Memahami Penilaian Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku Pasien

88

4.2.1.5 Emphaty Kepedulian

Menurut penilaian tenaga kesehatan di rumah sakit Batusangkar kepedulian rumah sakit terhadap pasiennya sudah sangat tinggi karena tenaga kesehatan Batusangkar memberikan nilai mean melebihi 4,80. Akan tetapi pada prakteknya kepedulian rumah sakit masih belum sesuai dengan yang diharapkan oleh pasien, karena kepedulian yang rumah sakit Batusangkar hanya sebatas prosedur yang ditetapkan menurut rumah sakit Batusangkar saja. Sedangkan yang diharapkan oleh pasien adalah kepedulian rumah sakit berupa tindakan secara langsung yang dirasakan oleh pasien, seperti sedikit terlantarnya pasien BPJS yang berobat, tidak tersedianya obat tertentu bagi masyarakat BPJS yang mengaharuskan membeli obat diluar apotik rumah sakit dengan harga yang lebih mahal.

4.2.2 Memahami Penilaian Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku Pasien

Sedangkan penilaian tenaga kesehatan terhadap perilaku pasien dirumah sakit memperoleh nilai mean sebesar 3,29 yang memiliki arti bahwa perilaku pasien dirumah sakit masih belum sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada di rumah sakit.Seperti yang ada dalam teori pertukaran sosial yang dikemukakan oleh George Homan pada poin yang ke empat berupa semakin sering seseorang menerima ganjarang atas tindakannya, maka makin berkurang nilai dari setiap tindakan yang dilakukan berikutnya. Dalam penelitian ini terbukti bahwa masih banyak perilaku pasien yang masih tidak mematuhi aturan yang di berikan oleh rumah sakit dan anjuran yang diberikan oleh dokter. Karena semakin sering pasien ditegur oleh tenaga kesehatan atas tindakan yang mereka lakukann seperti tidak makan obat tepat waktu, dalam hal ini pasien beranggapan bahwa tidak 100 obat yang diberikan oleh rumah sakit akan dapat menyembuhkan mereka, sehingga banyak dari pasien yang menunda untuk minum obatnya karena disamping pasien berobat di rumah sakit mereka juga berobat dan minum obat tradisional yang berasal dari orang pintar sehingga sering terjadinya ketidak patuhan pasien dalam meminum obat dari rumah sakit. Di sisi lain pasien juga sering tidak Universitas Sumatera Utara 89 menghabiskan makanan, dan tidak mematuhi apa yang telah di larang oleh dokter maka pelan – pelan mereka akan sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak menguntungkan bagi kesehatan mereka sehingga semakin kecil pelanggaran yang akan pasien lakukan berikutnya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden bahwa banyak pasien yang melanggar aturan yang tenaga kesehatan berikan contohnya pasien tidak boleh makan makanan tertentu karena berpengaruh dengan kesembuhannya tapi masih juga pasien makan pantangannya, petugas langsung mengingatkan kembali bahwa apa yang mereka makan dapat mempercepat dan memperlambat proses kesembuhan pasiennya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada kecocokan antara teori dengan penelitian yang ada dilapangan. Bahwa semakin seseorang mendapatkan teguran atau ganjaran atas tindakan yang seseorang lakukan maka seseorang tersebut akan mengurangi pada tindakan selanjutnya. Sedangkan menurut teori pertukaran sosial pada poin kelima mengatakan bahwa semakin seseorang merasa rugi dalam hubungannya dengan orang lain, maka makin besar kemungkinan orang tersebut mengembangkan emosi. Seperti yang terjadi dalam penelitian ini ada beberapa pasien yang memang sudah mengetahui sebelumnya bagaimana pelayanan yang telah mereka terima sebelumnya berobat dirumah sakit akan tetapi mereka tidak mampu memperoleh pelayanan yang lebih maksimal karena mereka tahu bagaiman kondisi ekonomi mereka sehingga terpaksa harus menerima pelayanan yang sama meski kurang memuaskan bagi mereka. Seperti yang diungkapkan salah satu responden bahwa ada unsur keterpaksaan berobat berobat kerumah sakit Batusangkar karena kondisi ekonomi keluarga pasien yang belum memadai untuk memperoleh rumah sakit yang bagus, ada kemauan pasien untuk berobat ke rumah sakit lain tapi pasien terkendala dengan biaya yang mahal sehingga terpaksa harus mendapatkan pelayanan yang kurang memuskan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak selamanya seseorang langsung mengembangkan emosinya karena kerugian yang mereka terima sebelumnya, karena apabila seseorang tidak memiliki biaya yang lebih untuk Universitas Sumatera Utara 90 berobat maka seseorang harus menerima kondisi sesuai dengan ekonomi yang meraka miliki untuk berobat demi kesembuhan seseorang itu sendiri. Sedangkan menurut teori perilaku terbuka overt behavior mengatakan bahwa respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang dapat dengan mudah diamati atau dilihat oleh orang lain Soekidjo, 2003. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa perilaku pasien yang tidak mematuhi aturan rumah sakit, tidak mematuhi anjuran dokter, dan tidak mematuhi aturan minum obat langsung akan terlihat dari tindakan dan praktek yang mereka kerjakan. Bentuk perilaku terbuka pasien yang dengan mudah dilihat oleh tenaga kesehatan seperti perilaku pasien yang sering tidak memakan makanan yang telah diberikan oleh rumah sakit dikarenakan tidak sesuai dengan selera pasien sehingga akan langsung kelihatan perilaku pasien yang menukar makanan rumah sakit dengan makanan dari luar dilihat dari sisa makanan yang tidak dimakan oleh pasien, dan saat peneliti melakukan pengamatan beberapa keluarga pasien menyimpan makanan yang diberikan rumah sakit bukan untuk pasien sehingga seolah – olah makanan yang diberikan oleh rumah sakit dihabiskan oleh pasiennya. Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa persepsi masyarakat tentang rumah sakit milik pemerintah daerah kualitasnya cenderung buruk di sebabkan tidak hanya dari rumah sakit itu sendiri akan tetapi harus dilihat lagi dari sisi pasiennya, apakah pasien telah mamtuhi aturan – aturan dan batasan – batasan yang telah di tetapkan oleh rumah sakit itu sendiri, karena pasien cenderung mengatakan suatu kualitas buruk apabila peralatan medis yang dimiliki rumah sakit masih minim dan penyakit yang mereka derita sembuhnya lama, hal tersebut berhubungan dengan anjuran dan larangan dokter apakah pasien itu sendiri sudah mematuhi peraturan yang dokter berikan dan yang rumah sakit berikan, ternyata kebanyakan pasien melanggar aturan yang telah di berikan dokter tersebut sehingga membuat lamanya Universitas Sumatera Utara 91 proses pengobatan yang dialami pasien di rumah sakit. Seperti dari hasil penelitian ini sebanyak 93 responden mengatakan bahwa sering pasien tidak mematuhi anjuran yang diberikan dokter baik dari makanan yang dilarang maupun jadwal minum obat yang seharusnya tepat waktu, tidak dilakukan oleh pasien sebagai mana mestinya. Kejadian seperti ini yang akan memperburuk keadaan rumah sakit karena rumah sakit milik pemerintah daerah memiliki keterbatasan dalam memaksimalkan kualitas pelayanannya, seharusnya pasiennya harus sama – sama membantu dalam meningkatkan kualitas yang ada seperti mematuhi segala aturan yang ada sehingga pasien dapat cepat sembuh, sehingga tidak ada lagi perbedaan persepsi dari penyedia jasa dan penerima jasa kesehatan di rumah sakit lainnya. Universitas Sumatera Utara 92

BAB V PENUTUP