31
Ket: kategori bobot A adalah yang paling diutamakan atau signifikan. Sangat berpengaruh dan harus segera di antisipasi. Demikian juga sampai
kategori C sebagai ukuran yang paling rendah. Hasil akhir dari keseluruhan proses adalah berupa informasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang disepakati untuk seluruh stakeholder
yang akan menjadi bahan masukan utama bagi penyusun strategi penanganan isu. Informasi SWOT di sini mengandung bahwa:
a Pengelompokkan informasi ke dalam masing–masing aspek SWOT
sudah tidak diragukan lagi dengan adanya persepsi yang sama. b
Peran keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek SWOT sudah dapat dibedakan karena keberadaan bobot masing–
masing.
b. Ancangan Strategi SWOT
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang Opportunities
dan ancaman Thearts dengan faktor internal kekuatan Strenghts
dan kelemahan Weaknesses.
27
Faktor internal diperoleh dari lingkungan perusahaan, seperti laporan keuangan, kegiatan operasional dan
lain–lain. Sedangkan faktor eksternal diperoleh dari lingkungan luar perusahaan, seperti dari pemerintah, kompetitor dan lain–lain. Perencanaan
27
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Hukum Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006, Cet ke-2, h. 19
32
usaha yang baik dengan metode analisis SWOT dirangkum dengan matriks SWOT yang dikembangkan oleh Kearsn 1992.
Gambar 2.7
28
Matriks SWOT
IFAS STRENGTHS S WEAKNESSES W
EFAS OPPORTUNIES O
SO Agresif WO Turn - Around
TREATHS T ST Diversifikasi
WT Defensif IFAS adalah internal strategic Faktors Analysis Summary yaitu faktor–
faktor strategis internal suatu perusahaan. EFAS adalah External Strategic Faktor Analysis Summary
yaitu faktor–faktor strategis eksternal suatu perusahaan. Keduanya dibandingkan yang dapat menghasilkan alternatif
strategis Strengthts–Opportunities
S–O, Strengths–Threats
S–T, Weakness–Opportunities
W–O dan Weakness–Threats W–T. Hasil analisis pada tabel Matriks Evaluasi faktor eksternal dan matriks evaluasi faktor
internal dipetakan pada matriks posisi organisasi dengan cara sebagai berikut:
29
a. Sumbu horizontal x menunjukkan kekuatan dan kelemahan sedangkan
sumbu vertikal y menunjukkan peluang dan ancaman.
28
M Ismail Yusanto dan M Karebet Wijayakusuma, Menggagas Bisnis Islami Jakarta: Gema Insani Press, 2002 Cet 1 h. 19
29
M Ismail Yusanto dan M Karebet Wijayakusuma, Menggagas Bisnis Islami Jakarta: Gema Insani Press, 2002 Cet 1 h. 21
33
b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut:
1 Jika peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y 0 dan
sebaliknya apabila ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y
2 Jika kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka x 0 dan
sebaliknya apabila kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x 0
Gambar 2.8 Diagram Analisis SWOT
30
3
.
Mendukung Strategi turn -arround 1
.
Mendukung Strategi Agresif
2. Mendukung Strategi Defensif 4. Mendukung strategi diversifikasi
BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN INTERNAL
KEKUATAN INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
a Kuadran 1 = Strategi SO : Ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. b
Kuadran 2 = Strategi ST : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang
30
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 19
34
diterapkan adalah menggunakan kekuatan internalnya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara startegi diversifikasi.
c Kuadran 3 = Strategi WO : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang
sangat besar, tetapi di sisi lain ia menghadapi beberapa kendala kelemahan internalnya. Fokus strategi perusahaan adalah meminimalkan masalah–
masalah internal perusahaan. d
Kuadaran 4 = Strategi WT : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana perusahaan tersebut menghadapi berbagai
ancaman dan kelemahan internal. Kegiatan ini bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
31
31
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 31
BAB III GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH
A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah
PT Bank Negara Indonesia Persero, Tbk merupakan bank umum pemerintah pertama yang didirikan pada tangggal 5 Juli 1946.
1
Namun seiring perkembangan zaman dan adanya permintaan dari masyarakat akan perbankan
syariah serta mewujudkan visinya menjadi Universal Banking, maka sejak bulan April 2000 BNI telah membentuk Unit Usaha Syariah UUS yang sesuai dengan
UU No. 10 tahun 1998. BNI menjadi salah satu pelopor dalam pengembangan Bank Syariah di tanah
air. Di mana pada tahun 1999 tepatnya bulan November dibentuklah tim proyek syariah, dengan tujuan untuk memperluas segmen BNI. Kemudian Bank
Indonesia mengeluarkan izin prinsip dan usaha untuk beroperasinya Unit Usaha Syariah UUS Bank BNI. BNI Syariah beroperasi pertama kali pada tanggal 29
April 2000 yang ditandai dengan dibukanya 5 kantor cabang sekaligus di kota Malang, Yogyakarta, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Pada tanggal 29 April
1
BNI, Profil perusahaan, Booklet, Jakarta: BNI Syariah, 2007, h. 8
35