secara jelas melalui status klaim tersebut beserta jumlah kerugian objek yang diasuransikan.
d. Pihak penanggung akan memberikan penjelasan yang dibutuhkan kepada
pihak tetanggung berkenaan dengan dasar penyelesaian klaim yang diajukan.
e. Apabila penjelasan yang diberikan oleh pihak penanggung keberadaannya
dapat diterima oleh pihak tertanggung, maka proses penyelesaian akan melangkah kepada tahap berikutnya, yaitu penyelesaian administrasi dan
pembayaran klaim. f.
Dalam pembayaran klaim juga akan diperhitungkan berkenaan dengan risiko sendiri dan penyusutan nilai. Penyusutan nilai diperhitungkan dalam
hal mengkalkulasi nilai klaim, mengingat bahwa sebelum terjadi kerugian, pihak tertanggung juga sudah menikmati objek yang diasuransikan.
g. Setelah semua permasalahan diselesaikan, maka pihak penanggung akan
dengan sesegera mungkin untuk melakukan pembayaran klaim, baik hal itu dilakukan secara tunai, cek atau giro, maupun melalui jalan mentransfernya,
atau bisa pula dengan cara melakukan perbaikan, penggantian, maupun dengan jalan melakukan pemulihan kembali.
5. Perselisihan Mengenai Klaim
Tidak jarang dalam bisnis asuransi berpotensi terjadi perselisihan antara pihak tertanggung dengan pihak penanggung.
Setiap perikatan mempunyai risiko timbulnya sengketa. Tidak semua perikatanperjanjian berjalan dengan
mulus sesuai dengan harapan para pihak yang berkontrak, pada suatu titik terjadi sesuatu yang tidak diharapkan yang awalnya hanya kesalahpahaman
biasa kemudian berakhir dengan sengketa. Penyebabnya sengketa sangat bervariasi, antara lain wanprestasi, salah menafsirkan isi perjanjian dan lain-
lain. Satu hal yang menjadi inti dari sengketa yaitu salah satu pihak yang berkontrak merasa hak-haknya tidak dipenuhi sebagaimana mestinya.
Sengketa dispute merupakan hal yang lumrah terjadi di dunia bisnis. Hal yang sama juga terjadi di industri asuransi. Karena kontrak asuransi
menggunakan terminologi yang pada umumnya hanya dipahami oleh pelaku bisnis asuransi saja, selain itu juga banyak hal-hal yang terkait ketentuan
ketentuan yang harus dipatuhi oleh tertanggung.
1. Upaya Menyelesaikan perselisihan klaim
Berikut ini prosedur mengenai upaya penyelesaian sengeketa di AJB Bumiputera 1912 :
a. Negosiasi atau Perundingan
Jalan negosiasi atau perundingan merupakan salah satu jalan yang kerap ditempuh oleh pihak tertanggung dengan pihak penanggung apabila
perselisihan terjadi.
b. Pengadilan
Pada umumnya, apabila tidak tercapai kata sepakat dalam proses negosisasi atau perundingan oleh pihak tertanggung dan pihak
penanggung, maka hal itu akan berlanjut pada pengadilan. c.
Arbitrase Pada umumnya, polis asuransi harta benda memuat klausularbitrase yang
keberadaannya mengatur apabila terjadi perselisihan mengenai klaim, maka masalah tersebut akan diselesaikan melalui arbitrase.
Putusan
arbitrase bersifat final dan mengikat para pihak final and binding, dan agar putusan arbitrase mempunyai kekuatan eksekutorial maka putusan
tersebut dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari setelah dibacakan harus segera didaftarkan ke Pengadilan Negeri.
d. Melalui Ombudsman Bureau
Hal ini biasanya berlaku dan banyak dilaksanakan di Inggris dimana hal itu ditujukan guna mengatasi kekurangan dalam penyelesaian
perselisihan melalui pengadilan dan arbitrase.
5. Klaim habis Kontrak