tekanan  dan  beban  yang  diterimanya  seiring  dengan  penurunan  fungsi  organ tubuh.  Kedua,  pertambahan  umur  akan  memunculkan  pertambahan  tanggung
jawab dan harapan-harapan, serta tuntutan yang muncul dari orang-orang disekitar akan melakukan perubahan dalam kehidupan.
5.3 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Stres Kerja
Hasil  penelitian  menunjukan  bahwa  reponden  mayoritas  berjenis  kelamin perempuan yaitu sebanyak 14 orang 82,4 dan 6 orang 35,3 dari responden
perempuan mengalami stres sedang dan 8 orang 47,1 mengalami stres ringan, sedangkan  responden  yang  berjenis  kelamin  laki-laki  sebanyak  3  orang  17,6
dan 1 orang 5,9 mengalami stres sedang dan 2 orang 11,8 mengalami stres ringan.
Hasil  uji  exact  fisher  antara  jenis  kelamin  dengan  stres  kerja  diperoleh, jenis  kelamin  tidak  mempunyai  hubungan  yang  bermakna  dengan  stres  kerja
karena nilai ρ = 1 ρ0,05 sehingga H di tolak.
Stres  kerja  yang  dialami  oleh  perawat  laki-laki  dan  wanita  bisa  saja berbeda  hal  tersebut  dikarenakan  secara  fisik  dan  mental  berbeda,  serta  respon
terhadap  stresor  yang  berbeda  pula.  Sesuai  dengan  pendapat  Munandar  2001, stres ditentukan oleh individunya sendiri. Reaksi-reaksi psikologis, fisiologis dan
atau  dalam  bentuk  perilaku  terhadap  stres  adalah  hasil  interaksi  situasi  dengan individunya.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Anitawidanti 2010, tuntutan peran ganda  umumnya  dialami  perempuan  yang  melibatkan  diri  dalam  lingkungan
organisasi, yaitu sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga sehingga lebih rentan
Universitas Sumatera Utara
mengalami  stres.  Tuntutan  pekerjaan,  rumah  tangga  dan  ekonomi  berpotensi wanita karir rentan mengalami stres.
Pada  ruang  ICU  RSUD  Rantauprapat  tidak  membedakan  pekerjaan- pekerjaan  yang  harus  dikerjakan  antara  laki-laki  dan  perempuan  sehingga
kesempatan terkena stres kerja antara laki-laki dan perempuan adalah sama.
5.4 Hubungan antara Masa Kerja dengan Stres Kerja
Berdasarkan  tabel  4.4  menunjukkan  bahwa  responden  yang  mengalami stres sedang sebagian besar adalah responden dengan lama kerja  10 tahun yaitu
sebanyak 6 orang 35,3 dan sebanyak 2 orang 11,8 mengalami stres ringan, sedangkan  pada  responden  dengan  lama  kerja  ≤  10  tahun  sebagian  besar
mengalami stres ringan yaitu sebanyak 8 orang 47,1 dan yang mengalami stres sedang sebanyak 1 orang 5,9.
Hasil uji exact fisher antara masa kerja dengan stres kerja diperoleh, masa kerja  mempunyai  hubungan  yang  bermakna  dengan  stres  kerja  karena  nilai  ρ  =
0,015 ρ0,05 sehingga H di terima.
Hal ini sesuai dengan penelitian Tarigan 2004 yang melakukan penelitian terhadap  20  orang  perawat  di  ruang  bedah  RSU  Santa  Elisabeth  Medan  yang
menyatakan  masa  kerja  mempunyai  hubungan  yang  bermakna  dengan  terjadinya stres kerja.
Dari  hasil  penelitian  dapat  diketahui  bahwa  semakin  lama  masa  kerja seseorang  semakin  besar  peluang  orang  tersebut  untuk  mengalami  stres.  Hal  ini
sesuai
dengan  analisis  penelitian
Siboro  2008  yang  menyatakan  bahwa  semakin lama  masa  kerja  seseorang  maka  semakin  stres  di  dalam  pekerjaannya.  Hal  ini
Universitas Sumatera Utara
dapat terjadi karena pegawai yang sudah mempunyai masa kerja yang lama dapat menimbulkan  kebosanan  dalam  bekerja  atau  merasakan  kerja  yang  monoton
dalam waktu yang lama.
5.5 Hubungan antara Status Pernikahan dengan Stres Kerja