Pengambilan Keputusan Game Online dan Konsep Diri Remaja (Studi Deskriptif Konsep Diri Remaja Pemain Game Online Remaja di Clan |MDN|Extreme.Exb)

didorong oleh keinginan untuk selalu berada dalam suatu keadaan psikologis yang seimbang konsonan. Dalam teori ini beranggapan bahwa dua elemen pengetahuan yang merupakan hubungan yang disonan tidak harmonis apabila dengan mempertimbangkan dua elemen itu sendiri, pengamatan satu elemen akan mengikuti elemen satunya Severin dan Tankard, 2008: 165. Teori disonansi kognitif ini dapat diasumsikan sebagai berikut M. Surip, 2011: 66: 1. Teori ini banyak berhubungan dengan sikap, perubahan sikap, dan persuasi. 2. Keadaan inkonsistensi atau ketidakselarasan antara kognitif dan tindakan. 3. Perubahan sikap akan mudah terjadi apabila berada dalam ketidak seimbangan kognitif diantara komponen sikap dalam diri individu. 4. Ketidaksesuain antara kognisi sebagai aspek dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. 5. Seseorang yang mengalami disonansi antara sikap dan perilakunya akan mengubah salah satu apakah sikap ataukah perilaku. 6. Keinginan mendasar pada diri seseorang untuk selalu konsisten antara sikap yang telah ada dengan perilaku aktualnya di langgar. 7. Ketidakkonsistenan antara kepercayaan atau tindakan yang menimbulkan ketidaknyamanan. Beberapa konsekuensi yang lumayan menarik muncul dari teori disonansi, khususnya di bidang-bidang pengambilan keputusan dan permainan peran role playing.

1. Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan, disonansi diprediksikan akan muncul karena alternatif pilihan yang ditolak berisi fitur-fitur yang akan mengakibatkan ia diterima dan alternatif pilihan yang dipilih berisi fiturfitur yang akan mengakibatkan ia ditolak. Dengan kata lain, semakin sulit sebuah keputusan dibuat, maka semakin besar disonansi setelah keputusan diambil disonansi pasca- keputusan. Selain itu, semakin penting sebuah keputusan, maka semakin besar pula disonansi pasca-keputusan. Setelah keputusan diambil diantara banyak alternatif pilihan yang diranking sesuai keinginan, maka alternatif pilihan yang dipilih akan terihat lebih sesuai keinginan dibandingkan ketika ia belum diputuskanm untuk dipilih, dan alternatif pilihan yang ditolak tampak memang tidak sesuai dengan keinginan kita dibandingkan sebelum keputusan untuk memilih diambil. Proses pasca-keputusan meliputi perubahan kognitif yang tidak berbeda dengan perubahan sikap; efek Universitas Sumatera Utara proses ini benar-benar secara sah bisa disamakan dengan perubahan sikap Keisler, Collins, dan Miller, 1969:205 dalam Severin dan Tankard, 2005:166. 2. Kepatuhan Terpaksa Sebuah area menarik, meskipun secara tidak langsung berkaitan dengan media massa, adalah perubahan sikap akibat kepatuhan terpaksa. Teori disonansi merumuskan bahwa ketika seseorang ditempatkan pada sebuah situasi dimana dia haris berperilaku di depan umu yang bertentangan dengan sikapnya pribadi, maka dia mengalami disonansi dari pengetahuan tentang fakta tersebut. Situasi semacam itu sering terjadi sebagai akibat dari janji pemberian penghargaan atau ancaman hukuman, tetapi kadang hanya akibat tekanan kelompok untuk menyesuaikan terhadap sebuah norma yang tidak terlalu disetujuinya. Apabila seseorang menunjukkan tindakan di depan umum yang tidak konsisten dengan sikapnya sendiri, diprediksikan akan terjadi disonansi. Satu cara mengatasi disonansi ini adalah mengubah sikap diri untuk disesuaikan dengan perilaku publik. Apabila ada janji penghargaan atau ancaman hukuman yang cukup besar, seseorang dapat selalu merasionalisasi perilaku publik yang tidak cocok dengan keyakinan atau sikapnya Severin dan Tankard, 2005:166.

3. Paparan Selektif dan Perhatian Selektif