dan mengurangi ketimpangan antar daerah horizontal imbalance. Pada awal penerapannya, DAU dimanfaatkan untuk membiayai pengeluaran rutin.
Sedangkan DBH bertujuan untuk mengurangi ketimpangan pusat – daerah vertical imbalance. Kebijakan DBH SDA dilakukan agar masyarakat daerah
dapat merasakan hasil sumber daya alam yang dimilikinya karena selama pemerintahan sentralistik, hasil SDA lebih banyak dinikmati oleh pemerintah
pusat. DBH Pajak banyak diperoleh dari kota-kota metropolitan yang merupakan tempat konsentrasi perusahaan dan bisnis.
2.4.2. Tingkat Pembangunan Ekonomi
Teori perubahan struktur perekonomian memperlihatkan hubungan antara besarnya pendapatan per kapita dengan persentase sumbangan berbagai sektor
ekonomi terhadap produksi nasional. Peranan berbagai sektor ekonomi pada tingkat pembangunan ekonomi menjadi landasan penentuan sumber-sumber daya
ke berbagai sektor ekonomi Sukirno, 1995. Bagaimana suatu negara mencapai kemajuan dapat melalui cara yang berbeda, tergantung pada sumber daya yang
tersedia dan potensi yang dimilikinya termasuk tingkat pendapatan pada awal pembangunan dan keunggulan komparatif relatif terhadap negara lainnya.
Chenery 1980 menyatakan bahwa struktur ekonomi wilayah terbelakang akan berubah dari waktu ke waktu dengan adanya industri-industri baru yang
menggantikan pertanian tradisional sebagai mesin pertumbuhan ekonomi. Wilayah yang maju dan terbelakang mempunyai pola pembangunan ekonomi
yang tidak sama dengan latar belakang geografis yang berbeda sehingga secara alami ketimpangan wilayah merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Bose
et al. 2005 juga meneliti bahwa tingkat pembangunan ekonomi menentukan keuangan publik optimal suatu wilayah.
2.4.3. Pendidikan Tenaga Kerja
Pendidikan merupakan faktor produksi yang tidak dapat dipisahkan dari tenaga kerja karena menentukan kualitas tenaga kerja. Modal dan sumber daya
alam hanyalah merupakan faktor produksi pasif, sedangkan manusia merupakan agen yang aktif yang dapat mengakumulasi modal, mengeksploitasi sumber daya
alam serta membangun kehidupan sosial, ekonomi dan politik serta membawa kemajuan bagi pembangunan nasional Todaro dan Smith, 2006. UNESCO
2008 menyatakan arti penting pendidikan sebagai berikut: 1
Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan seseorang sehingga menjadi lebih efektif dan produktif yang pada gilirannya
dapat meningkatkan penghasilan secara memadai untuk mendorong peningkatan pendapatan,
2 Pendidikan berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan dan gizi,
3 Pendidikan akan meningkatkan mutu standar hidup,
4 Pendidikan akan mendorong proses pembangunan sosial melalui penguatan
kohesi dalam masyarakat dan membuka peluang serta kesempatan yang lebih baik.
2.4.4. Infrastruktur
Infrastruktur penting bagi kegiatan produksi dan dapat memengaruhi kegiatan ekonomi dalam berbagai cara baik secara langsung maupun tidak langsung.
Infrastruktur tidak hanya merupakan kegiatan produksi yang akan menciptakan output dan kesempatan kerja, namun keberadaan infrastruktur juga memengaruhi
efisiensi dan kelancaran kegiatan ekonomi di sektor-sektor lainnya Gambar 12.
Sumber: Cicilia dalam Sibarani 2002 Gambar 12 Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Infrastruktur
Pendapatan Rumah Tangga
Pendapatan Dunia Usaha
Peningkatan Kesejahteraan
Pengembangan Pasar
Penurunan Biaya
Pertumbuhan Ekonomi
World Bank 1994 membagi infrastruktur menjadi tiga, yaitu: 1.
Infrastruktur ekonomi, merupakan aset fisik yang diperlukan untuk menunjang aktivitas ekonomi baik dalam produksi maupun konsumsi final, meliputi public
utilities tenaga, telekomunikasi, air minum, sanitasi dan gas, public work jalan, bendungan, kanal, saluran irigasi dan drainase serta sektor transportasi
jalan, rel kereta api, angkutan pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya. 2.
Infrastruktur sosial, merupakan aset yang mendukung kesehatan dan keahlian masyarakat, meliputi pendidikan sekolah dan perpustakaan, kesehatan rumah
sakit dan pusat kesehatan, perumahan dan rekreasi taman, museum dan lain- lain.
3. Infrastruktur administrasiinstitusi, meliputi penegakan hukum, kontrol
administrasi dan koordinasi serta kebudayaan. Infrastruktur juga dapat digolongkan menjadi infrastruktur dasar dan
pelengkap. Infrastruktur dasar basic infrastructure, meliputi sektor-sektor yang mempunyai karakteristik publik dan kepentingan yang mendasar untuk
perekonomian lainnya, tidak dapat diperjualbelikan non tradable dan tidak dapat dipisah-pisahkan baik secara teknis maupun spasial. Contohnya jalan raya, rel
kereta api, pelabuhan laut, drainase, bendungan, dan sebagainya. Sedangkan infrastruktur pelengkap complementary infrastructure misalnya gas, listrik,
telepon dan pengadaan air minum. Infrastruktur dasar biasanya diselenggarakan oleh pemerintah karena sifatnya yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Namun
dalam penyediaannya, pemerintah dapat bekerja sama dengan badan usaha sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2005 tentang
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Walaupun pengadaan infrastruktur bisa dilakukan dengan kerja sama dengan badan
usaha yang telah ditunjuk, tidak semua layanan infrastruktur bisa dilaksanakan oleh pihak swasta karena ada layanan infrastruktur yang memerlukan modal yang besar
dengan waktu pengembalian yang lama dan resiko investasi yang besar. Fasilitas infrastruktur bukan hanya berfungsi melayani berbagai kepentingan
umum tetapi juga memegang peranan penting pada kegiatan-kegiatan swasta di bidang ekonomi. Kebutuhan prasarana merupakan pilihan preference, dimana
tidak ada standar umum untuk menentukan berapa besarnya fasilitas yang tepat di