Dana Bank PENGATURAN GIRO WAJIB MINIMUM DALAM

turun. Cadangan minimum ialah perbandingan antara jumlah alat-alat likuid yang dikuasai dan jumlah kewajiban yang segera dapat ditarik. 78 Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral. Misalnya, pengubahan besaran GWM akan mempengaruhi kemampuan bank umum untuk menciptakan uang giral. 79 Persentase GWM mempengaruhi daya ekspansi kredit. Jika bank sentral menurunkan GWM maka daya ekspansi kredit bank umum akan meningkat, sehingga jumlah uang beredar bertambah. Sebaliknya jika GWM dinaikkan maka daya ekspansi kredit bank umum menurun dan jumlah uang beredar juga berkurang. 80

B. Dana Bank

1. Sumber Dana Bank Bagi sebuah bank, sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan darah dalam tubuh badan usaha dan persoalan paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak dapat berfungsi sama sekali. Menurut Siamat, dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. 81 78 O.P. Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank Nonbank, Bogor Selatan: Penerbit Ghalia Indonesia, 2000, hlm. 28. 79 Mandala Manurung dan Prathama Rahardjo, Op.cit., hlm. 136. 80 Ibid., hlm. 246. 81 Lukman Dendawijaya, Op.cit., hlm. 53. Pamela Romauli Tampubolon : Perubahan Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Dikaitkan Dengan Penyaluran Kredit Bank, 2009 Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Dana dapat pula diperoleh dari modal sendiri untuk membiayai operasinya, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Perolehan dana disesuaikan pula dengan tujuan dari penggunaan dana tersebut. 82 Bank komersial menerima membeli dana-dana yang dipercayakan oleh masyarakat, yaitu yang terdiri dari: 1. Giro 83 ; 2. Deposito berjangka 84 ; 3. Sertifikat deposito 85 certificate of deposit; 4. Tabungan 86 ; 5. Pinjaman dari bank sentral, Sertifikat Bank Indonesia SBI, Surat Berharga Pasar Uang SBPU; 82 Kasmir, Op.cit., hlm. 46. Jika tujuan perolehan dana untuk kegiatan sehari-hari, jelas berbeda sumbernya, dengan jika bank hendak melakukan investasi baru atau untuk melakukan perluasan suatu usaha. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama bank diperoleh dalam berbagai simpanan, sedangkan jika kebutuhan dana digunakan untuk investasi baru atau perluasan usaha maka diperoleh dari modal sendiri. Ibid. 83 Pasal 1 angka 6 Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bahwa Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. 84 Pasal 1 angka 7 Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bahwa Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. 85 Pasal 1 angka 8 Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bahwa Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan. 86 Pasal 1 angka 9 Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bahwa Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, danatau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Pamela Romauli Tampubolon : Perubahan Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Dikaitkan Dengan Penyaluran Kredit Bank, 2009 6. Penarikan dana-dana dari pihak ketiga dengan agunan jaminan efek-efek. 87 Sumber dana bank dibedakan menjadi 3 sumber, yaitu: 1. Dana yang berasal dari modal sendiri Dana pihak kesatu; 2. Dana yang berasal dari pinjaman Dana pihak kedua; 3. Dana yang berasal dari masyarakat Dana pihak ketiga. 88 Ad. 1. Dana Pihak Kesatu Dana dari modal bank sendiri adalah dana yang berasal dari pemilik bank atau para pemegang saham, baik para pemegang saham pendiri yang pertama kalinya ikut mendirikan bank tersebut maupun pihak pemegang saham yang ikut dalam usaha bank tersebut pada waktu kemudian, termasuk para pemegang saham publik jika misalnya bank tersebut sudah go public atau merupakan suatu badan usaha terbuka 89 . 90 Ad. 2. Dana Pihak kedua Pada praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pihak pertama dan ketiga. Pencarian sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi- transaksi tertentu. Sumber dana ini berasal dari: 87 O.P. Simorangkir, Op.cit., hlm. 63. 88 M. Faisal Abdullah, Manajemen Perbankan Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank, Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2005, hlm. 33. 89 Pasal 1 angka 7 Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. 90 Lukman Dendawijaya, Op.cit., hlm. 54. Pamela Romauli Tampubolon : Perubahan Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Dikaitkan Dengan Penyaluran Kredit Bank, 2009 1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia 91 ; 2. Pinjaman antar bank call money; 3. Pinjaman dari bank-bank luar negeri; 4. Surat Berharga Pasar Uang. 92 Ad. 3. Dana Pihak Ketiga Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Sumber dana ini terdiri atas beberapa jenis, yaitu: 1. Giro Demand deposit; 2. Deposito Time deposit; 3. Tabungan Savings. 93 Giro atau demand deposit disebut juga checking account adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Karena sifat penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat, maka giro merupakan sumber dana yang sangat labil bagi bank. 94 91 BLBI – yang sebetulnya merupakan terjemahan istilah BI’s liquidity support merupakan kelompok fasilitas bantuan likuiditas dari Bank Indonesia kepada perbankan untuk menjaga kestabilan sistem pembayaranmengatasi kesulitan likuiditas. Dalam kondisi normal, fasilitas ini hanya diberikan kepada bank yang mengalami kesenjangan tagihan dan kewajiban bayar. HLB Hadori Rekan, Studi Ekonomi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, Jakarta: Bank Indonesia, 2002, hlm. 28. BLBI diberikan dalam berbagai bentuk, yaitu: saldo debet, fasilitas diskonto fasdis I, fasilitas diskonto I repo, fasilitas diskonto II, Surat Berharga Pasar Uang Khusus SBPUK, fasilitas dana talangan untuk pembayaran kewajiban luar negeri bank dalam rangka pembiayaan dagang dan tunggakan antar bank trade finance dan interdebts arrears, fasilitas dana talangan rupiah untuk bank-bank yang dilikuidasi dan fasilitas saldo debet. Ibid., hlm. 25. 92 Kasmir, Op.cit., hlm. 49. 93 Lukman Dendawijaya, Op.cit., hlm. 56. 94 Dahlan Siamat, Op.cit., hlm. 116. Pamela Romauli Tampubolon : Perubahan Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Dikaitkan Dengan Penyaluran Kredit Bank, 2009 Dalam pelaksanaannya, giro ditatausahakan oleh bank dalam suatu rekening yang disebut rekening koran. Jenis rekening giro ini dapat berupa rekening atas nama perseorangan, rekening atas nama suatu badan usahalembaga, dan rekening bersamagabungan. 95 Terhadap saldo yang ada pada rekening giro, bank memberikan imbalan yang disebut dengan jasa giro. Jasa giro ini pada prinsipnya merupakan bunga yang diberikan bank kepada giran atas sejumlah saldo gironya. Tingkat bunga tersebut relatif kecil dibandingkan dengan jenis simpanan lainnya. Simpanan giro sebenarnya bukanlah merupakan suatu simpanan untuk mendapatkan hasil bunga tapi semata- mata hanya dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperlancar transaksi bisnis. Bagi bank, sumber dana ini merupakan sumber dana yang berbiaya rendah namun karena sifat penarikannya, bank harus benar-benar dapat mengikuti pola perilaku penarikan nasabah gironya terutama nasabah-nasabah utamanya karena mobilitas dana yang bersumber dari giro ini sangat tinggi yang pada gilirannya akan mempengaruhi pola manajemen likuiditas bank. 96 Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap di bank karena para pemegangnya deposan tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank dan adanya keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo apabila dia tidak ingin memperpanjang dananya dapat ditarik kembali. 97 95 Lukman Dendawijaya, Loc.cit. 96 Dahlan Siamat, Loc.cit., dan hlm. 117. 97 Lukman Dendawijaya, Op.cit., hlm. 58. Pamela Romauli Tampubolon : Perubahan Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Dikaitkan Dengan Penyaluran Kredit Bank, 2009 Karakteristik tabungan adalah tidak ada batasan jatuh tempo dan jumlah. Rekening tabungan dapat ditutup dan dibuka kapan saja nasabah pemilik menghendakinya. Secara teknis, bank dapat saja membuat pengaturan tentang batas maksimum jumlah dan frekuensi penarikan tabungan tetapi dalam praktik pembatasan ini relatif sangat longgar. Jika restriksinya terlalu ketat maka bank akan kehilangan pelanggan. 98 2. Biaya Dana Bank Sesungguhnya keuntungan utama dari bisnis perbankan adalah bagaimana mengelola dan menentukan bunga pinjaman secara fleksibel sehingga menghasilkan laba yang maksimal, artinya tingkat suku bunga pinjaman haruslah lebih tinggi dari suku bunga simpanan sehingga bank dapat memperoleh keuntungan. Dalam menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen yang perlu memperoleh perhatian, yaitu: 1. Total biaya dana cost of funds; 2. Biaya operasi; 3. Cadangan risiko kredit macet; 4. Laba yang diinginkan; 5. Pajak. 99 98 Mandala Manurung dan Prathama Rahardja, Op.cit., hlm. 173-174. Berdasarkan karakteristiknya, maka tabungan merupakan sumber dana bank yang lebih fluktuaktif dibanding rekening deposito berjangka, tetapi masih relatif lebih mudah diprediksi penarikannya dibanding dengan rekening giro. Karena itu bank cenderung mengumpulkan dana yang berasal dari deposito berjangka. Ibid. 99 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, hlm. 41-42. Pamela Romauli Tampubolon : Perubahan Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Dikaitkan Dengan Penyaluran Kredit Bank, 2009 Sebagai lembaga yang berorientasi bisnis memperoleh keuntungan, bank perlu menghitung besarnya biaya dana cost of fund yang dikeluarkan. Biaya dana bank merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan bank untuk setiap rupiah dana yang dihimpun dari berbagai sumber sebelum dikurangi dengan besarnya GWM. 100 Besarnya biaya dana bank dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Struktur sumber dana yang dikelola bank; 2. Tingkat bunga yang diberikan kepada deposan; 3. Ketentuan cadangan wajib yang ditetapkan oleh otoritas moneter. 101 Total biaya dana cost of fund merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. Semakin besar bunga yang dibebankan terhadap bunga simpanan maka semakin tinggi pula biaya dananya demikian pula sebaliknya. Total biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan wajib yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. 102 Dalam situasi bisnis perbankan yang semakin kompetitif, penentuan besarnya biaya dana merupakan aktivitas penting guna mengetahui besarnya keseimbangan 100 M. Faisal Abdullah, Op.cit., hlm. 37. Biaya dana merupakan biaya terbesar dari total biaya operasional bank. Menurut George Hempel, ada beberapa alasan kenapa bank perlu menghitung biaya dana yang digunakannya: 1. Bank mencari kombinasi sumber dana dengan biaya terendah yang tersedia di pasar; 2. Perhitungan biaya dana yang akurat penting untuk menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh atas aktiva produktifnya; 3. Jenis sumber dana yang dihimpun bank dan penggunaannya memiliki dampak terhadap likuiditas, risiko tingkat bunga dan risiko modal bank. Dahlan Siamat, Op.cit., hlm. 122. 101 Ibid. 102 Kasmir, Manajemen Perbankan, ... Op.cit., hlm. 41. Pamela Romauli Tampubolon : Perubahan Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Dikaitkan Dengan Penyaluran Kredit Bank, 2009 antara keuntungan yang diharapkan dengan risiko yang mungkin dihadapi dalam operasional bank. Selain itu, dalam menghitung besarnya biaya dana bank perlu diperhatikan ketentuan cadangan wajib yang ditetapkan Bank Indonesia; mengingat besarnya cadangan wajib akan mempengaruhi besarnya biaya dana. Semakin tinggi cadangan wajib maka semakin tinggi pula biaya dana bank. Dana yang dapat dipinjamkan atau digunakan setelah dikurangi dengan cadangan wajib disebut cost of loanable fund COLF. 103 Secara matematis, semakin besar ketentuan reserve requirement atau saldo GWM yang ditetapkan Bank Sentral semakin besar pula biaya dana cost of loanable fund bank. Semakin tinggi ketentuan persentase likuiditas wajib minimum, semakin banyak jumlah dana yang idle, baik dalam bentuk kas atau dalam giro pada Bank Sentral dan semakin tinggi biaya dana bank karena setiap satu rupiah dan yang idle atau tertahan dalam Kas dan Giro pada Bank Sentral merupakan komponen biaya yang harus diperhitungkan bank dalam menentukan besarnya biaya dana. 104 3. Penggunaan Dana Bank Penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasi berdasarkan: 1. Prioritas penggunaan dana; 103 M. Faisal Abdullah, Loc.cit. Pengertian biaya dana sering dicampurkan dengan istilah cost of fund, cost of loanable fund, cost of money. Ketiga istilah ini sebenarnya memiliki perbedaan satu sama lain. Cost of fund dimaksudkan sebagai biaya yang dikeluarkan bank atas dana yang dihimpun sebelum diperhitungkan besarnya ketentuan cadangan likuiditas wajib atau reserve requirement. Cost of loanable fund adalah biaya dana setelah dikurangi ketentuan reserve requirement. Cost of money merupakan penjumlah dari total cost of loanable fund dan biaya overhead. Dahlan Siamat, Loc.cit. 104 Ibid., hlm. 123. Pamela Romauli Tampubolon : Perubahan Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Dikaitkan Dengan Penyaluran Kredit Bank, 2009 2. Sifat aktiva bank. 105 Ad. 1. Prioritas penggunaan dana Penggunaan dana bank dua prioritas pertama adalah dalam bentuk cadangan likuiditas yang terdiri dari cadangan primer dan cadangan sekunder. Cadangan primer atau primary reserves dimaksudkan antara lain untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum dan untuk keperluan operasi bank sehari-hari termasuk untuk memenuhi semua penarikan simpanan dan permintaan kredit nasabah. Disamping itu cadangan ini digunakan untuk penyelesaian kliring antarbank 106 dan kewajiban- kewajiban lainnya yang segera harus dibayar. 107 Prioritas kedua penggunaan dana adalah dalam bentuk cadangan sekunder atau secondary reserves yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya diperkirakan kurang dari satu tahun. 105 Ibid., hlm. 132. 106 Kliring merupakan cara penyelesaian hutang-piutang antar bank peserta kliring dalam bentuk warkat maupun surat berharga pada suatu tempat dan waktu tertentu. Melalui fasilitas kliring akan memudahkan bank dalam menyelesaikan hutang-piutang antar bank. Bank Indonesia bertindak sebagai penyelenggara kliring atau sebagai tempat pertemuan peserta kliring. Warkat kliring adalah cek, bilyet, giro, nota debet, nota kredit. M. Faisal Abdullah, Op.cit., hlm. 23. 107 Dahlan Siamat, Op.cit., hlm. 133. Cadangan primer terdiri dari uang kas yang ada dalam bank, saldo rekening giro pada bank sentral, dan bank-bank lainnya, warkat-warkat yang dalam proses penagihan. Komponen-komponen ini sering pula disebut sebagai cash asset atau alat-alat likuid. Ibid. Berdasarkan pertimbangan akuntansi, aktiva bank umum secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu aktiva tunai cash assets, sekuritas security investments, kredit loans, dan aktiva tetap loans. Aktiva tunai cash assets adalah aktiva dalam bentuk tunai yang harus disediakan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di bawah ini: 1. kewajiban menyediakan cadangan GWM; 2. memenuhi penarikan tunai oleh para nasabah; 3. memperlancar transaksi dan memperluas jaringan kerja dengan bank-bank lain, khususnya bank-bank yang lebih besar dan jasa pelayanannya lebih lengkap. Mandala Manurung dan Prathama Rahardja, Op.cit., hlm. 169. Pamela Romauli Tampubolon : Perubahan Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Dikaitkan Dengan Penyaluran Kredit Bank, 2009 Cadangan sekunder ini semata-mata dimaksudkan untuk kebutuhan likuiditas dan untuk memperoleh keuntungan. 108 Ad. 2. Sifat Aktiva Penggunaan dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana ke dalam bentuk aktiva yang dapat memberikan hasil dan tidak memberikan hasil bagi bank yang bersangkutan. 109 Menurut sifatnya, penggunaan dana bank dibagi atas: 1. Aktiva tidak produktif atau non-earning assets, yaitu penanaman dana ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Aktiva ini terdiri atas alat likuid cash assets dan aktiva tetap dan inventaris. 110 2. Aktiva produktif atau earning assets, yaitu semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan 108 Dahlan Siamat, Loc.cit. Cadangan sekunder umumnya berbentuk surat-surat berharga pasar uang. Aktiva ini kurang likuid dibanding dengan cadangan primer. Kelebihan aktiva ini dibanding dengan cadangan primer adalah menghasilkan pendapatan setidak-tidaknya berupa bunga. Mandala Manurung dan Prathama Rahardja, Op.cit., hlm. 143. Di Indonesia, instrumen cadangan sekunder dapat berupa Sertifikat Bank Indonesia SBI, Surat Berharga Pasar Uang SBPU, dan Sertifikat Deposito. Sedangkan di luar negeri misalnya Amerika Serikat, cadangan sekunder bisa berupa Federal Funds, surat-surat berharga jangka pendek yang diterbitkan pemerintah Federal maupun negara bagian serta perusahaan besar lainnya misalnya treasury bills dan commercial papers. Dahlan Siamat, Op.cit., hlm. 133. 109 Ibid., hlm. 134. 110 Ibid. Secara teoritis, komponen alat likuid terdiri atas: 1. Kas; 2. Giro pada Bank Indonesia; 3. Giro pada bank-bank lain; 4. Warkat dalam proses penagihan. Lukman Dendawijaya, Op.cit., hlm. 68. Dalam membiayai aktiva tetap dan inventaris, bank hanya diperkenalkan menggunakan maksimal 50 persen dari total modalnya untuk membiayai seluruh kebutuhan aktiva tetap dan inventarisnya. Dalam perhitungan penyediaan modal minimum bank capital adequacy ratio penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris dimasukkan sebagai aktiva tertimbang menurut risiko ATMR dengan bobot risiko 100 persen. Hal ini berarti bahwa dalam penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris dananya harus dibiayai dari modal sendiri bank yang bersangkutan. Dahlan Siamat, Loc.cit. Pamela Romauli Tampubolon : Perubahan Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Dikaitkan Dengan Penyaluran Kredit Bank, 2009 sesuai dengan fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya. 111

C. Perlunya Pengaturan Giro Wajib Minimum Dalam Hukum Perbankan