Undang-Undang Internet Tindak Pidana Bersama-Sama Dab Berkleanjutan Dalam Tindak Pidana Korupsi ( Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 996 K/Pid//2006)

Moeloeng, Lexy J., 1995, Metedeologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyadi, Lilik, 2007, Tindak Pidana Korupsi di Indonesia Normatif, Teoritis, Praktik, dan Masalahnya, Jakarta: PT. Alumni. Pradjonggo, Tjandra Sridjaja, 2010, Sifat Melawan Hukum dalam Tindak Pidana Korupsi, Surabaya: Indonesian Lawyers Club ILC. Prasetyo, Teguh, 2012, Hukum Pidana, Jakarta: RajaGrafindo Persada. Schaffmeiser, D dkk, 2007, Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti. Soekanto, Soerjono Dan Sri Mamuji, 2009, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sudarto dan Wonosutanto, 1987, Catatan Kuliah Hukum Pidana II, Surakarta: Program Kekhususan Hukum Pidana FH Universitas Muhammadiyah. Sutedi, Adrian, 2011, Hukum Keuangan Negara, Jakarta: Sinar Grafindo. Syamsuddin, Azis, 2011, Tindak Pidana Khusus, Jakarta: Sinar Grafika. Winata, Frans H., 2009, Suara Rakyat Hukum Tertinggi, Jakarta: Kompas. Wiryono, 2005, Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika.

B. Undang-Undang

Undang-Undang Republik Indosenia Nomor 31 Tahun 1999 Juncto Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Pidana Korupsi. Universitas Sumatera Utara Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan tindak Pidana Pencucian Uang.

C. Internet

http:id.shvoong.comlaw-and-politicslaw2027081-pengertian-korupsi-dan- tindak-pidanaixzz1aAXOjzOd. Diakses pada tanggal 27 Desember 2012. http:www.bogorplus.comindex.phpartikel5396-delik-percobaan-cukup-untuk- menindak-korupsi.html, diakses pada tanggal 9 Maret 2013. http:hegarsandro.wordpress.com20101207teori-penyertaan-tindak-pidana- prof-lobby-luqman. Diakses pada hari Sabtu, tanggal 13 April 2013. http:fickar15.blogspot.com201202anotasi-hukum-putusan-pengadilan- negeri.html201202anotasi-hukum-putusan-pengadilan-negeri.html.Diakses pada hari Sabtu, tanggal 13 April 2013. Universitas Sumatera Utara BAB III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG DALAM PERKARA PIDANA NOMOR 996 KPid2006 TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAKUKAN BERSAMA-SAMA DAN BERKELANJUTAN A. Duduk Perkara 69 Terdakwa Hamdani Amin baik bertindak secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan saksi Prof. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin yang berkas perkaranya diajukan secara terpisah, pada hari dan tanggal yang tidak dapat dipastikan lagi di dalam bulan Juni 2004 atau setidak-tidaknya sekitar waktu antara bulan April 2004 dan Desember 2004 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2004, bertempat di kantor Komisi Pemilihan Umum KPU Jl. Imam Bonjol No. 29 Jakarta atau setidak-tidaknya di tempat-tempat lain telah menutup perjanjian asuransi bagi jaminan kematiankecelakaan petugas penyelenggara Pemilihan Umum PEMILU tahun 2004 dalam bentuk asuransi sejumlah Rp. 14.800.000.000 empat belas milyar delapan ratus juta rupiah; tanpa membentuk panitia pengadaan jasa penutupan asuransi, tidak mengadakan prakualifikasi, tidak membuat penentuan harga, dan tidak melakukan penjelasan pekerjaan aanwijzing, yang kesemuanya merupakan persyaratan yang harus dipenuhi menurut ketentuan Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tanggal 3 November 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah, dengan demikian penandatanganan surat perjanjian kerjasama penutupan asuransi adalah bertentangan dengan Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tanggal 3 November 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan 69 Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Nomor 996KPid2006 Universitas Sumatera Utara BarangJasa Pemerintah. Atas penutupan asuransi tersebut terdakwa menerima sejumlah US 566.795 lima ratus enam puluh enam ribu tujuh ratus sembilan puluh lima dolar Amerika Serikat dari perusahaan asuransi, yang kemudian dibagi-bagikan dan dipergunakan sendiri oleh terdakwa. Perbuatan terdakwa itu didakwakan : PRIMAIR; Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 18 ayat 1 huruf b, ayat 2 dan ayat 3 UU Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001 jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. SUBSIDAIR; Pasal 3 jo Pasal 18 ayat 1 huruf b, ayat 2 dan ayat 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. LEBIH SUBSIDAIR; Pasal 8 jo Pasal 18 ayat 1 huruf b, ayat 2 dan ayat 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. KEDUA; Pasal 11 jo Pasal 18 ayat 1 huruf b, ayat 2 dan ayat 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.

B. Analisis Kasus