Pola Komunikasi TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pola Komunikasi

1. Definisi Pola Komunikasi Pola komunikasi merupakan rangkaian dua kata, yang masing-masing mempunyai keterkaitan makna. Oleh sebab itu dibutuhkan penjelasan dari masing-masing kata. Pola dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya bentuk atau sistem. 15 Sedangkan dalam Kamus Ilmiah Populer arti pola diartikan sebagai model, contoh, pedoman rancangan. 16 Makna pola juga dapat diartikancontoh atau cetakan, tetapi dalam bahasan ini makna pola lebih tepat diartikan sebagai bentuk sebagaimana keterkaitan dengan kata yang digandengnya. Adapun definisi komunikasi dapat dilihatd ari dua sudut, yaitu: dari sudut bahasa etimologi dan istilah terminologi. Secara etimologi, kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dengan kata dasar communis yang berarti “sama”. Maksudnya orang yang menyampaikan dan orang yang menerima mempunyai persepsi yang sama tentang apa yang disampaikan. 17 Sedangkan secara terminologi menurut para ahli definisi komunikasi, diantaranya adalah menurut Carl I. Hovland, sebagaimana dikutip oleh Onong Ucjana Effendi, 15 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. h. 885 16 Puis A. Partanto, dan M. Dahlan Al-Bary, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994, h. 605 17 Djamalul Abidin, , Komunikasi dan Bahasa Dakwah. Jakarta: Gema Insani Press, 1996, h. 16 Ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pemebntukan pendapat dan sikap. 18 Menurut Mafri Amir : Pengertian komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Perkataan orang dalam pengertian ini membuktikan bahwa yang melakukan komunikasi adalah manusia. Dengan menyebut orang lain berarti komunikasi tidak harus antara dua orang manusia, tetapi bisa juga sejumlah orang. 19 Everett M. Rogers seorang pakar sosiologi pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa : “ Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. 20 Sedangkan James G. Robbins dan Barbara S. Jones mendefinisikan komunikasi adalah “Suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna, atau perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain, atau suatu pemindahan atau penyampaian informasi, pikiran dan perasaan- perasaan. 21 Hovland, Janis dan Kelly seperti yang dikemukakan oleh Forsdale ahli sosiologi Amerika sebagaimana dikutip oleh Arni Muhammad dalam bukunya Komunikasi 18 Onong Uchajana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya, 2001, h. 9-10 19 Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam.Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, h. 21 20 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : Raja Grafindo Persada,2007, h. 20 21 James G Robbins, dan Barbara S Jones, Komunikasi yang efektif. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1995. h. 1 organisasi mengatakan bahwaa “Communication is the process by which an individual transmits stimuli ussualy verb to modify the behaviaour of the individuals”Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. 22 Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pola komunikasi adalah bentuk atau gambaran bagaimana proses penyampaian pesan dari seseorang komunikator kepada komunikan untuk mengubah tingkah laku komunikan baik yang terjadi secara individu maupun kelompok. Dengan mengetahui gambaran preses komunikasi tersebut kita akan mengetahui pola komunikasi mana yang efektif digunakan dalam pembinaan akhlak di Rumah Yatimd an Dhuafa An-Nur yang melibatkan pengasuh sebagai komunikator dan anak aush sebagai komunikan yang penyampaian pesannay berupa lisan, tulisan ataupun tatap muka. 2. Proses dan Unsur-unsur komunikasi a. Proses komunikasi Proses komunikasi adalah rangkaian kejadianperistiwa atau perbuatan melakukan hubungan, kontak, interakasi satu sama lain berupa penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna. 23 Proses yang efektif adalah apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat diterima langsung dan adanya umpan balik melalui media yang sesuai, sehingga pesan dapat langsung ditangkap oleh komunikan dengan baik. 22 Arni, Muhammad, Komunikasi Organisasi.Jakarta: Bumi Aksara, 2001, h. 2 23 Teuku May Rudy, Komunikasi dan Humas Internasional,Bandung: Refika Aditama, 2005, h.2 BaganSkema Proses Komunikasi 24 Keterangan: Proses komunikasi bermula dari komunikaator yang menyampaikan pesan-pesan melalui saluran atau media yang dirujukan kepada komunikan dan kemudian menimbulkan pengaruh efek yaitu umpan balik feddback. “Encoding” adalah proses penyampaianpengiriman pesan dari komunikator kepada komunikan. Sedangkan proses berikutnya yaitu penerimaanpenyerapan pesan dari komunikator oleh komunikan yang disebut “Decoding” b. Unsur-unsur komunikasi Dalam setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur komponen- komponen sebagai berikut: 1 Komunikator Sender atau pengirim pesanberita Yang dimaksud dengan komunikator adalah seseorangatau sekelompok orang yang merupakan tempat asal pesan, sumber 24 Ibid, h.3 Message 2 Decoding Encoding Saluran Media 3 Komunikator 1 Gangguan + +Hambatan Komunikan 4 Feedback 6 Effect 5 Berita, informasi, atau pengertian yang disampaikan dikomunikasikan atau bisa kita sebut sebagai orang atau pihak yang mengirimmenyanpaikan berita. 2 Pesan atau berita Message Message adalah pesan, informasi atau pengertian dari komunikatoryang penyampaian pesannay disampaikan kepada komunikan Audienskhalayakmelalui penggunaan bahasa atau lambang-lambang. 3 Saluran atau media komunikasi Saluran atau media komunikasi adalah sarana tempat berlalunya simbol-simbillambang-lambang yang mengandung makna berupa pesanpengertian. Saluran atau medium komunikasi tersebut berupa alatsarana yang menyalurkan suara Audio untuk pendenganran, tulisan dan gambar visual untuk penglihatan, bau untuk penciuman, wujud fisik untuk perabaan, dan sebagainya. 4 Komunikan receiver atau penerima pesanberita Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang dituju oleh komunikator pengirimpenyampai pesan, yang menerima pesan-pesan berita, informasi, pengertian berupa lambang- lambang yang mengandung arti atau makna. 5 Efek Effect atau umpan balik Feedback Efek adalah hasil penerimaan pesaninformasi oleh komunikan, pengasuh atau kesan yang timbul setelah komunikan menerima pesan, Efek dapat berlanjut dengan memberikan respon, tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik. Umpan balim feedback adalah atus balik yang berupa tanggapan jawaban dalam rangka proses komunikasi. Umpan balik ini biasanya sangat diharapkan, dalam arti adanya feedback yang menyenangkan, kalau seseorang atau kelompok prang yang melakukan kegiatan komunikasi ini melakukannya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian atau memperoleh kesepakatan bersama. 25 3. Tujuan komunikasi Secara umum Harold D lasswel menyebutkan bahwa tujuan komunikasi ada empat yaitu : a. Social Change, perubahan sosial. Seseorang mengadakan komunikasi dengan orang lain, diharapkan adanay perubahan sosial dalm kehidupannya, seperti halnya kehidupan akahn lebih baik dari sebelum berkomunikasi. 25 Ibid, h. 4-5 b. Attitude Change, Perubahan sikap. Seseorang berkomuniaksi ingin mengadakan perubahan sikap. c. Opinion Change, Perubahan pendapat. Seseorang dalam berkomuniaksi mempunyai harapan untuk mengadakan perubahan pendapat. d. Behaviour Change, Perubahan perilaku. Seseorang berkomunikasi juga ingin mengdakan perubahan. 26 Dari tujuan-tujuan tersebut dapat dimabil kesimpulan bahwa tujuan komunikasi pada intinya adalah untuk mengadakan perubahan dalam hubungan sosial, sikap, pendapat maupun perilaku. 4. Pola-pola komunikasi Ditinjau dari pola yang dilakukan, ada beberpa jenis yang dapat dikemukakan. Para sarjana komunikasi mereka yang tertarik dengan ilmu komunikasi mempunyai pola tipe tersendiri dalam mengamati perilaku komunikasi. Namun semua itu tak perlu dibedakan secara kontradiktif, hanya beberapa penekanan sebab latar belakang dan lingkungan pendukungnya. Joseph A. Devito membagi pola komunikasi menjadi empat, yakni komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik dan komunikasi massa. 27 Guna membedakan pola komunikasi yang berkembang di Indonesia dan lebih ditinjaud ari aspek sosialnya kita akan mencoba membahas beberapa pola komunikasi, antara lain sebagai berikut : 1 Komunikasi Individual a. Komunikasi diri sendiri Interpersoneal Communication Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu, atau proses 26 Roudonah, Ilmu Komunikasi. Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007 27 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, h. 27-28 Berkomunikasi dengan diri sendiri. Dalam proses pengambilan keputusan, sering kali seseorang dihadapkan pada pilihan “ya” atau “tidak”. Keadaan semacam ini membawa seseorang pada situasi dengan diri sendiri, terutama dalam mempertimbangkan untung ruginya suatu keputusan yang akan diambil. 28 Komunikasi dengan diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan kreatifitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri, serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan. Mengembangkan kreativitas imajinasi berarti mencipta sesuatu lewat daya nalar melalui komunikasi dengan diri sendiri. Dengan cara seperti ini seseorang dapat mengetahui keterbatasan- keterbatasan yang dimilikinya, sehingga tahu diri, tahu membawa diri, dan tahu menempatkan diri dalam masyarakat. 29 b. Komunikasi antarpribadi Interpersonal communication Seperti yang diungkapkan De Vito 1976 dan dikutip oleh Alo Liliweri bahwa komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung. 30 Komunikasi antarpribadi yang dimaksud di sini ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace 1979 bahwa 28 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h.32 29 Ibid, h. 50 30 Alo Liliweri, Komunikasi Antapribadi, Bandung : PT Aditya Bakti, 1991, cet ke-1, h. 12 “Interpersonal communication is communication involving two or more people a face to face setting”. 31 Pada hakikatnya komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang paling efektif antara komunikator untuk merubah sikap atau tingkah laku komunikan karena bentuknya dialog dan langsung mendapatkan umpan balik. Komunikasi antarpribadi melibatkan paling sedikit dua orang yang mempunyai sifat, nilai-nilai, pendapat, sikap, pikiran, dan perilaku yang khas dan berbeda-beda. Selain itu, komunikasi antarpribadi melibatkan di antara pelaku dalam komunikasi. Dengan kata lain para pelaku komunikasi saling bertukar informasi, pikiran, gagasan dan lain sebagainya. 32 Komunikasi antarpribadi ini biasa terjadi antara pengasuh dan anak asuh, mungkin khusus dalam masalah yang pribadi, dari situlah pengasuh dapat mengarahkan secara individu dan memberikan nasihat sesuai dengan dasar tujuannya agar anak asuh mengerti dan memahami apa yang disarankan oleh pengasuh. 2. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi dengan sejumlah komunikan, dan karena jumlah komunikan itu menimbulkan 31 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h.32 32 H.A.W Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h.122 konsekuensi jenis ini diklasifikasikan menjadi kelompok kecil dan besar. 33 a. Komunikasi Kelompok Kecil Komunikasi Kelompok Kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Dalam situasi seperti ini, semua anggota bisa berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima. 34 Komunikasi kelompok kecil biasanya terjadi pada kelompok belajar atau diskusi. Dalam komunikasi ini besar kemungkinan setiap individu memiliki kesempatan untuk berpendapat karena jumlah individunya relatif kecil. Seorang anak asuh hanya berada dikelompok yang relatif kecil berbeda dengan kelompok besar, individu- individu dalam kelompok kecil bersifat rasional sehingga setiap pesan yang sampai kepadanya akan di tanggapi secara kritis. Anak asuh dapat memberikan berbagai macam pendapat dan gagasannya, dan pengasuh dapat melihat sejauh mana anak asuh menerima dan mencerna apa yang di komunikasikan pengasuh terhadap anak asuh. b. Komunikasi Kelompok Besar Komunikasi kelompok besar adalah proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh 33 Onong Uchajana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992, h. 8 34 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi , h.33 pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar. Suatu situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok besar jika antara komunikator dan komunikan sukar terjadi komunikasi interpersonal, kecil kemungkinan untuk terjadi dialiog seperti halnya pada komunikasi kelompok kecil. 35 3. Komunikasi Massa Secara sederhana, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Bila sistem komunikasi massa diperbandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal antarpribadi, secara teknis dapat menunjukkan secara pokok dari komunikasi massa menurut Elizabeth-Noelle-Neuman, 1973:92 1. Bersifat tidak langsung artinya harus melewati media tekhnis. 2. Bersifat satu arah artinya tidak ada interaksi antara komunikan. 3. Bersifat terbuka artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas. 4. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar. 36 35 Onong Uchajana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.9 36 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005, h.189 4. Hambatan Komunikasi Problem komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Problem komunikasi menunjukkan adanya masalah yang lebih dalam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim komunikator, transmisi dan penerima komunikan. 37 Hambatan komunikasi secara umum, yang lazim berlangsung dalam masyarakat interaksi dalam kehidupan sehari-hari yaitu : a. Kurang kecakapan berkomunikasi Kurang cakap berbicara terutama didepan umum, kurang cakap menulis atau mengarang, kurang cakap membaca atau mendengarkan. Untuk mengatasi hal ini tidak ada jalan lain kecuali belajar dan berlatih. b. Sikap komunikator yang kurang tepat Sikap yang kurang tepat dapat menghalangi komunikasi, sehingga dalam hal ini diperlukan sikap simpatik, rendah hati, tetapi cukup tegas dan menunjukkan kredibilitasnya. c. Kurangnya pengetahuan Hal kurangnya pengetahuan baik secara umum maupun mengenai bidang tertentu ini bisa berlaku bagi kedua belah pihak, baik bagi komunikator maupun pihak komunikan. Cara mengatasinya adalah apabila salah satu pihak memiliki pengetahuan lebih tinggi maka ia harus berusaha menyelaraskan cara penyampaian pesan atau sebaliknya menanggapi pesan dengan mempertimbangkan taraf pengetahuan lainnya. d. Kurang memahami sistem sosial Bila komunikator kurang memahami sistem sosial atau budaya setempat misal pesantren, pedesaaan, negara lain dan sebagainya maka arah pembicaraannya kurang tepat dan tidak menarik bagi komunikan setempat. e. Syakwasangka prejudice yang tidak berdasar Bagi masyarakat atau orang yang kurang terpelajar, tidak mau membuka diri dan berlapang dada, atau yang sedang saling membenci, akan mudah timbul prasangka yang tidak berdasar kepada rasio pikiran yang sehat. f. Jarak fisik Komunikasi sering menjadi tidak lancar bila jarak antara komunikator dan komunikan terlalu berjauhan. 37 H.A.W Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, h. 100 g. Kesalahan bahasa Sering terjadi salah pengertian atau kesalahan penafsiran yang disebabkan perbedaan arti pemaknaan dari suatu istilah atau kata-kata. Hal ini sering terjadi dalam menggunakan serta menerjemahkan bahasa asing. h. Penyajian yang verbalistis hanya kata-kata melulu Komunikasi cenderung menjadi tidak atau kurang lancar jika komunikator terus-terusan hanya membacakan atau berbicara saja tanpa peragaan atau tanpa gerak tubuh yang memperagakan untuk memberi nuansa kepada pesan yang disampaikan. i. Indera yang rusak Komunikasi jadi tidak lancar jika indera rusak atau indera tidak sehat. Oleh karena itu, agar komunikasi bisa berjalan lancar, maka panca indera kita khususnya pendengaran, pengucapan, dan penglihatan harus tetap dijaga atau dipelihara agar tetap sehat. j. Komunikasi yang berlebihan Komunikasi bisa menjadi tidak lancar dan tidak mencapai tujuannya karena over communication komunikasi yang berlebihan. Misalnya bila terlalu banyak penjelasan, banyak bumbu, kata-kata bersayap, sehingga maksud yang sebenarnya terkandung dan ingin disampaikan menjadi tidak jelas. k. Komunikasi satu arah Komunikasi satu arah acapkali kurang memberikan hasil yang sesuai dengan harapan, karena komunikan tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau saran-sarannya sehingga pesan atau berita yang kurang jelas kurang dimengerti oleh komunikan, bahkan bisa menimbulkan penafsiran yang salah atu kurang tepat. 38

B. Akhlak