E. Sistematika Penulisan
Tugas Akhir ini dibagi atas 4 empat bab dan tiap bab dibagi atas beberapa sub bab antara lain:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar Belakang Masalah, Perumusan Permaslahan, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Jadwal
Penelitian, dan Sistematika Penelitian.
BAB II : PROFIL INSTANSI
Bab ini berisikan Sejarah Instansi, Struktur Organisasi, Job Description, Kegiatan Organisasi, Kinerja Usaha terkini dan
Rencana Kegiatan.
BAB III : PEMBAHASAN
Bab ini berisikan Pembahasan tentang penelitian yang dilakukan peneliti pada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota
Medan yang berkaitan dengan pengembangan dan pemeliharaan kearsipan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang dilakukan di Badan Perencanaan Daerah
Kota Medan dan beberapa saran yang bermanfaat di kemudian hari.
9
BAB II PROFIL INSTANSI
A. Sejarah Ringkas Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah pada Kantor Walikota Medan
Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus, seorang keturunan Raja Singa Maharajadari Negeri Berekah, Tanah Karo pada 1 Juli 1590. Awalnya Kota
Medan hanya berupakampung kecil bernama “Medan Putri” yang bernama pertemuan dua sungai besaryang bermuara keselat malaka, yakni sungai Deli dan
Babura. Lokasinya yang strategismenjadikan kampung Medan Putri sebagai pelabuhan transit terkemuka pada saat ini.
Kampung Medan Putri yang dipercaya pula sebagai cikal bakal kesultanan Deli, pertama kali didiami oleh masyarakat suku Batak Karo. Namun, setelah
penguasa Aceh, Sultan Iskandar Muda mengirimkan panglimanya Gocah pahlawan bargelar LaksamanaKhoja Bintam untuk menjadi wakil kepala kerajaan
aceh di tanah Deli, barulahkemudian datang berbagai suku bangsa lainnya dinusantara dan tinggal menetapdikampung yang kemudian hari dikenal dengan
nama Kota Medan. Pada pertengahan abad ke- 19, Medan mulai mengalami kemajuan pesat
dengandibukanya sejumlah perkebunan tembakau yang dipelopori oleh J. Neinhuys Vander Falk, seseorang pengusaha berkebangsaan belanda. Ketika itu,
pasar tembakau internasional sangat menggemari Tembakau deli karena kualitas dan aromanya yangbermutu tinggi. Pesatnya bisnis perkebunan di wilayah
Kesultanan Deli, membuat Kota Medan semakin ramai dan berkembang cepat menjadi salah satu kota terindah di dunia.
Apalagi sejak kepindahan pusat pemerintahaan Kesultanan Deli dari Labuhan ke sekitar Kampung Medan Putri pada tahun 1887, banyak perusahaan
perkebunan asing membangun kantor di kota ini. Wajar jika kota Medan pada masa itu dijuluki Paris van Sumatera kembaran Paris di sumatera. Pada 1 April
1909, pemerintah kolonial Belanda menetapkan Medan sebagai Kota Praja, setelah membeli tanah seluas 15,83 KM² dari Sultan Deli untuk kepentingan
kotasetelah Indonesia merdeka, Kota Medan ditetapkan sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara dengan hari jadi 1 Juli 1590 dan tanggal 1 Juli diperingati sebagai
HUT KotaMedan.
1 Visi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Medan
Berdasarkan kondisi eksisting, potensi, karakteristik, peluang, tantangan, sikap dan pandangan hidup bersama serta modal sosial pembangunan kota yang
dimiliki maka dirumuskan rancangan visi Bappeda Kota Medan tahun 2011-2015 sebagai berikut: “Terwujudnya Bappeda yang profesional dan partisipatif untuk
mendukung akselerasi pembangunan Kota Medan”. Penjelasan Visi :
Proses perencanaaan pembangunan harus melibatkan para pelaku pembangunan dan dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan
permasalahan pembangunan di berbagai bidang. Sejalan dengan itu, maka pengertian profesional, partisipatif dan akselator adalah sebagai berikut :
Profesional : segenap jajaran Bappeda Kota Medan mampu bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, serta mampu melakukan koordinasi, integrasi dan