E. Proses Pembelian
Proses pembelian yang spesifik dan urutannya terjadi terlihat pada Gambar berikut ini Nugroho, 2005 : 16.
Gambar 2.2 : Proses Pembelian Sumber : Nugroho 2005
Gambar 2.2 menjelaskan konsumen melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian, namun dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen seringkali
melompati atau membalik beberapa tahap ini. Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah, proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya
masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya.
2. Pencarian informasi, seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan
terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. 3.
Evaluasi alternative, kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai
pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
4. Keputusan pembelian, pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi
terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Mengenali
kebutuhan Pencairan
Informasi Evaluasi
Alternatif Keputusan
Pembelian Perilaku pasca
Pembelian
Universitas Sumatera Utara
5. Perilaku sesudah pembelian, sesudah pembelian suatu produk, konsumen akan
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan
produk. Proses pembelian diawali ketika seseorang mendapatkan stimulus pikiran,
tindakan atau motivasi yang mendorong dirinya untuk mempertimbangkan pembelian barang atau jasa tertentu. stimulus bisa berupa hal-hal sebagai berikut :
1. Commercial Cues, yaitu kejadian atau motivasi yang memberikan stimulus bagi
konsumen untuk melakukan pembelian, sebagai hasil usaha promosi perusahaan.
2. Social Cues, adalah stimulus yang didapatkan dari kelompok referensi yang
dijadikan panutan atau acuan oleh seseorang. Kelompok referensi bisa dklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori, di antaranya frekuensi kontak,
sifat keanggotaan, formalitas, dan kemampuan atau kebebasan anggota kelompok untuk memilih.
3. Physical Cues, yakni stimulus yang ditimbulkan karena rasa haus, lapar, lelah,
dan biological cues lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM USAHA
A. Sejarah singkat Usaha
Usaha Tauko Medan merupakan suatu usaha pakaian yang berdiri tahun 2006 terletak di tempat hiburan yang bernama Merdeka Walk. Usaha
yang didirikan oleh 4 orang antara lain : Fathraria, Anggia Muchtar, Rinaldi Rizal dan Ramadhoni Dwipayani ini sengaja terletak di pusat hiburan Merdeka
Walk sangat beralasan, dikarenakan tempat tersebut adalah tempat hiburan yang pastinya selalu dikunjungi khalayak ramai, sehingga dapat mempermudah
untuk memasarkan dan memperkenalkan produk-produk tersebut ke masyarakat luas.
Pada awalnya pendirian usaha ini di dasari karena keinginan pemilik untuk berusaha bersama dengan bermodalkan kreatifitas mereka dalam bidang
industri dengan memberikan barang yang berkualitas dan menonjolkan kota Medan sebagai moto usahanya. Tujuan dari pemilik akan usaha ini adalah
untuk membanggakan atau menunjukkan bahwa anak Medan bangga dengan kota nya sendiri, sehingga apabila masyarakat luar Medan datang ke kota ini,
membeli produk ini, maka masyarakat luar tersebut akan segera mengetahui dan mengerti bahwa kreatifitas anak Medan dan kebanggaan anak Medan akan
kotanya sendiri. Usaha tauko Medan ini tidak saja menjual barang jadi akan tetapi
menerima pesanan tempahan kaos dengan cetakan sablon sesuai permintaan
Universitas Sumatera Utara