Pembinaan Narapidana Pelaksanaan Therapeutic Community Dan Rehabilitasi Terpadu Bagi Narapidana Narkotika Dan Psikotropika Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Dihubungkan Dengan Tujuan Sistem Pemasyarakatan

dicantumkan pada label psikotropika, tidak lengkap dan menyesatkan, diancam dengan ketentuan Pasal 63 ayat 2 huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Di dalam dunia farmasi, juga tidak lepas dengan adanya iklan di dalam pemasarannya, psikotropika hanya dapat diiklankan pada media cetak ilmiah kedokteran danatau media cetak ilmiah farmasi Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Untuk itu materi iklan psikotropika diatur lebih lanjut oleh Menteri Kesehatan. Mengiklankan psikotropika pada media cetak selain media cetak ilmiah kedokteran atau media cetak farmasi diancam dengan ketentuan Pasal 63 ayat 2 huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. M. Tavip : Pelaksanaan Therapeutic Community Dan Rehabilitasi Terpadu Bagi Narapidana Narkotika Dan Psikotropika Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Dihubungkan Dengan Tujuan Sistem Pemasyarakatan, 2009

C. Pembinaan Narapidana

Kegiatan pembinaan narapidana yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan meliputi pendidikan umum kejar Paket A, pendidikan Bahasa Inggris, pendidikan keterampilan, pendidikan agama Islam, Kristen, dan Budha. Pendidikan keagamaan di sesuaikan dengan agama yang dianut oleh masing-masing narapidana. Narapidana yang beragama Islam diadakan pengajian, ceramah, shalat lima waktu, dan shalat jumat berjamaah serta kegiatan berpuasa di bulan Ramadhan. Narapidana yang beragama kristen diadakan kebaktian setiap hari sesuai dengan jadual yang telah ditentukan. Berikut jadual kegiatan agama yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Tabel 1: Jadual Kegiatan Agama Islam di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Tahun 2008 No Waktu Pelaksaanaan Materi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Senin, jam 10.00 – 11.00 WIB Selasa, jam 10.00 – 11.00 WIB Rabu, jam 10.00 – 11.00 WIB Khamis, jam 10.00 – 11.00 WIB Jumat, jam 10.00 – 11.00 WIB Jumat, jam 12.00 – 13.30 WIB Sabtu, jam 10.00 – 11.00 WIB Fiqih Tauhid Tauhid Fiqih Ahklak Khutbah Jumat Qira’tul Sumber Data : Bidang Pembinaan Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Tabel 2: Jadual Kegiatan Agama Kristen di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Tahun 2008 No Waktu Pelaksaanaan Materi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Senin tanggal ganjil, jam 09.00 – 11.00 WIB Senin tanggal genap, jam 09.00 – 11.00 WIB Selasa tanggal ganjil, jam 09.00 – 11.00 WIB Selasa tanggal genap, jam 09.00 – 11.00 WIB Rabu, tanggal ganjil, jam 09.00 – 11.00 WIB Rabu, tanggal genap, jam 09.00 – 11.00 WIB Minggu, jam 09.00 – 11.00 WIB Nyanyian Rohani Khotbah Renungan Nats Bacaan Kesaksian Puji-Pujian DoaBerkah Kebaktian Sumber Data : Bidang Pembinaan Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Selain pembinaan kerohanian agama Islam dan Kristen, terdapat pembinaan kerohanian agama Budha dilaksanakan tiap hari Rabu minggu kedua tiap bulannya. Agar tujuan pembinaan narapidana dapat tercapai, diperlukan pola pembinaan terpadu menuju proses pemasyarakatan. Proses pemasyarakatan bagi narapidana merupakan realisasi dari pembaharuan pidana yang mengandung materi pengakuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia. Proses pembinaan narapidana tersebut meliputi: M. Tavip : Pelaksanaan Therapeutic Community Dan Rehabilitasi Terpadu Bagi Narapidana Narkotika Dan Psikotropika Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Dihubungkan Dengan Tujuan Sistem Pemasyarakatan, 2009 1 Pembinaan awal yang didahului dengan masa pangamatan, penelitian dan pengenalan lingkungan sejak diterima sampai sekurang-kurangnya 13 dari masa pidana. Pada tahap ini dapat direncanakan dan dilakukan usaha pembinaan yang tepat terutama usaha pendidikan berdasarkan hasil penelitian tentang sebab-sebab seseorang melakukan tindak pidana. Keterangan tersebut dapat diperoleh dari keluarga, majikan, teman ataupun petugas yang menangani perkara narapidana tersebut. Tahap ini merupakan tahap maximum security karena pada tahap ini masa karantina dengan pengawasan ketat untuk beberapa hari agar narapidana dapat beradaptasi dengan lingkungan yang tentunya sangat berbeda dengan lingkungan masyarakat di luar Lembaga Pemasyarakatan. 2 Tahapan ini dinamakan medium security dilakukan dengan pembinaan lanjutan diatas 13 dari masa pidana sebenarnya. Pada tahap ini narapidana diberikan tanggungjawab, dibina rasa kepercayaan diri, tata krama, sehingga akan menimbulkan perubahan cara pandang serta sikap dari masyarakat terhadap narapidana. Untuk dapat memasuki tahapan ini, harus berdasarkan penilaian dari Tim Pembinan Pemasyarakatan terhadap sifat, disiplin, dan kepatuhan peraturan tata tertib yang berlaku dalam Lembaga Pemasyarakatan. M. Tavip : Pelaksanaan Therapeutic Community Dan Rehabilitasi Terpadu Bagi Narapidana Narkotika Dan Psikotropika Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Dihubungkan Dengan Tujuan Sistem Pemasyarakatan, 2009 3 Tahapan selanjutnya adalah minimum security yang merupakan tahapan integrasi berupa pembinaan lanjutan diatas ½ sampai sekurang-kurangnya dari masa pidana yang sebenarnya. Pada tahap ini wadah proses pembinaan diperluas dengan diperbolehkannya mengadakan asimilasi dengan masyarakat diluar Lembaga Pemasyarakatan antaralain dengan mengikuti olah raga, pendidikan di sekolah umum, beribadah bersama masyarakat, serta melakukan kerja bakti bersama masyarakat. Akantetapi pelaksanaannya dibawah pengawasan dan bimbingan petugas Lembaga Pemasyarakatan. M. Tavip : Pelaksanaan Therapeutic Community Dan Rehabilitasi Terpadu Bagi Narapidana Narkotika Dan Psikotropika Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Dihubungkan Dengan Tujuan Sistem Pemasyarakatan, 2009 4 Tahapan terakhir adalah integrasi pembinaan lanjutan setelah narapidana menjalani masa pidana diatas 23 sampai selesai masa pidananya, atau sekurang- kurangnya telah menjalani 9 sembilan bulan penjara, maka narapidana dapat diberikan lepas bersyarat jika proses pembinaan berjalan lancar dan baik yang diusulkan oleh Tim Pembina Pemasyarakatan. Pembinaan melalui pendidikan berupa kegiatan yang diberikan dalam bentuk kejar paket A bagi narapidana yang bisa membaca akan tetapi belum lancar, pendidikan bahasa Inggris untuk mahasiswa dan lulusan sekolah menengah umum serta sarjana. Pelajaran keterampilan bahasa Inggris itu dilakukan oleh narapidana itu sendiri sesama narapidana yang pandai berbahasa Inggris. Saat peneliti melakukan penelitian ada seorang narapidana sarjana yang pandai berbahasa Inggris, yang mengajar keterampilan bahasa Inggris, jadual pelaksanaannya disesuaikan dengan kegiatan narapidana yang memberikan pelajaran, akan tetapi untuk administrasi ditetapkan bahwa jadual belajar untuk kelas A adalah Senin, Rabu dan Jumat, sedangkan untuk kelas B adalah hari Selasa, Kamis dan Sabtu dengan waktu dari jam 09.00 WIB – 10.00 WIB. Masing-masing paket tersebut mempunyai siswa sekitar 20 dua puluh orang. Pendidikan umum berupa membaca biasanya juga dilakukan oleh sesama narapidana. Menurut pembina narapidana, pernah didatangkan pengajar dari luar Lembaga Pemasyarakatan, akantetapi disebabkan keterbatasan sarana dan kurangnya minat dari narapidana, pendidikan umum tidak terlaksana dengan baik. Pembinaan narapidana yang dilakukan dengan melibatkan pihak luar, sesuai dengan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995, yaitu: 1 Dalam rangka penyelenggaraan pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan, Menteri dapat mengadakan kerjasama dengan instansi pemerintah terkait, badan-badan kemasyarakatan lainnya, atau perorangan yang kegiatannya seiring dengan penyelenggaraan sistem pemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3. 2 Ketentuan mengenai kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 42 Metode therapeutic community ini dilaksanakan oleh sekelompok orang dengan masalah yang sama, mereka berkumpul untuk saling bantu dalam masalah yang dihadapinya. Dengan kata lain, “man helping man to help himself” seseorang menolong orang lain untuk menolong dirinya. Dalam program therapeutic community kesembuhan diciptakan lewat perubahan persepsipandangan alam the renewal of worldview dan penemuan diri self discovery yang mendorong pertumbuhan dan perubahan growth and change yaitu menolong diri sendiri, dapat dilakukan dengan adanya keyakinan bahwa: 1 Setiap orang bisa berubah. 2 Kelompok bisa mendukung untuk berubah. 3 Setiap individu harus bertanggung jawab. 4 Program terstruktur dapat menyediakan lingkungan aman dan kondusif bagi M. Tavip : Pelaksanaan Therapeutic Community Dan Rehabilitasi Terpadu Bagi Narapidana Narkotika Dan Psikotropika Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Dihubungkan Dengan Tujuan Sistem Pemasyarakatan, 2009 42 Pasal 9 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan perubahan. 5 Adanya partisipasi aktif. Program memberi penekanan kepada 5 lima aspek utama, yaitu : 1 Mental menstruktur kembali pola pikir. 2 Emosi mengendalikan dan menstabilkan emosi. 3 Perilaku mengubah sikap dan perilaku. 4 Rohani menyuburkan rohaniiman. 5 Sosial membina kesiapan untuk kembali ke masyarakat.

D. Pembinaan Narapidana Tindak Pidana Narkotika dan Psikotropika