dinamika layanan perpustakaan umum
dalam upaya merespon dan mengakomodasi kehidupan masyarakat yang terus menerus berubah dan berkembang.
55
55
E. Koswara Ed, Dinamika Informasi Dalam Era Global Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998, h. 131-134.
lii
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN UMUM KOTAMADYA
JAKARTA PUSAT
A. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat