51
BAB IV TABUNGAN HAJI PADA BNI SYARIAH DAN PENGELOLAANYA
A. Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji BNI Syariah
1. Pengelolaan Dana Tabungan Haji
Sebuah bank haruslah mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang
telah ditetapkan. Alokasi ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1
a Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang
rendah b
Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka alokasi dana-dana harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat diperlukan semua kepentingan nasabah dapat
terpenuhi. Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian dari aktiva bank, yaitu:
a Earning assets aktiva yang menghasilkan, Earning assets adalah
investasi dalam bentuk:
1
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil Mudharabah
2
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan Musyarakah
1
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2005, h. 55
52
3
Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli Al-Ba’i
4
Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa Ijarah dan Ijarah Wa Iqtina
5
Surat-Surat berharga syariah dan investasi lainnya
b
Non Earning assets aktiva yang tidak menghasilkan, terdiri dari:
1
Aktiva dalam bentuk tunai cash asset
Aktiva ini terdiri dari uang tunai, cadangan likuiditas, giro pada bank
lain.
2 Pinjaman qardh adalah salah satu kegiatan bank syariah dalam
mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam.
3 Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris premises and
equipment.
2
Dalam hal ini tabungan haji iB BNI syariah menggunakan prinsip mudharabah muthalaqah.
3
Mudharabah muthlaqah adalah investasi tidak terikat, di mana pihak bank diberi kuasa penuh untuk menginvestasikan dana
nasabah tanpa adanya batasan waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya. Dengan menggunakan prinsip ini dana tabungan haji akan disalurkan ke
sektor produktif yang halal dan sesuai dengan prinsip syariah, seperti
2
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2005, h. 56
3
Wawancara dengan Ibu Cucu Zakiyah selaku Penyelia Customer Service BNI Syariah pada tanggal 14 September 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan
53
pembiayaan kepemilikan rumah KPR, pembiayaan modal usaha kecil dan menengah.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 624PBI2004 tanggal 14 Oktober 2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah pasal 36 yang berbunyi bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip kehati–hatian dalam melakukan
kegiatan usahanya, yakni melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi antara lain giro berdasarkan prinsip
wadiah, tabungan berdasarkan prinsip wadiah dan atau mudharabah, dan deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah.
4
Dalam penghimpunan dan penyaluran dana tabungan haji menggunakan pendekatan pusat pengumpulan dana pool of funds approarch, yaitu dengan
melihat sumber–sumber dana dan penempatannya. Di mana dana yang diperoleh dari berbagai sumber diperlakukan sebagai dana tunggal sehingga
sumber dana tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis dan sifat sumber dana. Selanjutnya dana dialokasikan berdasarkan prioritas dan strategi perusahaan.
4
Wiroso, Penghimpuan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005, h. 15
54
Gambar 1
5
Sumber Penggunaan Dana Berdasarkan Pendekatan Pusat
Pengumpulan Dana Pool of Approarch Sumber dan Penggunaan Dana Pool of Fund Approarch
Sumber Dana Penggunaan
Dana Wadiah
Primary Reserve
Secondary Reserve
Qardh Mudharabah
Muthlaqah
Dana Pool
Musyarakah Mudharabah
Salam Istishna
Musyarakah Ijarah
Aktiva Tetap Mudharabah
Muqayyadah Special
Project
Skala prioritas yang dilakukan dalam pengelolaan dana yang ada di bank syariah ada empat, yaitu:
5
Zainul Arifin, Dasar–Dasar Manajemen Bank Syariah, Cet 4, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006 h. 55
55
a. Prioritas pertama adalah primary reserves, yang meliputi uang kas, saldo
giro pada bank sentral dan bank–bank lainnya. Dana yang disediakan untuk keperluan ini tentu secukupnya saja karena dana ini tidak
memberikan hasil, sehingga memelihara persediaan yang berlebihan akan bertentangan dengan prinsip rentabilitas.
6
b. Prioritas kedua adalah protective investement atau secondary reserves,
yaitu penananaman dana dalam aktiva yang memberikan hasil, tetapi mudah untuk diuangkan tanpa menderita kerugian. Dalam kebijakan ini
menjaga posisi likuiditas lebih utama daripada memperoleh keuntungan. Bank harus memperhatikan syarat–syarat seperti liquidity, safenty, dan
profitability. Pemenuhan syarat–syarat ini sangat tergantung pada kondisi pasar uang dan pasar modal.
c. Prioritas ketiga adalah customer credits demands, jika bank sudah merasa
aman terhadap posisi likuiditasnya barulah bank memenuhi permintaan kredit dari masyarakat. Dalam pemberian kredit biasanya bank
memperhatikan faktor keamanan safety, keuntungan profitability dan tingkat likuiditas pinjamannya.
d. Prioritas keempat adalah open market investement for income. Apabila
masih tersedia dana beku, bank menggunakan dana ini untuk memperoleh
6
Ketut Rindjin, Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000 h. 106
56
keuntungan yang lebih besar lagi. Bank dapat terjun langsung ke pasar modal dan pasar uang. Hal ini dapat membantu perkembangan bank lebih
baik lagi. Dengan prinsip mudharabah muthlaqah bank bertindak sebagai manager
investasi dalam mengelola dana tabungan haji. Pemilihan konsep pengelolaan sumber dana merupakan langkah penting yang menentukan arah proses
perhitungan bagi hasil. Adapun dalam penerapan prinsip mudharabah mengharuskan adanya perhitungan bagi hasil. Dilakukan untuk masing-
masing sumber dana yang dikaitkan dengan hasil dari penempatan dana bank atas dana tersebut dalam bentuk aktiva yang menghasilkan. Maka berdasarkan
hal tersebut BNI Syariah melakukan kegiatan pengelolaan dana tabungan haji pada pembiayaan yang menghasilkan atau produktif.
2. Realisasi Perhitungan Bagi Hasil