31
5. Ketentuan Umum Obligasi Syariah Sukuk
Dalam pelaksanaannya, obligasi syariah memiliki beberapa ketentuan, yaitu:
24
1. Pelaksanaan obligasi syariah mulai dari awal sampai akhir harus terhindar
dari format dan substansi akad yang berkaitan dengan riba pembuangaan uang dan gharar spekulasi murni atau terdapa unsur judi.
2. Transaksi  obligasi  syariah  harus  berdasarkan  konsep  muamalah  yang
sejalan syariah seperi akad kemitraan musyarakah dan mudharabah, jual beli baranag murabahah, salam, dan istishna’, atau jual beli jasa.
3. Usaha  yang  dilakukan  emiten  berhubungan  dengan  dana  sukuk  yang
dikelola harus terhindar dari semua unsur-unsur non halal. 4.
Pemberian  pendapatan  dapat  dilakukan  secara  periodik  sesuai  karakter masing-masing akad.
5. Tidak  semua  sertifikat  sukuk  dapat  diperjualbelikan  dan  tidak  semua
pendapatan dapat bersifat mengambang floating atau indikatif. 6.
Pengawasan  terhadap  pelaksanaan  dilaksanakan  oleh  DPS  dan  aspek syariah  dan  oleh  wali  amanat  atau  SPV  dari  segi  operasional  lapangan
khususnya terhadap usahah emiten. 7.
Apabila  emiten  melakukan  kelalaian  atau  melanggar  syarat  perjanjan, dilakukan pengembalian dana investor dan dibuat surat pengakuan utang.
24
Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, h. 71.
32
8. Jasa  asuransi  syariah  dapat  digunakan  untuk  sebagai  alat  perlindungan
resiko aset sukuk. Pada  dasarnya  ketentuan-ketentuan  umum  obligasi  syariah  harus
terpenuhi  guna  tercapainya  tujuan  syariah.  ketentuan  di  atas  menjelaskan bahwa  sudah  seharusnya  obligasi  syariah  yang  dipraktekan  selama  ini
berjalan  tanpa  riba,  sesuai  dengan  akad  dalam  muamalah,  ditempatkan  di sektor  usaha  yang  halal,  serta  diawasi  secara  ketat  oleh  Dewan  Pengawas
Syariah.
6. Prinsip Obligasi Syariah Sukuk
Sejalan  dengan  ketentuan-ketentuan  di  atas.  Maka  ada  beberapa prinsip yang seharusnya dilaksanakan dalam praktek obligasi syariah.
Beberapa prinsip yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
25
1. Pembiyaan  hanya  untuk  suatu  transaksi  atau  suatu  kegiatan  usaha  yang
spesifik  dimana  harus  dapat  diadakan  pembukuan  yang  terpisah  untuk menentukan  manfaat  yang  timbul,  Hasil  investasi  yang  akan  ditearima
pemilik  dana  merupakan  fungsi  dari  manfaat  yang  diterima    dari danaharta hasil penjualan sukuk, bukan dari kegiatan usaha yang lain.
2. Bila pemilik dana tidak harus menaggung rugi maka pemilik dana harus
mengikat  diri  akad  jaiz  untuk  menanggung  semua  biaya  dari  kegiatan usaha yang melebihi pendapatan usaha.
25
Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, hal. 65.
33
3. Pemilik  dana  dapat  menerima  dari  pendapatan  revenue  sharing  bila
pemilik  usaha  emitten  mengikat  diri  untuk  membatasi  penggunaan pendapatan sebagai biaya usaha.
C. Pengelolaan Anggaran Negara
1. Pembiayaan Defisit Anggaran
Dalam  teori  kebijakan  fiskal,  disebutkan  bahwa  kebijakan  fiskal adalah  kebijakan  yang  diambil  pemerintah  untuk  membelanjakan
pendapatannya  dalam  merealisasikan  tujuan-tujuan  ekonomi.  Kebijakan tersebut memiliki dua instrumen, pertama kebijakan pendapatan dan kedua
instrumen anggaran belanja negara.
26
Sasaran  kebijakan  fiskal  ditetapkan  secara  konsisten  berdasarkan pada  target  ekonomi  makro  yang  hendak  dicapai  dalam  kurun  waktu
tertentu. Selanjutnya, dengan  mempertimbangkan  kondisi terkini disusun kebijakan operasional untuk mencapai target-target yang hendak dicapai.
Setiap  perubahan  terhadap  pendapatan  maupun  penerimaan  negara memberikan  dampak  terhadap  anggaran  pemerintah  government  budget.
Selayaknyalah  anggaran  pemerintah ini sesuai dengan kemampuan negara government  budget  constraint.  Bila  pendapatan  negara  lebih  besar  dari
penerimaan maka akan terjadi budget surplus. Sebaliknya bila pendapatan
26
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005, h. 159.