jiwa kewiraswastaan. Kebanyakan orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta akan menularkan jiwa wiraswastanya tersebut ke anak-anaknya.
Melihat adanya dorongan yang kuat dari pihak orang tua maka si anak siswa menjadi termotivasi untuk memilih profesi sebagai seorang
wiraswasta. Dengan kata lain sikap mental orang tua akan berpengaruh
terhadap cara pandang anak siswa terhadap suatu pekerjaan.
Dengan demikian tidaklah mustahil apabila seorang anak siswa mengikuti pekerjaan orang tuanya. Sehingga akan menimbulkan pewarisan
pekerjaan dari orang tua kepada anaknya.
4. Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang Relevan
Dalam proses belajar mengajar, siswa mengalami suatu perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap. Adanya
perubahan ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang dihasilkan oleh siswa dari kegiatan mengerjakan soal ulangan dan mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Kata “prestasi” dan “belajar” yang mempunyai arti beda. Oleh karena itu, sebelum pengertian “prestasi belajar” dibicarakan ada
baiknya kedua kata itu dijelaskan artinya satu persatu.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah 1994:21, pengertian prestasi sebagai berikut :
penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang bersangkutan dengan penguasaan bahan pelajaran yang
disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum.
Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan dari tidak tahu menjadi tahu atau dapat dikatakan sebagai proses yang
menyebabkan terjadinya perubahaan tingkah laku dan kecakapan seseorang.
Sardiman A.M sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah 1994:21 menyatakan bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan
jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa serta ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Bertolak dari pendapat di atas jelas menyatakan bahwa belajar itu bertujuan untuk mengembangkan pribadi manusia bukan hanya sekedar
mencerdaskan manusia belaka namun menjadi manusia yang berkepribadian yang luhur itulah hakekat sebuah belajar. Dalam mengembangkan
kepribadian manusia seutuhnya itu melibatkan unsur-unsur ciptamembuat sesuatu, rasaperasaan, karsakeinginan, kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Jadi belajar merupakan suatu aktivitas yang sadar akan tujuan. Tujuannya adalah terjadinya suatu perubahan dalam diri individu. Perubahaan yang
dimaksud tentu saja menyangkut semua unsur yang ada pada diri individu. Dari pendapat di atas maka seseorang dinyatakan melakukan
kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti dan sebagainya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses untuk mencapai suatu kecakapan, kebiasaan, sikap dan
pengertian suatu pengetahuan dalam usaha merubah diri menjadi semakin
baik dan mampu.
Selanjutnya Abdurrachman Saleh 1981:92 memberikan pengertian prestasi belajar atau hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari
mempelajari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan bentuk angka atau huruf atau simbol,
dengan istilah lain yakni prestasi.
Program Diklat pada SMK dibagi menjadi 3 klasifikasi sebagai berikut : a. Program Diklat Normatif
Program diklat normatif adalah program diklat umum mata pelajaran umum.
b. Program Diklat Adaptif Program Diklat adaptif adalah program diklat penunjang bagi program
diklat produktif. c. Program Diklat Produktif
Program diklat produktif adalah program diklat yang diberikan kepada siswa agar siswa lebih mandiri untuk memasuki profesi tertentu di dunia
kerja.
a. Susunan Program Diklat Normatif JAM PEMBELAJARAN
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Tk.I Tk.II Tk.III 80
80 32
80 80 32 80 80 32
80 80 32 PROGRAM NORMATIF
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2. Pendidikan Agama 3. Bahasa dan Sastra Indonesia
4. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 5. Sejarah Nasional dan Sejarah
Umum 80 80 32
JUMLAH JAM PEMBELAJARAN 400
400 160
b. Susunan Program Diklat Adaptif JAM PEMBELAJARAN
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Tk.I Tk.II Tk.III 240
240 64
240 240 64 160 160 48
120 - - PROGRAM ADAPTIF
1. Matematika 2. Bahasa Inggris
3. Ekonomi 4. Komputer
5. Kewirausahaan
40 40 32 JUMLAH JAM PEMBELAJARAN
800 680
208 c. Susunan Program Diklat Produktif
JAM PEMBELAJARAN PROGRAM
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Tk.I Tk.II Tk.III
80 -
- 80 - -
200 - - 200 - -
240 - - - 460 -
- 460 - PROGRAM PRODUKTIF
1. Pelayanan Prima 2. Membuka Usaha Kecil
3. Siklus Akuntansi 4. Mengetik
5. Surat Niaga dan Kearsipan 6. Akuntansi Keuangan
7. Akuntansi Perbankan 8. Paket Keahlian :
● Akuntansi - -
1432 JUMLAH JAM PEMBELAJARAN
2000 2000
1800
Mata diklat yang ada dalam program diklat normatif sebagai mata diklat yang sering diberikan secara umum baik di SMK atau SMU. Program
diklat adaptif sebagai mata diklat penunjang bagi program diklat produktif sedangkan program diklat produktif diberikan kepada siswa agar siswa lebih
mandiri untuk memasuki profesi tertentu di dunia kerja. Profesi tertentu dalam hal ini berhubungan dengan suatu profesi yang menuntut siswa untuk
memasuki lapangan kerja di tingkat menengah maupun menjadi mandiri, berusaha sendiri maupun kewiraswastaan.
Prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta dalam penelitian ini diukur berdasarkan nilai raport mata
diklat produktif pada kelas I meliputi pelayanan prima, membuka usaha kecil, siklus akuntansi, mengetik, surat niaga dan kearsipan, akuntansi
keuangan, akuntansi perbankan. Mengingat bahwa akuntansi keuangan dan akuntansi perbankan baru diberikan pada tahun ajaran ini yaitu semester
gasal dan semeter genap maka peneliti tidak meneliti serta juga nilai untuk ke dua mata diklat ini baru keluar setelah peneliti mengadakan penelitian.
Untuk paket keahlian akuntansi pada kelas III tidak diteliti di sebabkan nilai raport kelas III sudah terlalu jauh.
Waktu pembelajaran efektif per tahun untuk tingkat I dan II minimum 40 minggu dan untuk tingkat III minimum 36 minggu; jam
pembelajaran per minggu maksimum 50 jam 45 menit. Alokasi waktu pembelajaran praktek dalam program produktif minimuim 70 teori 30.
Biasanya siswa tidak hanya belajar di lingkungan sekolah tetapi juga
diikutsertakan dalam kegiatan industri agar siswa mampu melakukan ketrampilan dasar pada lini produksi.
Untuk mata program diklat produktif; pelayanan prima, membuka usaha kecil, siklus akuntansi, mengetik, surat niagakearsipan. Pelayanan
prima; siswa dibekali untuk lebih mandiri yaitu seperti melakukan komunikasi, memahami konsep-konsep pelayanan prima dan melaksanakan
pelayanan prima berdasarkan sikap attitude, perhatian attention dan tindakan action. Membuka usaha kecil membekali siswa untuk
memgindetifikasi karakteristik usaha kecil, memilih produk dan jasa, memilih bentuk usaha kecil, membuat rencana usaha kecil dan rencana
kerja, dan menumbuhkan dan mengembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan. Pelajaran siklus akuntansi membekali siswa untuk dapat
mencatat transaksi dalam persamaan akuntansi, menyiapkan dan menganalisis bukti transaksi, dan menyusun laporan keuangan. Mengetik;
membekali siswa untuk mengetahui bagamana cara mengetik yang benar, mengetik tuts dengan 10 jari dan mengetik secara cepat. Dan mata pelajaran
kearsipansurat niaga membekali siswa untuk dapat mengetahui pengetahuan surat-menyurat, membuat surat niaga, membuat surat pribadi
serta menyimpan dan menemukan kembali arsip. Prestasi belajar siswa bukan semata-mata karena faktor kecerdasan
intelegensi siswa saja tetapi ada faktor lain lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut. Secara garis besar faktor-faktor tersebut
dibagi menjadi dua yakni faktor intern dan faktor ekstren.
Faktor-faktor yang dimaksud adalah seperti yang dikemukakan oleh
Nana Sudjana 1989:18 sebagai berikut :
1. Faktor Intern
yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri, antara lain ialah kemampuan yang dimilikinya, minat serta faktor-faktor lainnya.
2. Faktor Ekstern
yaitu faktor yang berada di luar individu di antaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Sementara itu Winkel 1987:43, merinci faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
A. Faktor pada pihak siswa, terdiri dari : a.
Faktor-faktor psikis intelektual, yang meliputi taraf intelegensi berupa motivasi belajar, sikap perasaan, minat, kondisi akibat
keadaan sosio kultural atau ekonomis. b.
Faktor-Faktor fisik yang meliputi keadaan fisik. B. Faktor dari luar siswa yang terdiri dari :
a. Faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah, yang meliputi
kurikulum pengajaran, displin sekolah, teacher effectiveness, fasilitas belajar dan pengelompokkan siswa.
b. Faktor-faktor sosial di sekolah yang meliputi sistem sosial, status
sosial, dan interaksi guru dan siswa.
c. Faktor situasional, yang meliputi keadaan politik ekonomis, keadaan waktu dan tempat serta musim iklim.
d. Bakat. e. Minat
f. Emosi g. Kepribadian
h. Gangguan kejiwaan atau gangguan kepribadian lainnya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, agar siswa dapat memperolah prestasi belajar yang seoptimal mungkin maka siswa perlu
meningkatkan kemampuan, minat, dan motivasi yang ada dalam dirinya. Demikian pula halnya dengan faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor ini
dapat mendorong dan menghambat siswa dalam proses belajar. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat memberi dukungan siswa di dalam
belajar. Di antara ketiga lingkungan tersebut, lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang terpenting yang berfungsi sebagai lingkungan kedua yang
sangat mendukung dalam mendidik anak atau siswa, setelah lingkungan utama yaitu lingkungan keluarga.
Minat siswa terhadap suatu pelajaran program diklat bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan prestasi belajar siswa.
Minat siswa menurut Winkel termasuk faktor yang berpengaruh pada prestasi belajar yang termasuk faktor ekstern.
Prestasi belajar siswa di SMK yang mendukung terciptanya minat siswa dalam hal berwiraswasta seperti siswa dibekali ketrampilan yang
berhubungan dengan dunia berwiraswasta. Secara umum saja siswa dibekali cara-cara menjadi wiraswasta yang handal seperti siswa pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru memasarkannya serta mengatur
permodalan. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa akan menjadi sebuah dorongan untuk mengenal lebih jauh apa, bagaimana cara memasuki
dunia wiraswasta yang dapat memberi bekal siswa memasuki lapangan pekerjaan.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Menurut Dwi Puji Astuti dalam penelitiannya di SMK Negeri 1 Samarinda dengan judul Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Orang
Tua dan Prestasi Belajar Dengan Minat Siswa Berwiraswasta. Hasilnya yaitu :
1. Tingkat sosial ekonomi orang tua mempunyai hubungan positif terhadap minat siswa berwiraswasta.
2. Tingkat sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar mempunyai hubungan positif terhadap minat siswa berwiraswasta.
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Minat
Berwiraswasta Siswa.
Setelah memahami landasan teori di muka dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan orang tua mempunyai pengaruh terhadap minat
berwiraswasta siswa. Seorang siswa akan memilih kecenderungan terhadap minat berwiraswasta, karena dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan yang dimiliki orang tuanya. Hal ini menjadikan siswa merasa ingin memasuki dunia wiraswasta sesuai dengan harapan orang tuanya.
Anak yang mempunyai minat terhadap berwiraswasta akan cenderung mengikuti jejak orang tuanya. Hal ini sangat didukung oleh pola asuhan
yang diberikan oleh orang tua, terutama dalam hal mengarahkan pendidikan buat anak-anaknya. Sedang siswa yang berasal dari golongan
orang tua yang berpendidikan rendah akan cenderung sembarangan
dalam memilih pekerjaan.
Dari uraian di atas kita tahu bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa. Semakin tinggi
tingkat pendidikan orang tua maka semakin banyak motivasi, dukungan, dan didikan kepada sang anaknya untuk memiliki pendidikan tinggi yang
berfokus pada pendidikan dalam dunia wiraswasta.
2. Hubungan Antara Pekerjaan Orang Tua Dengan Minat Berwiraswasta Siswa.
Adanya motivasi yang kuat dari orang tua siswa yang memiliki kedudukan pekerjaan cukup bagus terhadap minat anaknya untuk
memasuki dunia wiraswasta sangat mendukung. Para orang tua pasti menginginkan anaknya bisa mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya
sendiri. Jika dilihat dalam lingkungan keluarga maka orang tua adalah orang yang membuat keputusan dan merupakan panutan bagi anak-
anaknya karena bagi anak orang tua merupakan orang yang lebih banyak tahu. Maka tidak mustahil apabila seorang anak mengikuti pekerjaan
orang tuanya sehingga akan menimbulkan pewarisan pekerjaan dari orang tuanya kepada anak-anaknya.
Dari uraian tersebut maka semakin mapan pekerjaan orang tua dan motivasi dari orang tua maka sangat mendukung minat siswa untuk
memasuki dan berhasil dalam dunia berwiraswasta. 3. Hubungan Antara Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang
Relevan Dengan Minat Berwiraswasta Siswa. Hubungan antara prestasi belajar bebarapa program diklat yang
relevan dengan minat berwiraswasta siswa adalah bahwa anak yang berprestasi tinggi akan mempunyai pentunjuk untuk memasuki dunia
wiraswasta. Hal ini dapat dimaklumi, karena siswa yang berprestasi tinggi akan tinggi pula pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuannya.
Setelah memperoleh petunjuk untuk masuk dalam dunia wiraswasta,
maka mereka akan lebih bijak dan mapan untuk bergelut dalam dunia wiraswasta. Pada umumnya siswa yang berprestasi tinggi memiliki
kecenderungan untuk menginginkan pekerjaan yang menuntut ketrampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang tinggi.
Dari uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat berwiraswasta siswa. Mereka yang
mempunyai prestasi belajar tinggi pada beberapa program yang relevan dengan berwiraswasta seperti kewirausahaan maka akan terpacu
semangatnya untuk lebih menumbuhkan minat berwiraswasta. 4. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Pekerjaan Orang Tua,
dan Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang Relevan Dengan Minat Berwiraswasta Siswa.
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dan memiliki pekerjaan yang cukup bagus akan menghendaki anaknya untuk
berprestasi. Hal ini karena didukung dengan perhatian mereka terutama dalam hal pendidikan dan pekerjaan. Hal tersebut dapatlah dimaklumi,
karena orang tua setidaknya akan menempatkan anaknya paling tidak minimal sama dengan dirinya. Mereka yang memiliki prestasi belajar
tinggi akan mendapat petunjuk terhadap dunia wiraswasta yang akan dimasukinya. Pilihan mereka akan cenderung pada pekerjaan yang
menuntut kemandirian, ketrampilan, dan kemampuan yang tinggi. Mereka akan lebih siap memasuki dunia wiraswasta yang diminatinya.
Dari uraian di atas tampak bahwa ada hubungan yang signifikan dan saling menunjang antara tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan
orang tua, dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berprestasi siswa SMK.
D. Paradigma Penelitian
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara Tingkat Pendidikan Orang, Pekerjaan Orang Tua,
dan Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang Relevan Dengan Minat Berwiraswasta maka dari hubungan tersebut dapat dibuat suatu
paradigma sebagai berikut :
X
1
r
y1
X
2
r
y2
Y X
3
Ry
123
r
y 2
Keterangan : X
1
= Tingkat Pendidikan Orang Tua X
2
= Pekerjaan Orang Tua X
3
= Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang Relevan Dengan Minat Berwiraswasta Siswa
Y = Minat Berwirasasta Siswa.
5. Hipotesis Penelitian