Aktivitas Antidiabetes dengan Metode Uji Toleransi Glukosa

32 pemeriksaan golongan senyawa kimia yang telah dilakukan oleh Rahimah 2015, dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 51.

4.3 Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Lidah Mertua

Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antidiabetes dengan menggunakan dua metode, yaitu metode uji toleransi glukosa dan metode induksi aloksan. Uji toleransi glukosa dilakukan sebagai uji pendahuluan sebelum model mencit diabetes digunakan sebagai subjek penelitian.Sedangkan uji lanjutan menggunakan aloksan sebagai penginduksi glukosa darah mencit.Sebelumnya dilakukan orientasi penurunan KGD dengan pemberian KGD dosis 50 mgkg bb, 100 mgkg bb, 150 mgkg bb, 200 mgkg bb, dan 250 mgkg bb.Bedasarkan hasil orientasi yang telah dilakukan, penurunan terlihat pada semua dosis.Pada dosis 250 mgkg bb tidak terlalu menunjukkan penurunan bermakna.Dengan demikian bedasarkan hasil orientasi untuk penelitian selanjutnya digunakan dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb, dan 200 mgkg bb.

4.3.1 Aktivitas Antidiabetes dengan Metode Uji Toleransi Glukosa

Mencit dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok 1 Kontrol negatif Na-CMC 0,5 dosis 1 BB, kelompok 2, 3, 4 kelompok uji EEDLM dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb, 200mgkg bb, dan kelompok 5 kontrol positif glibenklamid 0,65 mgkg bb. Sebelum percobaan mencit dipuasakan selama ±16 - 18jam , diukur KGD puasa lalu diberikan perlakuan sesuai pembagian kelompok. Kemudian 30 menit setelah perlakuan, dilakukan loading glukosa 50 dengan dosis 3 gkg BB dan diukur KGD mencit pada menit ke-30, 60, 90, dan 120. Hasil pengukuran KGD mencit pada uji toleransi glukosa untuk setiap kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara 33 Tabel 4.1 Hasil rata-rata KGD mencit pada uji toleransi glukosa Kelompok uji KGD rata- rata puasa mgdL KGD ± SEM mgdL Waktu menit 30 60 90 120 Kontrol Na-CMC 0,5 71 ± 3,74 254 ± 1,70 201.6 ± 6,65 146.8 ± 3,81 128,4 ± 2,94 EEDLM dosis 100 mgkg bb 80,4 ± 6,56 165,2 ± 3,38 107 ± 3,17 90,8 ± 3,71 77,2 ± 2,20 EEDLM dosis 150 mgkg bb 74,2 ± 4,62 142,2 ± 10,11 101 ± 3,27 93 ± 3,11 81,4 ± 2,97 EEDLM dosis 200 mgkg bb 72 ± 7,69 153,6 ± 5,63 121,2 ± 2,35 95 ± 4,37 82,4 ± 2,46 Glibenklamid dosis 0,65 mgkg bb 75,6 ± 4,93 151,6 ± 3,25 111,4 ± 1,81 86,2 ± 1,39 76,6 ± 2,76 Keterangan : = tidak adanya perbedaan yang nyata dengan kelompok pembanding glibenklamid 0,65 mgkg bb 50 100 150 200 250 300 30 60 90 120 KGD mg d L Menit ke- Na - CMC 0,5 EEDLM 100 mgkg bb EEDLM 150 mgkg bb EEDLM 200 mgkg bb Glibenklamid 0,65 mgkg bb Keterangan Gambar 4.1 Grafik KGD rata – rata setelah perlakuan metode toleransi glukosa Universitas Sumatera Utara 34 Data dianalisa secara statistik dengan metode ANOVA lalu dilanjutkan uji Pos Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan yang nyata antar perlakuan.Pada menit ke-120 semua sediaan uji dan kelompok pembanding mampu menurunkan KGD. Bedasarkan hasil analisis statistik, pada menit ke-120 diperoleh nilai signifikansi 0,000 dan 0,001 pada α=0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok uji dengan kelompok kontrol. Nilai signifikasi penurunan KGD rata-rata dengan uji toleransi glukosa dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 65. Pada menit ke 120, pemberian EEDLM dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb dan 200 mgkg bb memperlihatkan terjadinya penurunan KGD. Nilai Post HocTukey menunjukkan nilai hitung yang lebih besar dari 0,05 1,000; 0,785; dan 0,628 untuk masing-masing ekstrak, artinya ketiga dosis EEDLM ini tidak memberikan perbedaan yang signifikan atau memiliki efek yang sama dengan glibenklamid dosis 0,65 mgkg bb.Hasil analisis juga menunjukkan bahwa peningkatan dosis EEDLM tidak diikuti dengan peningkatan aktivitas antidiabetes. Kelompok uji dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb dan 200 mgkg bb memiliki kemampuan menurunkan KGD yang sama atau tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada setiap menitnya. Bedasarkan hasil yang di peroleh, didapatkan bahwa EEDLM dengan dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb dan 200 mgkg bb menunjukkan aktifitas antidiabetes yang sebanding dengan glibenklamid 0,65 mgkg bb. Dan untuk pengujian selanjutnya digunakan EEDLM dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb dan 200 mgkg bb. Universitas Sumatera Utara 35 4.3.2 Aktivitas Antidiabetes Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Lidah Mertua dengan Metode Induksi Aloksan Aloksan merupakan suatu senyawa yang sering digunakan untuk tujuan penelitian diabetes menggunakan metode tanpa pembedahan non-surgical methods dalam menghasilkan hewan percobaan hiperglikemia. Senyawa ini dapat mengakibatkan depolarisasi sel β Langerhans, sehingga mengakibatkan gangguan pada sensitivitas insulin perifer dalam waktu singkat namun sel α yang lebih ressisten tidak terpengaruh. Diabetes yang diinduksi aloksan pada hewan menunjukkan gejala yang serupa dengan diabetes pada manusia.Kondisi puasa diet, atau kekurangan nutrisi meningkatkan kerentanan terhadap toksisitas aloksan Nugroho, 2006; Pour, 2006.Penentuan dosis aloksan perlu dilakukan untuk menurunkan mortalitas akibat dari induksi.Dari uji pendahuluan, maka digunakan aloksan dosis 150 mgkg bb secara intraperitonial. Mencit uji dikelompokkan dalam 5 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor yaitu kelompok 1 kontrol negatif yang diberi suspensi Na-CMC 0,5 bv sebanyak 1 bb, kelompok 2, 3, 4 kelompok uji dengan 3 variasi dosis perlakuan yaitu suspensi EEDLM dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb, dan 200 mgkg bb, serta kelompok 5 kontrol positif yaitu suspensi metformin dosis 65 mgkg bb. Sebelum diinduksi dengan aloksan dosis 150 mgkg bb, mencit yang digunakan pada percobaan sebelumnya diaklimatisasi kembali selama satu minggu, kemudian dipuasakan ±16 - 18 jam, lalu diukur KGD puasa.Hasil pengukuran rata-rata KGD puasa mencit sebelum diinduksi aloksan untuk setiap kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.2. Universitas Sumatera Utara 36 Tabel 4.2 Hasil rata-rata KGD puasa mencit sebelum diinduksi aloksan dosis 150 mgkg bb No Mencit Normal sebelum diinduksi aloksan Rata - rata KGD puasa mencit ± SEM mgdL 1. 2. 3. 4. 5. Kontrol Na-CMC 0,5 EEDLM 100 mgkg bb EEDLM 150 mgkg bb EEDLM 200 mgkg bb Metformin 65 mgkg bb 79,8 ± 3,41 76,2 ± 2,52 75,8 ± 1,53 75,4 ± 2,11 76 ± 4,74 Rata-rata 76,64 ± 1,30 Bedasarkan hasil analisis statistik pada Tabel 4.2 diperoleh F hitung 0,339 F tabel 2,870 pada taraf kepercayaan 95, berarti tidak ada perbedaan signifikan antar kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa mencit yang digunakan dalam kondisi fisiologis yang homogen, yakni dalam kadar glukosa darah normal, sehingga dapat digunakan sebagai hewan uji. Hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 66. Setelah dilakukan pengukuran KGD puasa, mencit diinduksi dengan aloksan 150 mgkg bb secara intra peritoneal. Diamati tingkah laku mencit dan bobot badan serta diukur kadar glukosa darahnya pada hari ke-3 hingga hari berikutnya sampai menunjukkan kenaikan kadar glukosa darah. Mencit dianggap diabetes apabila kadar glukosa darah puasa ≥ 200 mgdL Shetti dkk, 2012 dan telah dapat digunakan untuk pengujian.Rata-rata KGD puasa mencit setelah diinduksi aloksan dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil rata-rata KGD puasa mencit setelah diinduksi aloksan dosis 150 mgkg bb No Mencit Normal setelah diinduksi aloksan Rata - rata KGD puasa mencit ± SEM mgdL 1. 2. 3. 4. 5. Kontrol Na-CMC 0,5 EEDLM 100 mgkg bb EEDLM 150 mgkg bb EEDLM 200 mgkg bb Metformin 65 mgkg bb 331,6 ± 8,69 345,8 ± 4,53 345 ± 8,87 342,8 ± 5,19 349 ± 5,09 Rata-rata 342,8 ± 3,01 Universitas Sumatera Utara 37 Pemberian sediaan uji pada setiap kelompok mencit diabetes selanjutnya dianggap sebagai hari pertama pemberian sediaan uji hari ke-1.Pengukuran KGD puasa mencit dilakukan pada hari ke-3, 5, 7, 11, 13, 15, 17, 19 danhari ke- 21.Perlakuan diberikan selama 21 hari untuk melihat penurunan KGD puasa sampai batas normal dengan kadar glukosa darah puasa 70 - 110mgdL Gustaviani, 2007.Dari hasil pengujian, EEDLM dosis 100 mgkg bb, dan 200 mgkg BB telah menunjukkan penurunan KGD pada hari ke-3, dan penurunan KGD rata-rata sampai batas normal pada hari ke-19.EEDLM dosis 150 mgkg bbmenunjukkan penurunan KGD pada hari ke-3, dan penurunan KGD rata-rata sampai batas normal pada hari ke-17.Metformin dosis 65 mgkg bb menunjukkan penurunan KGD rata-rata sampai batas normal pada hari ke-17. Pemberian suspensi Na-CMC 0,5 sebagai kelompok kontrol cendrung mengalami kenaikan rata-rata KGD. Data KGD mgdl masing-masing mencit pada semua kelompok perlakuan dilakukan perhitungan persen penurunan KGD, kemudian dianalisis data statistik menggunakan ANOVA lalu dilanjutkan uji Post Hoc Tukey HSDuntuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Hasil persentase penurunan KGD rata-rata mencit setelah diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.2. Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 4.4 Hasil persentase penurunan KGD rata-rata mencit setelah diinduksi aloksan Kelompok Uji penurunan rata-rata KGD mencit ± SEM Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-9 Hari ke- 11 Hari ke- 13 Hari ke- 15 Hari ke- 17 Hari ke- 19 Hari ke- 21 Kontrol Na-CMC 0,5 -7,16 ± 2,99 -10,25 ± 2,95 -12,02 ± 1,84 -18,31 ± 2,27 -20,47 ± 1,84 -24,46 ± 2,61 -28,43 ± 3,38 -32,10 ± 3,21 -35,09 ± 2,26 -32,96 ± 1,79 EEDLM 100 mgkg bb 4,17 ± 2,04 12,85 ± 1,98 13,36 ± 2,55 18,94 ± 3,02 31,24 ± 1,53 37,84 ± 2,23 54,39 ± 1,50 65,31 ± 0,68 70,48 ± 0,37 72,55 ± 0,54 EEDLM 150 mgkg bb 8,00 ± 3,25 13,92 ± 2,22 21,66 ± 1,26 30,36 ± 0,50 36,30 ± 1,06 52,56 ± 0,93 62,09 ± 1,25 70,21 ± 1,32 74,61 ± 0,82 76,10 ± 0,97 EEDLM 200 mgkg bb 7,12 ± 2,57 10,69 ± 1,73 18,81 ± 2,27 25,65 ± 2,08 33,09 ± 1,74 48,14 ± 2,33 60,76 ± 1,36 66,19 ± 1,01 72,50 ± 0,94 74,21 ± 0,86 Metformin 65 mgkg bb 9,87 ± 1,48 19,11 ± 0,90 25,75 ± 1,79 29,70 ± 1,89 38,93 ± 2,11 51,98 ± 0,49 62,70 ± 0,92 71,00 ± 0,85 74,03 ± 0,45 75,14 ± 0,84 Keterangan: = tidak adanya perbedaan yang nyata dengan kelompok pembanding metformin 65 mgkgbb Universitas Sumatera Utara 38 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 P ersen tas e Hari ke- EEDLM 100 mgkg bb EEDLM 150 mgkg bb EEDLM 200 mgkg bb Metformin 65 mgkg bb Gambar 4.2 Grafik persentase penurunan KGD rata-rata mencit setelah diinduksi aloksan Keterangan Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 4.4 dan Gambar 4.2 menunjukkan data persentase penurunan KGD rata-rata mencit pada semua kelompok perlakuan.Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa EEDLM dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb, dan 200 mgkg bb menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan kontrol Na - CMC 0,5 P0,05 dari hari ke-3 hingga hari ke-21. Hasil analisis Tukey HSD juga menunjukkan EEDLM dosis 100 mgkg BB menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan kelompok metformin 65 mgkg bb pada hari ke-7 0,002, 9 0,014, 11 0,032, 13 0,000 dan 15 0,040, namun untuk hari berikutnya dosis ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Diduga kondisi ini disebabkan akumulasi dari sediaan uji yang berdampak pada proses pemulihan sel- β. EEDLM dosis 150 mgkg bb dan 200 mgkg bb tidak memberikan perbedaan yang signifikan dibandingkan metformin 65 mgkg bb.Nilai signifikansi persentase penurunan KGD rata-rata mencit setelah diinduksi aloksan dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 82. Hasil dari data statistik yang diperloleh selama 21 hari menunjukkan EEDLM dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb, 200 mgkg bb, dan metformin 65 mgkg bb memberikan penurunan bermakna dibandingkan Na-CMC 0,5. Penurunan paling baik ditunjukkan EEDLM 150 mgkg bb dimana persen penurunan KGD nya pada hari ke-15 mencapai angka 76,10 , diikuti metformin 65 mgkg bb sebesar 75,14 , EEDLM dosis 200 mgkg bb sebesar 74,21 , dan EEDLM 100 mgkg bb sebesar 72,55 . Perhitungan dilanjutkan untuk melihat hasil selisih delta KGD rata-rata mencit setelah diinduksi aloksan. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.3. Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 4.5 Hasil selisih delta KGD rata-rata mencit setelah diinduksi aloksan Δ induksi -awal KGD setelah perlakuan mgdl ± SEM Kelompok Uji Δ Hari 3-awal Δ Hari 5-awal Δ Hari 7-awal Δ Hari 9-awal Δ Hari 11- awal Δ Hari 13- awal Δ Hari 15- awal Δ Hari 17- awal Δ Hari 19- awal Δ Hari 21- awal Na-CMC 0,5 256,8 ± 16,17 275,4 ± 13,64 285,4 ± 11,47 291,6 ± 12,66 312,2 ± 11,55 319,4 ± 11,79 332,8 ± 14,34 345,4 ± 11,32 357,6 ± 10,80 367,6 ± 9,88 360,8 ± 11,84 EEDLM 100 mgkg bb 269,4 ± 4,13 254,6 ± 4,71 224,6 ± 5,58 223 ± 8,97 203,8 ± 10,76 161,2 ± 5,39 138,4 ± 8,23 81,4 ± 6,48 43,6 ± 3,45 25,8 ± 2,89 18,6 ± 3,72 EEDLM 150 mgkg bb 269,2 ± 3,76 241,2 ± 8,67 220,8 ± 5,28 194,4 ± 4,83 164,4 ± 1,63 143,8 ± 2,90 87,8 ± 1,85 54,8 ± 3,51 26,8 ± 4,93 11,8 ± 3,26 6,6 ± 4,25 EEDLM 200 mgkg bb 267,4 ± 8,39 242,8 ± 9,17 230,6 ± 7,63 202.2 ± 3,82 178,8 ± 4,35 153,4 ± 4,33 101,8 ± 6,25 58,8 ± 3,89 40,4 ± 5,09 18,6 ± 3,23 12,8 ± 2,57 Metformin 65 mgkg bb 273 ± 4,52 238,4 ± 6,70 206,2 ± 6,18 183 ± 3,88 169 ± 7,51 136,8 ± 9,01 91,6 ± 2,69 54 ± 5,01 25,2 ± 6,04 14,6 ± 5,10 10,6 ± 5,36 Keterangan: = tidak adanya perbedaan yang nyata dengan kelompok pembanding metformin 65 mgkgbb Universitas Sumatera Utara 41 -50 50 100 150 200 250 300 350 400 Δ induksi- awal Δ H3- awal Δ H5- awal Δ H7- awal Δ H9- awal Δ H11- awal Δ H13 - awal Δ H15- awal Δ H17- awal Δ H19- awal Δ H21- awal KGD mg d L ΔKGD Na-CMC 0,5 EEDLM 100 mgkg bb EEDLM 150 mgkg bb EEDLM 200 mgkg bb Metformin 65 mgkg bb Gambar4.3 Grafik selisih delta KGD rata-rata mencit setelah diinduksi aloksan Keterangan Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 4.5 dan Gambar 4.3 menunjukkan selisih delta KGD rata-rata mencit setelah diberi perlakuan dikurang KGD awal. Pada kelompok kontrol Na- CMC 0,5 menunjukkan peningkatan KGD dari hari ke-1 hingga hari ke-19. Hal ini disebabkan perusakan sel pankreas oleh aloksan serta tidak adanya terapi sehingga KGD meningkat.Hasil Post Hoc Tukey HSD menunjukkan bahwa EEDLM dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb, dan 200 mgkg bb menunjukkan perbedaan secara signifikan dengan kontrol negatif Na-CMC pada ke-5 hingga hari ke-21. EEDLM dosis 100 mgkg bb juga menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan metformin 65 mgkg bb pada hari ke-7 0,011, 9 0,045, dan 13 0,004, tetapi juga berbeda dengan Na-CMC 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa EEDLM dosis 150 mgkg bb dan 200 mgkg bb dapat menurunkan KGD pada mencit lebih baik dibandingkan EEDLM dosis 100 mgkg bb.Nilai signifikansi selisih delta KGD rata-rata mencit setelah diinduksi aloksan dapat dilihat pada Lampiran 16 halaman 83. Peningkatan dosis obat seharusnya meningkatkan respon yang sebanding dengan dosis yang ditingkatkan, namun dengan peningkatan dosis respon akhirnya menurun karena sudah tercapainya dosis yang sudah tidak dapat meningkatkan respon lagi Bourne dan Zastrow, 2001. Penurunan KGD dengan terapi EEDLM disebabkan adanya senyawa bioaktif yang terkandung dalam EEDLM yang dapat menghambat terjadinya oksidasi sel β-pankreas sehingga kerusakan lanjut dapat diminimalkan. Ekstrak daun lidah mertua dalam etanol atau air mengandung berbagai senyawa fitokimia, yang secara umum dikelompokkan dalam alkaloid, flavonoid, saponin, glikosida, terpenoid, tannin, protein, dan karbohidrat. Flavonoid dikenal sebagai agen hipoglikemik.Senyawa ini meliputi polyphenol, yang merupakan tipe flavonoid Universitas Sumatera Utara 43 yang juga berfungsi sebagai antioksidan.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa polifenol beberapa tanaman dapat meningkatkan sensitifitas insulin.Mekanisme dari senyawa hipoglikemik ini belum diketahui. Senyawa ini diduga meningkatkan pelepasan insulin atau meningkatkan pemasukan glukosa pada jaringan perifer Qomariyah, dkk., 2012. Universitas Sumatera Utara 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN