Perkembangan Ekonomi HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perkembangan Ekonomi

Perekonomian global masih menunjukkan perlambatan yang lebih dalam sebagaimana tercermin dari perkiraan merosotnya perekonomian negara-negara maju yang lebih besar dari perkiraan semula. Kondisi pasar keuangan global juga masih rapuh dengan banyaknya laporan kerugian lembaga keuangan dunia. Hal tersebut memberikan dampak negatif bagi perkembangan ekonomi di kawasan, terutama bagi negara-negara yang mengandalkan ekspor ke negara maju, termasuk Indonesia. Sementara itu, keketatan likuiditas global masih terus berlangsung dan diikuti oleh meningkatnya persepsi risiko emerging market. Tekanan pada perekonomian domestik akan mengakibatkan menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2008 dan 2009. Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun 2009 akan tumbuh sekitar 4. Pertumbuhan ini memiliki risiko bias ke bawah apabila ekonomi global semakin memburuk. Sumber pelemahan pertumbuhan ekonomi di tahun 2009 terutama pada kinerja ekspor yang erat kaitannya dengan perkembangan kondisi global. Sementara itu, penopang utama pertumbuhan ekonomi akan tertuju pada permintaan domestik, yang dipacu oleh kebijakan moneter yang longgar dan berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung daya beli masyarakat serta berbagai stimulus fiskal yang akan menggerakkan berbagai sektor penting dalam perekonomian. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Sejalan dengan melemahnya perekonomian global dan masih rendahnya harga-harga komoditas di pasar internasional, tekanan inflasi Indonesia ke depan cenderung menurun. Dari sisi domestik rendahnya tekanan inflasi didukung oleh kecukupan pasokan barang kebutuhan pokok dan minimnya tekanan harga dari kelompok barang-barang yang diatur pemerintah administered price. Inflasi pada bulan Februari 2009 tercatat cukup rendah, yaitu sebesar 0,21 mtm, jauh di bawah rata-rata historisnya. Dengan perkembangan tersebut, prakiraan inflasi tahun 2009 akan mendekati batas bawah kisaran proyeksi 5-7. Di sisi lain, perkembangan nilai tukar rupiah selama Februari 2009 secara rata-rata tertekan terhadap dolar Amerika. Hal tersebut terutama disebabkan oleh sentimen negatif akibat perkembangan faktor eksternal yang kurang kondusif, seperti pertumbuhan ekonomi global yang turun tajam, serta pengumuman kerugian yang meningkat yang dialami lembaga keuangan internasional. Sementara dari sisi domestik, perkembangan ekonomi relatif masih stabil dan kondisi fundamental masih mendukung. Menyikapi perkembangan tersebut, Bank Indonesia akan tetap melakukan berbagai upaya stabilisasi untuk menjaga agar gejolak nilai tukar tidak berlebihan. Di tengah kondisi perekonomian global yang kian memburuk, serta seiring dengan melemahnya tekanan inflasi, Bank Indonesia tetap mengarahkan perhatian pada upaya menjaga pertumbuhan ekonomi. Berbagai kebijakan moneter Bank Indonesia ditempuh dalam rangka mendukung bangkitnya sektor riil guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Berbagai kebijakan tersebut dilakukan dengan tetap menjaga kestabilan harga dan kestabilan makro ekonomi serta sistem keuangan dalam jangka pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara menengah. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 4 Maret 2009 memutuskan untuk menurunkan kembali BI Rate sebesar 50 basis poin dari 8,25 menjadi 7,75. Penurunan tersebut merupakan penurunan keempat sejak Desember 2008. Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan penggunaan seluruh instrumen kebijakan moneter yang ada untuk menjaga kestabilan harga dan nilai tukar yang akan mendukung perkembangan ekonomi. Pelonggaran kebijakan moneter telah direspons positif oleh perkembangan di pasar uang antar bank yang secara rata-rata bergerak di sekitar BI Rate. Penurunan BI Rate juga mulai diikuti oleh penurunan suku bunga deposito pada Januari 2009 sejalan dengan membaiknya persepsi risiko. Kebijakan moneter tersebut diharapkan dapat mendorong perbankan menyalurkan kredit ke sektor-sektor yang produktif, dengan tetap mengedepankan kehati-hatian prudent. Dengan demikian perekonomian Indonesia akan mampu bertahan di tengah gelombang krisis global. Kondisi perbankan nasional sampai saat ini cukup stabil, seperti tercermin dari perkembangan berbagai indikator keuangan dan kesehatan bank. Kondisi likuiditas perbankan, termasuk aliran likuiditas dalam pasar uang antar bank, mulai mengalami perbaikan dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu. Namun demikian, Bank Indonesia tetap mencermati kecenderungan meningkatnya risiko kredit yang berpotensi meningkatkan NPL dalam industri perbankan. Ke depan, Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan yang mendukung perkembangan ekonomi dengan tetap mengedepankan stabilitas makro ekonomi serta sistem keuangan. Apabila tekanan inflasi terus cenderung menurun, ruang bagi pelonggaran kebijakan pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara moneter masih terbuka. Upaya pelonggaran moneter akan didukung oleh langkah- langkah lain berupa penguatan sektor keuangan, termasuk peningkatan sistem pengawasan perbankan dan efektivitas serta efisiensi sistem pembayaran. Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan tercipta optimisme kegiatan dunia usaha yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Tren penurunan inflasi telah berlangsung sejak triwulan terakhir 2008. Pada Februari 2009 inflasi tercatat sebesar 8,60 yoy, turun dibandingkan dengan Januari 2009 sebesar 9,17 yoy. Level inflasi tersebut telah jauh lebih rendah dari puncaknya pada bulan September 2008 yang mencapai 12,14 yoy. Sementara itu, secara bulanan inflasi Februari 2009 tercatat 0,21 mtm yang berarti jauh lebih rendah dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,65 mtm. Penurunan inflasi tersebut didorong oleh ekspektasi inflasi yang membaik, terjaganya pasokan kebutuhan pokok, serta harga BBM yang lebih rendah. Terkendalinya tekanan inflasi juga didorong oleh perkembangan imported inflation yang menurun sejalan dengan harga komoditas internasional yang lebih rendah tekanan inflasi inti pada Februari 2009 belum menunjukkan perubahan yang berarti, setelah sempat menurun pada Januari 2009. Inflasi inti pada Februari 2009 tercatat sebesar 7,42 yoy atau relatif stabil dibanding dengan bulan Januari 2009 sebesar 7,39 yoy. Secara bulanan, inflasi inti pada Februari 2009 tercatat sebesar 0,68 mtm lebih tinggi dibanding dengan Januari 2009 sebesar 0,44 mtm. Perkembangan faktor interaksi permintaan dan penawaran mengindikasikan minimalnya tekanan kesenjangan output. Sementara itu, tekanan eksternal secara umum dalam tren menurun sejak Agustus tahun 2008 sejalan pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara dengan menurunnya harga-harga komoditas dunia terutama bahan pangan dan minyak. Perkembangan sisi domestik dan eksternal yang seluruhnya mendukung ke arah penurunan tekanan inflasi inti tersebut berdampak pada menurunnya ekspektasi inflasi. Namun demikian, perkembangan terakhir pada Februari 2009 mengindikasikan munculnya kembali tekanan eksternal melalui imported inflation sejalan dengan koreksi harga beberapa komoditas dunia terutama emas dan gula yang tercermin pada harga domestik. Dilihat dari jenis komoditasnya, emas memberikan sumbangan inflasi yang tertinggi yaitu 0,19 setelah mencatatkan kenaikan harga 12 dibanding dengan bulan Januari. Kenaikan harga emas domestik tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga emas internasional yang mencapai sekitar 10 dibanding dengan Januari 2009. Kenaikan harga emas ini tidak terlepas dari kekhawatiran akan resesi global sehingga investor memburu emas sebagai alternatif investasi yang dianggap sebagai safe heaven. Nilai tukar rupiah selama Februari 2009 secara rata-rata mengalami tekanan akibat masih terjadinya arus modal keluar dari portofolio asing. Secara rata-rata, rupiah terdepresiasi sebesar 6,08. Pelemahan rupiah tersebut diikuti fluktuasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Fluktuasi rupiah yang meningkat tercermin dari tingkat volatilitas yang meningkat dari 1,3 pada bulan lalu menjadi 3,17 pada bulan Februari 2009. Semakin memburuknya perekonomian global, meningkatnya kerugian lembaga keuangan dan korporasi, serta polemik stimulus fiskal di Amerika Serikat, pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara menciptakan sentimen negatif terhadap negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain dari faktor eksternal, sentimen negatif juga datang dari faktor domestik, terutama tekait dengan kekhawatiran terhadap kecukupan cadangan devisa dan kewajiban pembayaran utang luar negeri, terutama utang luar negeri swasta yang meningkat. Gejolak pasar keuangan global meningkatkan ‘risk aversion’ terhadap asset emerging market, termasuk rupiah, tercermin dari meningkatnya EMBIG spread serta tertahannya penururunan CDS. EMBIG spread meningkat ke level 677 25 Februari 2009 dari level 658 akhir Januari 2009, sejalan dengan tertekannya bursa saham global. CDS Indonesia selama Februari 2009 sedikit memburuk, dari level 539 pada akhir Januari, menuju level 643 pada Februari 2009. Sementara itu, premi swap sebagai salah satu indikator ekspektasi arah pergerakan rupiah kembali berfluktuasi untuk semua tenor 1,3,6 dan 12 bulan. Penetapan BI Rate tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perlunya stance kebijakan moneter yang memberikan perhatian pada upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan tetap mengawal inflasi dan kestabilan sektor keuangan dalam jangka menengah panjang. Berbagai indikator terkini menunjukkan perkembangan ekonomi global yang lebih suram daripada yang diperkirakan beberapa bulan sebelumnya. Dampaknya semakin terasa di dalam negeri, terutama di sektor-sektor yang terkait dengan perdagangan luar negeri tradables sectors. Ke depan, tekanan inflasi diperkirakan masih akan turun, dan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Untuk tahun 2009 tingkat inflasi diperkirakan semakin mengarah pada batas bawah kisaran perkiraan Bank Indonesia sebesar 5-7. Rendahnya tekanan pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara inflasi disebabkan oleh melemahnya permintaan domestik dan terjaganya ekspektasi inflasi yang didukung oleh terjaganya pasokan kebutuhan pokok dan penurunan harga BBM. Namun demikian risiko inflasi yang bersumber dari depresiasi rupiah dan kenaikan harga beberapa komoditas di pasar global perlu dicermati. Bank Indonesia senantiasa mengoptimalkan penggunaan seluruh instrumen kebijakan moneter yang tersedia, serta melakukan koordinasi dengan pemerintah dalam mencermati perkembangan dan prospek perekonomian global, regional dan domestik untuk mengamankan stabilitas ekonomi jangka menengah. Sejalan dengan aktivitas perekonomian yang melambat, likuiditas perekonomian pada Januari 2009 menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan likuiditas perekonomian itu juga searah dengan pola musimannya yang cenderung turun di awal tahun. Pada Januari 2009, M1 dan M2 turun masing-masing sebesar Rp. 18,9 triliun dan Rp. 24,0 triliun. Namun demikian, apabila dilihat secara tahunan yoy M1 dan M2 pada Januari 2009 mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi daripada bulan sebelumnya. M1 an M2 masing-masing tumbuh sebesar 6,5 yoy dan 17,1 yoy lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan sebesar masing- masing sebesar 1,2 yoy dan 14,6 yoy.

4.2. Perkembangan PDB dan Jumlah Uang Beredar