Objek Penelitian Metode Penelitian

12 BAB IV, ANALISIS PRAKTEK PENGUPAHAN OUTSOURCING PT. PERMATA INDONESIA PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM Berisi tentang analisis sistem kontrak tenaga kerja dalam perspektif ekonomi Islam dan praktek pengupahan PT. Permata Indonesia perspektif ekonomi Islam BAB V, PENUTUP Dalam bab terakhir ini penulis membuat kesimpulan dari uraian-uraian juga penjelasan yang sudah disajikan pada bab-bab terdahulu dan selanjutnya memberikan saran-saran yang dapat penulis sampaikan yang sekiranya berguna dan bermanfaat bagi para pembaca dan kepada PT. Permata Indonesia. 14 Dalam kitab-kitab fiqh kata ujrah selalu diartikan sebagai sewa menyewa. Sebenarnya antara sewa dan upah mempunyai perbedaan makna operasional, sewa biasanya digunakan untuk benda, seperti, seorang mahasiswa menyewa kamar untuk tempat tinggal selama kuliah, sedangkan upah digunakan untuk tenaga, seperti, para karyawan kerja di pabrik dibayar gajinya upahnya satu kali dalam seminggu. Di Indonesia kata ujrah sendiri lebih dikenal dengan istilah upah, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa yang dimaksud dengan upah ialah uang dan lain sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu. 4 Dalam Ensiklopedia Indonesia disebutkan pula bahwa yang dimaksud dengan upah ialah pembayaran yang diterima oleh buruh untuk jasa-jasa yang telah diberikannya. 5 Menurut pernyataan Professor Benham sebagaimana yang dikutif dalam bukunya Afzalurrahman: upah dapat didefinisikan dengan sejumlah uang yang dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan kepada seorang pekerja atas jasanya sesuai perjanjian. 6 Sedangkan menurut terminologi para ulama berbeda-beda dalam memberikan definisi walaupun memiliki makna yang saling berdekatan. 7 Ulama Mazhab Hanafiyah, mendefinisikan ijarah sebagai transaksi terhadap suatu 4 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, cet 1, h. 994 5 Hasan Syadily, Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru, 1984, cet 6, h. 3718 6 Afzalurrahman, Doktrin EkonomiIislam Jilid 2, Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995, h. 361 7 AH. Azharudin Lathif, Fiqh Muamalah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, cet 1., h. 120 15 manfaat dengan imbalan”. Ulama Mazhab Syafi’i mendefisinikannya dengan ”Transaksi terhadap manfaat yang dituju, tertentu, bersifat bisa dimanfaatkan dengan suatu imbalan tertentu”. Sedangkan Ulama Mazhab Maliki dan Hanbali mendefisinikannya dengan, ”Pemilikan manfaat sesuatu yang dibolehkan dalam waktu tertentu dengan suatu imbalan.” 8 Manfaat yang dimaksud dalam pengertian ijarah di atas memilki beberapa penjelasan. Manfaat terkadang berbentuk manfaat barang, seperti rumah untuk ditempati atau mobil untuk dikendarai, terkadang berbentuk karya, seperti karya seorang insinyur, tukang tenun, tukang pewarna, penjahit dan binatu. Juga terkadang berbentuk sebagai kerja pribadi seseorang yang mencurahkan tenaga seperti buruh dan para pekerja. 9

B. Landasan Hukum Upah Perspektif Ekonomi Islam

Para Ulama fiqh mengatakan bahwa yang menjadikan dasar-dasar hukum atau rujukan ujrah adalah Al-Quran, Al-Sunnah dan Ijma. 1. Dasar hukum ujrah dalam Al-Quran adalah: a. Firman Allah, 8 M. Ali Hasan, Berbagai Transaksi Dalam Islam Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, cet ke II, h. 227-228 9 Sayyid Sabiq, Fikh Sunah, Alih Bahasa oleh H. Kamaluddin A. Marjuki, h. 15