I-76
5.2.2 Uji Keseragaman Data
Untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan sudah seragam maka bila dilakukan uji keseragaman data ditandai dengan tidak adanya data yang out of
control . Uji keseragaman data pada penelitian ini dilakukan pada tingkat
keyakinan 95 karena tingkat kepercayaan peneliti terhadap hasil pengukuran sebesar 95 dan tingkat ketelitian yang menunjukkan penyimpangan maksimal
dari hasil pengukuran sebesar 5. Adapun rumus yang digunakan untuk uji keseragaman data adalah sebagai berikut :
��� = �̅ + 2 � �̅ 1 − �̅
�
��� = �̅ − 2 � �̅ 1 − �̅
� Dimana :
�
� = produktif rata-rata operator n = jumlah pengamatan rata-rata perhari
Berdasarkan rumus diatas maka hasil perhitungan uji keseragaman data masing-masing pekerja adalah sebagai berikut :
a. Bagian Pengadonan
��� = 0,811 + 2 � 0,811 1
− 0,811 90
= 0,894
��� = 0,811 − 2 � 0,811 1
− 0,811 90
= 0,728
Dari data diatas maka peta kontrol uji keseragaman data pengadonan dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Peta Kontrol Bagian Pengadonan
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data pengamatan seragam karena berada diantara Batas Kontrol Atas dan Batas
Kontrol Bawah. Rekapitulasi hasil uji keseragaman data untuk semua bagian dapat dilihat
pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Rekapitulasi Hasil Uji Keseragaman Data Pengamatan Nomor
Nama Bagian Proporsi
BKA BKB
Keterangan
1 Pengadonan
0,811 0,894
0,728 Data Seragam
2 Pencetakan I
0,887 0,955
0,819 Data Seragam
3 Pencetakan II
0,888 0,956
0,82 Data Seragam
4 Pencetakan III
0,887 0,955
0,819 Data Seragam
5 Pencetakan IV
0,89 0,957
0,823 Data Seragam
6 Penggorengan
0,928 0,986
0,87 Data Seragam
7 Pengepakan
0,894 0,966
0,822 Data Seragam
8 Pengepakan
0,882 0,957
0,807 Data Seragam
0,2 0,4
0,6 0,8
1
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Proporsi BKA
BKB
5.2.3 Uji Kecukupan Data
Untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan telah mencukupi atau belum maka dilakukan uji kecukupan data. Jika N’ N maka data belum
mencukupi sehingga harus dilakukan pengamatan lagi hingga data telah cukup. Adapun rumus yang digunakan untuk uji kecukupan data adalah sebagai berikut :
�′ = �
� �
�
2
1 − �̅
�̅
Dimana : N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja s
= Tingkat ketelitian yang dikehendaki bentuk desimal
�
� = Produktif pekerja rata-rata bentuk desimal k = Harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan
Untuk bagian Pengadonan
�
′
= �
2 0,05
�
2
1 − 0,811
0,811 = 372,873
≈ 373
nilai N’ N atau 372,873 900 maka data telah mencukupi. Adapun hasil uji kecukupan data untuk masing-masing pekerja Bagian
Pengadonan, Pencetakan, Penggorengan dan Pengepakan dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Hasil Uji Kecukupan Data Masing-masing Pekerja Nama
Proporsi N
N Keterangan
Pengadonan 0,811
900 373
Cukup Pencetakan I
0,887 870
204 Cukup
Pencetakan II 0,888
870 202
Cukup
Tabel 5.13. Hasil Uji Kecukupan Data Masing-masing Pekerja Lanjutan Nama
Proporsi N
N Keterangan
Pencetakan III 0,887
870 204
Cukup Pencetakan IV
0,89 870
198 Cukup
Penggorengan 0,928
800 125
Cukup Pengepakan I
0,894 740
190 Cukup
Pengepakan II 0,882
740 215
Cukup
5.2.4 Perhitungan Tingkat Ketelitian Hasil Pengamatan
Setelah studi secara lengkap dilakukan, suatu perhitungan akan dibuat untuk menentukan apakah hasil pengamatan yang didapatkan telah memenuhi
syarat ketelitian yang ditetapkan. Adapun perhitungan tingkat ketelitian pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
� = ��
�̅1−�̅ �
�̅ Dimana: s = tingkat ketelitian yang dikehendaki
�̅
= persentase waktu produktif yang diamati bentuk desimal N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan untuk sampling kerja
k = harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan diperoleh dari tabel distribusi normal
p = �1 + �2 + �3 + �4 + �5 + �6 + �7 + �8
8 p =
0,811 + 0,887 + 0,888 + 0,887 + 0,89 + 0,928 + 0,894 + 0,882 8
= 0,883
S = �
2 �0,8831 − 0,883666
0,883 � = 0,024
Nilai S = ±2,4 atau lebih kecil dari 5 yaitu tingkat ketelitian yang dikehendaki, maka pengamatan yang telah dilakukan sebanyak 900 kali jauh lebih
teliti dari syarat ketelitian yang ditetapkan sebelumnya.
5.2.5 Menghitung beban kerja dengan
Workload Analysis.
Beban kerja yang baik, sebaiknya mendekati 100 atau dalam kondisi normal. Beban kerja 100 tersebut berarti bahwa selama jam kerja pekerja
mampu bekerja secara terus menerus dalam kondisi yang normal. Besarnya beban kerja yang diterima oleh pekerja adalah sebagai berikut :
a. Bagian Pengadonan
Beban Kerja = produktif × ������ ������ × 1 + ���������
Beban Kerja = 0,811 × 1 × 1 + 0,11 Beban Kerja = 0,900
b. Bagian Pencetakan
Beban Kerja = �
produktif × ������ ������ × 1 + ���������
� Beban Kerja
= {0,887 × 1,08 × 1 + 0,08 + 0,888 × 1,07 × 1 + 0,08
� 4
= 0,887 × 1,08 × 1 + 0,08 + 0,89 × 1,07 × 1 + 0,08}
4 =
4,122 4
Beban Kerja = 1,030