Hubungan antara kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar dan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMK Taman Siswa Nanggulan.

(1)

iv

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, FASILITAS BELAJAR, MINAT MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR

AKUNTANSI

Studi Kasus : Siswa kelas II SMK TAMAN SISWA NANGGULAN

GRETTY YULIA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2006

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi (2) hubungan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi (3) hubungan antara minat mengikuti bimbingan belajar dengan prestasi belajar akuntansi (4) hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi (5) hubungan antara kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar dan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi.

Penenlitian ini dilakukan dari tanggal 5 Januari sampai dengan tanggal 5 Februari 2004. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK TAMAN SISWA NANGGGULAN yang berjumlah 102 siswa dengan sampel 80 siswa pengumpulan dta dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Product Moment dan Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi (r = 0,286; r2 = 0,082). (2) ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi (r = 0,352; r2 = 0,124). (3) ada hubungan positif dan signifikan antara minat mengikuti bimbingan belajar dengan prestasi belajar akuntansi (r = 0,316; r2 = 0,10). (4) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi (r = 0,111; r2 = 0,012). (5) ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar dan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi (r = 0,471; r2 = 0,222).


(2)

v ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING DISCIPLINE, LEARNING FASILITIES, INTEREST IN JOINING ADDITIONAL LESSON AND PARENT’S EDUCATIONAL LEVEL WITH ACCOUNTING LEARNING

ACHIEVEM ENT

A Case Study : 2nd graders of “TAMAN SISWA NANGGULAN” Vocational High School

GRETTY YULIA Sanata Dharma University

Yogyakarta 2006

The aims of this research were to know : (1) the relationship between learning discipline with accounting learning achievement, (2) the relationship between learning facilities with accounting learning achievement, (3) the relationship between interest in joining additional lesson with accounting learning achievement, (4) the relationship between parent’s education le vel with accounting learning achievement, (5) the relationship between learning discipline, learning fascilities, interest in joining additional lesson and parent’s education level taken together with accounting learning achievement.

The research was cond ucted from 5th January to 5th February 2004. Population of this research was 102 students at 2nd grade of “TAMAN SISWA NANGGULAN” and 80 students were taken as sample. The techniques of data collecting used were questionnaire and documentation. The researcher analyzed data by using product moment correlation and multiple linier regression.

The results showed that (1) there was a positive and significant correlation between learning discipline with accounting learning achievement (r = 0,286; r2 = 0,082); (2) there was a positive and significant correlation between learning facilities with accounting learning achievement (r = 0,352; r2 = 0,124); (3) there was a positive and significant correlation between interest in joining additional lesson with accounting achievement (r = 0,316; r2 = 0,10); (4) there was not a positive and significant correlation between parent’s education level with accounting learning achievement (r = 0,111; r2 = 0,012); (5) there was a positive and significant correlation between learning discipline, learning fascilities, interest in joining additional lesson, parent’s education level taken together with accounting achievement (r = 0,471; r2 = 0,222).


(3)

ii

BELAJAR, MINAT MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR

DAN TINGKAT PENDIIDKAN ORANG TUA DENGAN

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

(Studi Kasus Pada SMK Taman Siswa Nanggulan)

SKRIPSI

Disusun oleh :

Nama : Gretty Yulia No. Mhs : 001334065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

v

“Jangan kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih hati,, padahal kamulah orang – orang yang paling tinggi (derajadnya), jika kamu oarng – orang yang beriman”.

( Qs. Ali I mron [3] : 139)

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Bapak & ibuku tercinta Adiku tersayang Yang terkasih, tempatku berbagi


(7)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahw askripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 01 November 2006 Penulis


(8)

iv

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, FASILITAS BELAJAR, MINAT MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR

AKUNTANSI

Studi Kasus : Siswa kelas II SMK TAMAN SISWA NANGGULAN

GRETTY YULIA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2006

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi (2) hubungan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi (3) hubungan antara minat mengikuti bimbingan belajar dengan prestasi belajar akuntansi (4) hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi (5) hubungan antara kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar dan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi.

Penenlitian ini dilakukan dari tanggal 5 Januari sampai dengan tanggal 5 Februari 2004. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK TAMAN SISWA NANGGGULAN yang berjumlah 102 siswa dengan sampel 80 siswa pengumpulan dta dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Product Moment dan Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi (r = 0,286; r2 = 0,082). (2) ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi (r = 0,352; r2 = 0,124). (3) ada hubungan positif dan signifikan antara minat mengikuti bimbingan belajar dengan prestasi belajar akuntansi (r = 0,316; r2 = 0,10). (4) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi (r = 0,111; r2 = 0,012). (5) ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar dan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi (r = 0,471; r2 = 0,222).


(9)

v ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING DISCIPLINE, LEARNING FASILITIES, INTEREST IN JOINING ADDITIONAL LESSON AND PARENT’S EDUCATIONAL LEVEL WITH ACCOUNTING LEARNING

ACHIEVEM ENT

A Case Study : 2nd graders of “TAMAN SISWA NANGGULAN” Vocational High School

GRETTY YULIA Sanata Dharma University

Yogyakarta 2006

The aims of this research were to know : (1) the relationship between learning discipline with accounting learning achievement, (2) the relationship between learning facilities with accounting learning achievement, (3) the relationship between interest in joining additional lesson with accounting learning achievement, (4) the relationship between parent’s education le vel with accounting learning achievement, (5) the relationship between learning discipline, learning fascilities, interest in joining additional lesson and parent’s education level taken together with accounting learning achievement.

The research was cond ucted from 5th January to 5th February 2004. Population of this research was 102 students at 2nd grade of “TAMAN SISWA NANGGULAN” and 80 students were taken as sample. The techniques of data collecting used were questionnaire and documentation. The researcher analyzed data by using product moment correlation and multiple linier regression.

The results showed that (1) there was a positive and significant correlation between learning discipline with accounting learning achievement (r = 0,286; r2 = 0,082); (2) there was a positive and significant correlation between learning facilities with accounting learning achievement (r = 0,352; r2 = 0,124); (3) there was a positive and significant correlation between interest in joining additional lesson with accounting achievement (r = 0,316; r2 = 0,10); (4) there was not a positive and significant correlation between parent’s education level with accounting learning achievement (r = 0,111; r2 = 0,012); (5) there was a positive and significant correlation between learning discipline, learning fascilities, interest in joining additional lesson, parent’s education level taken together with accounting achievement (r = 0,471; r2 = 0,222).


(10)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kedisiplinan Belajar, Fasilitas Belajar, Minat Mengikuti Bimbingan Belajar Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Akuntansi”. Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan daru berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak S. Widanarto P., S.Pd, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam memberi pengaraha n dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.


(11)

vii menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE, M.Si yang telah memberikan bantuan dan masukan - masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd, M.S.A yang telah memberikan bantuan dan masukan – masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

9. Bapak Mudjiono, B.A selaku kepala sekolah SMK Taman Siswa Nanggulan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10.Ibu Sri Purwanti, B.A yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di SMK Taman Siswa Nanggulan, Kulon Progo.

11.Bapak, ibu guru dan siswa – siswi kelas II serta karyawan SMK Taman Siswa Nanggulan yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis memperoleh data – data penelitian.

12.Bapak Surista dan ibu Sri Wahyuning tercinta yang senantiasa mendoakan ananda dan mengorbankan segalanya untuk kebaikan ananda sampai akhirnya Gretty jadi sarjana.

13.Adiku tersayang terima kasih atas doa, bantuan dan dukunganmu selama ini. 14.Yang terkasih mas Dedy terima kasih atas cinta, doa, kesabaran dan

kesetiaanmu semoga kasihmu hanya selalu untukku.

15.Mas Wijo terima kasih atas semua bantuan dan bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini.


(12)

viii

yang selalu mengingatkanku untuk segera menyelesaikan skripsi.

17.Sahabat terbaikku Chelsy terima kasih untuk semuanya, engkau sahabat terbaik yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, aku selalu berdoa agar kamu juga cepat lulus.

18.Sahabat – sahabatku yang jauh disana Grace, Wiwik & Atang, Vivit, Nunuk. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya oleh sebab itu segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Penulis

Gretty Yulia


(13)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ...1

B.Batasan Masalah ...3

C.Perumusan Masalah ...3

D.Tujuan Penelitian ...4

E. Manfaat Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Disiplin Belajar ...6


(14)

x

2. Disiplin belajar ...7

B.Fasilitas belajar ...9

1. Pengertian fasilitas belajar ...9

2. Macam- macam fasilitas belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik ……….. 9

C.Minat Mengikuti Bimbingan Belajar ...11

1. Pengertian minat ...11

2. Bimbingan belajar ...11

D.Tingkat Pendidikan Orang Tua ...13

1. Pendidikan informal ...13

2. Pendidikan formal ...13

3. Pendidikan nonformal ...14

E. Prestasi Belajar Akuntansi ...15

1. Prestasi belajar ...15

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ...15

3. Prestasi belajar akuntansi ...17

F.Kerangka Berpikir ...18

G.Penelitian Sebelumnya ...21

H.Hipotesis ...23

BAB III METODA PENELITIAN A.Jenis Penelitian ...24


(15)

xi

D.Variabel Penelitian dan Pengukuran ...26

E. Populasi dan Sampel ...29

F.Teknik Pengumpulan Data ...30

G.Uji Instrumen Penelitian ...31

H.Teknik Analisis Data ...35

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Sekolah...43

B. Peraturan Tata Tertib SMK Taman Siswa Nanggulan ...53

BAB V ANALISIS DATA A. Deskripsi Data...59

B. Pengujian Persyaratan Analisis ...63

C. Uji Hipotesis ...65

D. Uji Asumsi Klasik ...70

E. Uji Regresi Linier Berganda ...73

F. Pembahasan ...75

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan...84

B. Keterbatasan Penelitian ...84

C. Saran-saran...85 DAFTAR PUSTAKA


(16)

xii

Tabel Halaman

IV.1. Pergantian Kepala Sekolah ... 45

IV.2. Daftar Guru, tugas dan jabatan ... 46

IV.3. Daftar Guru Wali Kelas ... 49

IV.4. Daftar Nama Karyawan ... 50

IV.5. Jumlah Siswa... 51

IV.6. Fasilitas Sekolah ... 52

V.1. Distribusi Frekuensi Data Kedisplinan Belajar Berdasarkan Skor Ideal ... 59

V.2. Distribusi Frekuensi Data Fasilitas Belajar Berdasarkan Skor Ideal ... 61

V.3. Distribusi Frekuensi Data Minat Mengikuti Bimbingan Belajar Berdasarkan Skor Ideal ... 62

V.4. Daftar Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 63

V.5. Rangkuman Hasil Uji Linieritas... 65

V.6. Nilai Uji Multikolinieritas... 71

V.7. Nilai Uji Heteroskesdastisitas ... 72

V.8. Nilai Uji Autokorelasi ... 73


(17)

xiii Lampiran 1 Daftar Kuesioner

Lampiran 2 Validitas dan Reabilitas Lampiran 3 Data Induk

Lampiran 4 Normalitas

Lampiran 5 Uji Hipotesis, Asumsi Klasik dan Regresi Linier Berganda Lampiran 6 Frekuensi

Lampiran 7 Tabel Nilai r, t dan f Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi yang sangat berperan penting adalah sumber daya manusia yang berkualitas yang merupakan kunci bagi keberhasilan suatu bangsa. Dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas ini dapat dibent uk melalui pendidikan.

Pendidikan adalah suatu upaya yang paling efektif untuk mengembangkan bakat dan ketrampilan seseorang. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkan potensi SDM melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar 9 tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (Muhibbin, 1997:1).

Dalam pendidikan seseorang belajar dengan berusaha mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri dan mandiri dalam berbagai pengalaman tersebut. Setiap orang yang menjalani pendidikan selalu berharap untuk mendapatkan kesuksesan atas setiap aktivitas yang dilakukannya. Namun tidak semua harapan itu dapat tercapai dikarenakan ada beberapa faktor yang menjadi penghambat bagi tercapainya kesuksesan tersebut, sebagai contoh kesuksesan belajar.

Kesuksesan dalam belajar seseorang salah satunya dapat dilihat dari prestasi yang diperolehnya. Apabila seseorang telah mencapai prestasi yang


(19)

baik maka dapat dikatakan bahwa dia telah sukses dalam belajar. Dalam dunia pendidikan prestasi merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru atau dapat dikatakan bahwa prestasi digunakan untuk menilai sejauh mana siswa tersebut dapat menguasai materi yang telah mereka pelajari.

Prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan dan ketrampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru. Bila angka yang diberikan oleh guru rendah maka prestasi seorang siswa dianggap rendah sedangkan bila nilai yang diberikan oleh guru tinggi maka prestasi siswa dianggap tinggi, sekaligus dianggap sebagai seorang siswa yang sukses dalam belajar.

Dalam pencapaian prestasi belajar terdapat dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor dari dalam dan dari luar diri siswa itu sendiri. Faktor dari dalam tersebut meliputi prasyarat belajar, ketrampilan belajar dan kondisi pribadi siswa. Sedangkan faktor dari luar diri siswa meliputi lingkungan fisik seperti suasana rumah atau sekolah dan kondisi sosial ekonomi keluarga; proses belajar mengajar dan sarana belajar yang dimiliki.

Prestasi belajar akuntansi siswa di sekolah menengah kejuruan sangat perlu untuk ditingkatkan terutama pada jurusan akuntansi, karena mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang paling utama. Lulusan SMK dituntut untuk mempunyai bekal yang cukup untuk memasuki


(20)

dunia kerja yang penuh dengan persaingan. Bekal yang diperlukan tersebut tidak hanya berupa ketrampilan tetapi juga prestasi belajar yang baik.

Prestasi siswa dapat dicapai dengan baik apabila siswa giat belajar serta ditunjang dengan bimbingan dari guru dan peran serta orang tua dalam lingkungan keluarga. Namun tidak semua orang tua dapat membimbing anak mereka dalam belajar dikarenakan kesibukan dan keterbatasan cara berpikir orang tua itu sendiri, oleh karena itu orang tua lebih cenderung untuk menyarankan anak mereka mengikuti bimbingan belajar. Selain itu kedisiplinan belajar dan pengadaan fasilitas belajar yang baik merupakan faktor pendukung dalam mencapai keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan pada latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar dan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi permasalahan mengenai hubungan antara kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar dan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi.

C. Perumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi?


(21)

2. Apakah ada hubungan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi?

3. Apakah ada hubungan antara minat mengikuti bimbingan belajar dengan prestasi belajar akuntansi?

4. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi?

5. Apakah ada hubungan antara kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar, dan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara minat mengikuti bimbingan belajar denga n prestasi belajar akuntansi.

4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi.

5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar dan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi.


(22)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mengarahkan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi. 2. Bagi penulis

Penelitian ini merupakan sarana berlatih untuk menerapkan teori yang telah di dapat dibangku kuliah dalam kenyataan yang terjadi di dunia pendidikan.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi tambahan referensi tentang pendidikan di perpustakaan Universitas Sanata Dharma khususnya bagi mahasiswa FKIP.


(23)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Disiplin Belajar

1. Pengertian belajar

Ada beberapa definisi belajar, antara lain :

a. Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow yang dikutip Roestiyah N.K (1982:149) definisi belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.

b. Menurut WS. Winkel (1989:36) definisi belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.

c. Menurut Hintzman yang dikutip Muhibbin Syah (1997:90)

“Learning is a change in organism due to experience which can effect the organism’s behavior”. Belajar berarti suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme. d. Menurut Wittig yang dikutip Muhibbin Syah (1997:90)

“Learning is any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience”. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala


(24)

macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengamatan.

Dari pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dialami oleh setiap individu sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.

2. Disiplin belajar

Disiplin merupakan sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi suatu ketentuan atau tata tertib yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Pelaksanaan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar dengan disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara belajar yang baik. Sifat bermalas- malasan, keinginan mencari mudahnya saja, keseganan untuk bersusah payah memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan lain dapat teratasi bila anak tersebut memiliki disiplin, karena disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekerja secara teratur (The Liang Gie, 1979:51).

Pada hakekatnya disiplin merupakan kemampuan pengendalian tingkah laku diri sendiri. Kemampuan pengendalian diri ini dapat terbentuk melalui pendidikan yang dilakukan oleh orang tua dalam lingkungan keluarga, guru dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan sosial masyarakat. Adapun fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi otoritas.


(25)

Menurut Gunarsa (1981:163) disiplin diperlukan dalam mendidik supaya peserta didik dengan mudah :

a. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak milik orang lain,

b. Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan- larangan,

c. Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk,

d. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman,

e. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain. Disiplin belajar yang diterapkan dalam peserta didik sangat penting manfaatnya. Disiplin belajar akan membuat peserta didik memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik yang merupakan proses ke arah pembentukan watak yang baik. Disiplin belajar dapat tercapai jika dilaksanakan dengan kesungguhan hati dari dalam peserta didik. Cara belajar bukanlah bakat sejak lahir dari golongan apa saja. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap peserta didik dengan jalan latihan. Tetapi keteraturan dan disiplin harus ditanamkan dan dikembangkan dengan penuh kemauan dan kesungguhan barulah disiplin dapat dimiliki oleh peserta didik


(26)

B.

Fasilitas Belajar

1. Pengertian fasilitas belajar

Pengertian fasilitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang memudahkan kelancaran tugas (1990:240). Dari pengertian tersebut dapat didefinisikan arti fasilitas belajar yaitu sega la sesuatu yang memudahkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai tujuan belajar yang baik dan memuaskan.

Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor ekstern yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Fasilitas berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar siswa agar kegiatan belajar tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.

2. Macam- macam fasilitas belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik meliputi sebagai berikut :

Perlengkapan sekolah

Perlengkapan sekolah adalah segala sesuatu yang digunakan oleh siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar di kelas seperti : buku tulis, buku paket, alat-alat tulis dan sebagainya.

3. Ruang belajar

Ruang belajar adalah sebuah ruangan yang dapat digunakan untuk belajar dengan baik sehingga dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan kegiatan belajar tersebut. Setiap siswa hendaknya mempunyai suatu ruang belajar tertentu. Seandainya tidak


(27)

memungkinkan maka kamar tidur dapat juga dijadikan ruang belajar yang baik.

4. Meja belajar

Meja belajar adalah sebuah tempat yang memang dirancang khusus bagi pengguna agar mereka lebih betah untuk melaksanakan kegiatan belajar. Meja belajar hendaknya bersih dari benda-benda apapun yang tidak langsung diperlukan untuk belajar seperti surat kabar atau majalah hiburan.

5. Penerangan

Penerangan adalah pencahayaan yang dibutuhkan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar agar tidak merusak mata. Penerangan yang terbaik ialah yang diberikan oleh cahaya matahari karena warnanya yang putih dan intensif, maka belajar di waktu pagi sampai sore hari mempunyai arti yang penting untuk memelihara kesehatan mata. Para siswa yang terpaksa harus belajar di bawah lampu listrik yang suram atau cahaya lampu minyak tanah hendaknya mengurangi kebiasaan belajar sampai larut malam.

6. Sarana ke sekolah adalah sarana atau alat transportasi yang dapat digunakan oleh siswa untuk sampai ke sekolah, seperti : sepeda, angkutan umum, dan kendaraan lain.


(28)

C. Minat Mengikuti Bimbingan Belajar 1. Pengertian minat

a. Menurut Pasaribu dan Simandjuntak (1986:47) minat adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan sikap subjek terhadap objek. b. Menurut WS. Winkel (1984:30) minat adalah kecenderungan yang

menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

c. Menurut Lester dan Alice Crow yang dikutip The Liang Gie (1995:129) “An interest in learning is an obligation which goes with you to class and accompanies you during each study assignment, thereby, enabling you to succeed in the study activity. Suatu minat dalam belajar merupakan suatu kewajiban yang menyertai anda ke kelas dan menemani anda selama setiap tugas studi, dengan demikian memungkinkan anda berhasil dalam kegiatan studi.

2. Bimbingan belajar

Menurut W.S. Winkel (1984:17) bimbingan berarti pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan secara bijaksana dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup.

Bimbingan menurut A.J. Jones yang dikutip Gunarsa (1981:22) merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan.


(29)

Menurut L.D. Crow dan A. Crow yang dikutip Gunarsa (1981:23) bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh pribadi yang terdidik baik wanita atau pria yang terlatih, kepada setiap individu yang usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangnya, mengambil keputusannya sendiri dan menanggung bebannya sendiri.

Dari pengertian di atas Gunarsa (1981:23) menyimpulkan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang agar memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki di dalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggungjawab tanpa harus bergantung pada orang lain.

Tujuan bimbingan menurut Gunarsa (1981:25) adalah agar peserta didik memperoleh :

a. Kemampuan berprestasi di sekolah,

b. Sikap menghormati kepentingan dan harga diri orang lain, c. Cara-cara mengatasi kesulitan dirinya,

d. Pemahaman tentang kesulitan sekolah, e. Penyelesaian kesulitan dalam hal belajar,

f. Pengarahan dalam mengatasi masalah dalam hal melanjutkan sekolah, g. Persiapan bidang kerja yang tepat untuk hari kemudian.

Bimbingan belajar adalah sebagai suatu pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang sebagai cara-cara bertingkah laku yang


(30)

baru secara bijaksana dan dalam proses untuk mengadakan penyesuaian diri. Dengan kata lain bimbingan belajar merupakan bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Bimbingan ini memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

D. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Bentuk-bentuk pendidikan menurut Philip H. Coombs (dalam Zahara Idris, 1984:58) diklasifikasikan dalam 3 bagian, yaitu :

1. Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dalam pengalaman sehari- hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak dari seseorang lahir sampai mati, seperti dalam keluarga, tetangga, hiburan, pasar dan pergaulan sehari- hari.

2. Pendidikan formal

Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.


(31)

3. Pendidikan nonformal

Pendidikan nonformal adalah suatu bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, teratur, dan berencana tetapi di luar kegiatan persekolahan.

Yang dimaksud dengan orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari- hari yang lazim disebut bapak- ibu (Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution, 1985:1). Sedangkan tingkat pendidikan orang tua maksudnya adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai oleh orang tua, dalam hal ini adalah jenjang pendidikan yang berhasil diselesaikan yaitu SD, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi.

Tingkat pendidikan formal yang akan membawa pengaruh yang luas pada kehidupan yaitu bukan hanya berpengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan, penghasilan, kekayaan dan status sosial dalam masyarakat. Seseorang lulusan SD cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik dibanding mereka yang tidak pernah sekolah, seorang tamatan SLTA lebih berpengetahuan dari tamatan SLTP. Bagaimanapun seseorang yang berpendidikan lebih tinggi adalah lebih berpengalaman atau berpengetahuan (Napitupulu, 1969:61).


(32)

E. Prestasi Belajar Akuntansi 1. Prestasi belajar

Proses belajar yang dialami oleh murid menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, dalam bidang ketrampilan dalam bidang nilai dan sikap. Adanya perubahan itu nampak dalam prestasi yang dihasilkan oleh murid terhadap pertanyaan atau persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru.

Prestasi adalah suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi yang dimaksud adalah sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (Dewa Ketut S, 1988:51).

Prestasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai dari yang dilakukan atau dikerjakan (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990:700), dari definisi tersebut maka prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai-nilai tes atau angka-angka nilai-nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan pengertian secara umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang telah dicapai seseorang dalam bidang tertentu.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Roestiyah N.K (1982:159) mengemukakan faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu :


(33)

Yaitu faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, diantaranya sebagai berikut :

1) Rasa aman

Rasa aman sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Dengan perasaan aman maka siswa dapat lebih berkonsentrasi dan dapat belajar dengan tenang sehingga hal ini juga dapat mendukung proses belajar dengan baik.

2) Minat terhadap bahan pelajaran

Dalam mengikuti pelajaran di sekolah setiap siswa hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

3) Kesehatan

Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang dan merupakan faktor pendukung belajar.

4) Kemampuan mengikuti pelajaran

Mampu mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang diajarkan oleh guru.

b. Faktor eksternal

Kemajuan belajar siswa juga dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, diantaranya sebagai berikut :

a. Yang datang dari sekolah

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan belajar tidak hanya bersumber dari diri sendiri dan keluarga akan tetapi dapat juga


(34)

bersumber dari sekolah, antara lain : menciptakan interaksi yang baik antara guru dan murid, cara memberi pelajaran dan penggunaan media.

b. Yang datang dari lingkungan keluarga

Seperti kita ketahui bahwa sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, karena itu aspek kehidupan keluarga turut mempengaruhi belajar siswa, antara lain : cara mendidik, suasana keluarga, pengertian orang tua dan keadaan sosial ekonomi orang tua.

c. Yang datang dari masyarakat

Beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat yang dapat mempengaruhi kelancaran belajar, antara lain : cara hidup lingkungan, teman bergaul dan media massa.

3. Prestasi belajar akuntansi

Kata akuntansi (accounting) berasal dari bahasa Inggris “to account” yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang membutuhkan ketrampilan, kecermatan dan ketelitian. Belajar akuntansi adalah belajar yang banyak melatih siswa untuk trampil, cermat, teliti dalam menghitung angka-angka yang berkaitan dengan kegiatan akuntansi. Sedangkan yang dimaksud dengan prestasi belajar akuntansi adalah suatu hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat belajar akuntansi.


(35)

F. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi Kedisiplinan sangat berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Disiplin berarti mengarahkan kehendak pada suatu cita-cita atau tujuan tertentu oleh karena itu disiplin sangat besar peranannya dalam mencapai suatu tujuan, jika seseorang melaksanakan kedisiplinan dengan baik kemungkinan besar sukses yang akan dicapai besar juga sehingga prestasi belajarnya juga akan meningkat. Kedisiplinan dapat menumbuhkan keteraturan. Hanya dengan belajar secara teratur seperti membaca buku secara teratur, tidak suka menunda-nunda belajar sampai waktu ujian, dan tidak suka menunda untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru maka seorang siswa akan memperoleh hasil yang baik.

Bidang studi akuntansi merupakan materi yang termasuk dalam kategori yang sulit untuk dipelajari, karena terdapat konsep-konsep akuntansi yang sulit untuk dimengerti, sehingga mempelajarinya pun membutuhkan suatu ketekunan, kejelian dalam menghitung angka-angka. Namun bila siswa tersebut memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi akan membuat siswa memiliki kecakapan belajar yang baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi yang lebih baik.

2. Hubungan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi

Setiap siswa yang satu dengan yang lain tentu mempunyai fasilitas yang berbeda, hal ini dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi orang tua mereka yang berbeda pula. Kelengkapan fasilitas belajar sangat


(36)

bermanfaat bagi seseorang siswa karena fasilitas merupakan alat untuk membantu, menunjang dan diperlukan dalam proses belajar dan pembelajaran.

Dengan adanya tempat belajar yang baik seperti ruang belajar, kursi, meja belajar dan penerangan yang cukup baik maka akan menciptakan rasa nyaman pada diri anak tersebut untuk belajar. Sedangkan dengan adanya alat-alat pelajaran seperti alat tulis, buku tulis untuk mencatat akan memacu semangat pada diri anak tersebut untuk giat dalam belajar.

Dalam mata pelajaran akuntansi kelengkapan fasilitas belajar sangat penting untuk dipenuhi meliputi kalkulator, buku tulis, alat tulis seperti penggaris, pensil, penghapus dan sebagainya, karena bila kelengkapan itu tidak dipenuhi dengan baik maka akan menghambat proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang memiliki kelengkapan fasilitas belajar cenderung akan meningkatkan prestasi belajar akuntansinya dengan baik.

3. Hubungan antara minat mengikuti bimbingan belajar dengan prestasi belajar akuntansi

Keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar tidak lepas dari motivasi siswa itu sendiri. Motivasi tersebut dapat bermacam- macam sesuai dengan kondisi atau alasan yang mendasari minat siswa mengikuti bimbingan belajar. Minat adalah suatu kecenderungan yang menetap dalam diri seseorang dimana ia merasa tertarik pada suatu hal dan merasa


(37)

senang bersama dengan hal itu. Minat merupakan motivasi yang mendorong orang untuk melaksanakan apa saja yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Minat mengikuti bimbingan belajar dapat juga dikarenakan termotivasi oleh temannya, karena menga lami kesulitan dalam belajar, karena ingin memperdalam pelajaran yang telah diterima di sekolah, dan sebagainya.

Bimbingan belajar ini sangat penting dan bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam setiap mata pelajaran terutama bagi mata pelajaran akuntansi karena mengikuti bimbingan belajar dapat mempermudah siswa tersebut dalam belajar dan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang mereka temukan dalam mata pelajaran akuntansi. Dengan minat mengikuti bimbingan belajar maka ada kecenderungan akan meningkatkan prestasi belajar akuntansi.

4. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi.

Tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung berhubungan dengan prestasi belajar anak. Bagi orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya dan mereka akan selalu memperhatikan perkembangan anak-anaknya, sebaliknya bagi orang tua yang tidak berpendidikan pada umumnya menganggap rendah pendidikan dan kurang memperhatikan perkembangan anak-anaknya terutama pada prestasi belajarnya.


(38)

Orang tua yang berpendidikan rendah akan kesulitan untuk membantu anak mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. Pengetahuan yang terbatas dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan orang tua mengalami kesulitan untuk membantu mengatasi kesulitan belajar anak mereka.

Kemampuan orang tua dalam menyelesaikan tingkat pendidikan yang tinggi menjadi pemicu semangat bagi anak untuk mencapai hal yang serupa hal ini dikarenakan pendidikan yang tinggi akan membuat orang tua berusaha untuk menyadarkan anak mereka untuk selalu giat belajar dalam hal ini adalah belajar akuntansi sehingga akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya terutama di bidang akuntansi. Dengan pendidikan orang tua yang tinggi memudahkan orang tua tersebut dalam menyelesaikan kesulitan belajar yang dialami oleh anak mereka yang didasarkan atas pengalaman mengenyam dunia pendidikan yang lebih tinggi.

G. Penelitian Sebe lumnya

1. Widiyani (2000) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan antara Kedisiplinan Belajar dan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar dan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa.


(39)

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei sampai dengan 9 Juni 2000. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas II SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang berjumlah 100 siswa.

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar dan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa.

2. Deka Santi (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan antara Media Pembelajaran Akuntansi, Kemandirian Belajar Akuntansi dan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Akuntansi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara media pembelajaran akuntansi, kemandirian belajar akuntansi dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar akuntansi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2002. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi kelas III Program Studi Akuntansi SMK YPKK I Sleman yang berjumlah 80 siswa.

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara media pembelajaran akuntansi, kemandirian belajar akuntansi dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar akuntansi. 3. Yohana Krismika Dewi Andari (2003) dalam penelitiannya yang berjudul

Hubungan antara Kedisiplinan Belajar, Dukungan Teman dan Bimbingan Guru dengan Prestasi Belajar Siswa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar siswa SMP Pangudi Luhur Kalibawang.


(40)

Jenis penelitian adalah studi kasus, yang dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Kalibawang pada bulan Mei 2003. Penelitian ini dilakukan terhadap kelas II yang berjumlah 61 siswa.

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar.

H. Hipotesis

Dari uraian kerangka berpikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

2. Ada hubungan positif antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

3. Ada hubungan positif antara minat mengikuti bimbingan belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

4. Ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi.

5. Ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar, dan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi.


(41)

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan penulis gunakan meliputi : 1. Deskriptif

Suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta (Consuelo, 1993:71).

2. Studi Kasus

Penelitian tentang subjek tertentu, dimana subjek tersebut terbatas maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti (Consuelo, 1993:73).

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2005 2. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Taman Siswa Nanggulan

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Siswa kelas II SMK Taman Siswa Nanggulan 2. Objek penelitian

a. Kedisiplinan belajar


(42)

b. Fasilitas belajar

c. Minat mengikuti bimbingan belajar d. Tingkat pendidikan orang tua e. Prestasi belajar akuntansi

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998:99). Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah :

a. Kedisiplinan belajar b. Fasilitas belajar

c. Minat mengikuti bimbingan belajar d. Tingkat pendidikan orang tua e. Prestasi belajar akuntansi 2. Pengelompokan variabel

a. Variabel bebas (independent variable) 1) Kedisiplinan belajar

2) Fasilitas belajar

3) Minat mengikuti bimbingan belajar 4) Tingkat pendidikan orang tua b. Variabel terikat (dependent variable)

Prestasi belajar akuntansi 3. Pengukuran variabel


(43)

Setiap variabel penelitian yang akan analisis perlu diukur dengan cara pengukuran masing- masing. Pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

a. Variabel bebas

1) Kedisiplinan belajar, fasilitas belajar dan minat mengikuti bimbingan belajar.

Untuk mengukur variabel ini digunakan skala Likert dengan menggunakan 4 kategori penilaian.

Penilaiannya adalah :

Alternatif jawaban Pernyataan positif

Pernyataan negatif

Sangat setuju (SS) Skor 4 Skor 1

Setuju (S) Skor 3 Skor 2

Tidak setuju (TS) Skor 2 Skor 3

Sangat tidak setuju (STS) Skor 1 Skor 4

Indikator Kedisiplinan Belajar, Fasilitas Belajar dan Minat Mengikuti Bimbingan Belajar

Nomor Kusioner

No. Variabel Sub variabel Sub-sub variabel

+ -

1. Kedisiplin an belajar

a.Tata tertib

b.Tanggung jawab

c.Keteraturan

d.Tepat waktu

- Membuat jadwal belajar - Mematuhi jadwal belajar - Mengerjakan pekerjaan

rumah dan tugas lain yang diberikan oleh guru

- Mengumpulkan tugas yang harus dikumpulkan

- Belajar setiap hari

- Selalu mengulangi kembali pelajaran yang diterima di sekolah

- Mengerjakan pekerjaan

1

2

9

8


(44)

e.Kemauan Belajar

rumah tepat waktu

- Mengumpulkan tugas tepat waktu

- Belajar menurut kemauan sendiri

4

7

6

5

2. Fasilitas belajar

a.Perlengkapan belajar

b.Ruang belajar c.Rak buku

d.Meja dan

kursi belajar e.Penerangan

f. Ventilasi

- Kelengkapan buku catatan - Kelengkapan buku paket

untuk semua mata pelajaran

- Kelengkapan alat tulis - Memisahkan antara buku

catatan dengan buku tugas - Memiliki kalkulator - Kenyamanan ruang belajar

- Memiliki rak buku

- Kenyamanan meja dan

kursi belajar

- Terdapat penerangan yang cukup baik sehingga tidak merusak mata

- Terdapat ventilasi sehingga membantu sirkulasi udara yang baik 1 3 9 7 8 4 6 5 2 10

3. Minat mengikuti bimbingan belajar a.Kesenangan b.Pemecahan permasalahan c. Kemauan sendiri d. Memperke mbangkan potensi diri e. Prestasi f. Kepercaya an diri

- Menyenangi mata pelajaran akuntansi

- Senang mengikuti

bimbingan belajar di bidang akuntansi

- Dapat menyelesaikan

semua soal ulangan akuntansi dengan baik

- Mengikuti bimbingan

belajar atas kemauan sendiri

- Mengembangkan

kemampuan diri di bidang akuntansi

- Tertarik untuk lebih

berprestasi dalam pelajaran akuntansi

- Kepercayaan diri

meningkat 1 2 7 4 5 6 3 10 8,9


(45)

2) Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua yaitu tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh orang tua yang ditunjukkan dengan ijazah terakhir. Tingkat pendidikan orang tua termasuk tipe data ordinal. Ketentuan penyusunan yaitu bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua yang dicapai maka semakin tinggi pula skor untuk suatu alternatif jawaban. Ketentuan tersebut meliputi: a) Tingkat pendidikan SD skor 1

b) Tingkat pendidikan SLTP skor 2 c) Tingkat pendidikan SMU / SMK skor 3 d) Tingkat pendidikan PT / Akademi skor 4 b. Variabel terikat

Prestasi belajar akuntansi dilihat dari nilai rapor dengan cara membagi total nilai dari kedua mata pelajaran akuntansi yang ada di kelas II (akuntansi keuangan dan akuntansi perbankan) dengan jumlah mata pelajaran tersebut.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan (Suharsimi Arikunto, 1998:115). Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi 102 siswa kelas II SMK Taman Siswa Nanggulan.


(46)

2. Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, sampel ditentukan dengan metode proportional random sampling yaitu setelah dihitung proporsi jumlah siswa untuk masing-masing kelas kemudian setiap anggota sampel dipilih secara random, dimaksudkan agar masing- masing kelompok yang memiliki karakteristik dan jumlah yang berbeda dapat mewakili atau representatif terhadap populasi dalam kelompok tersebut. Pada penelitian ini populasi sebanyak 102 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah jumlah yang dianggap representatif yaitu sebanyak 80 siswa, sesuai dengan tabel Krecjie (Sugiyono, 2002:63). Jumlah sampel tersebut terdiri dari:

siswa 27 26,66 80 x 102 34 AK II

Kelas 1 = = =

siswa 27 27,45 80 x 102 35 AK II

Kelas 2 = = =

siswa 26 25,88 80 x 102 33 AK II

Kelas 3 = = =

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Melalui cara ini dimaksudkan


(47)

penulis memperoleh data yaitu kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar dan tingkat pendidikan orang tua. 2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku dan sebagainya. Melalui teknik ini akan dikumpulkan data mengenai prestasi belajar siswa yang diperoleh dari nilai rapor untuk mata pelajaran akuntansi kelas II SMK Taman Siswa Nanggulan

G. Uji Instrumen Penelitian 1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 1998:160). Pengukuran validitas butir dilakukan dengan mengkorelasikan skor total setiap item dengan skor total seluruh item, dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut :

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

xy Y Y N X X N Y X XY N r

− − = Keterangan :


(48)

X = skor total setiap item Y = skor total seluruh item N = jumlah sampel

Dengan berpedoman sebagai berikut: Jika rxy > rtab berarti alat ukur valid Jika rxy < rtab berarti alat ukur tidak valid

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, dengan mengkorelasikan skor item dengan total item, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kedisiplinan Belajar

Data tentang kedisiplinan belajar (X1) dituangkan ke dalam 9 butir soal, dengan kisi – kisi seperti dalam lampiran. Setelah dilakukan uji validitas butir, ternyata diperoleh 9 butir soal yang valid dengan nilai korelasi antara 0,5147 sampai 0,7637.

b. Fasilitas Belajar

Data tentang fasilitas belajar (X2) dituangkan ke dalam 10 butir soal, dengan kisi – kisi deperti dalam lampiran. Setelah dilakukan uji validitas butir, ternyata diperoleh 10 butir soal yang valid dengan nilai korelasi antara 0,5036 sampai 0,8326.

c. Minat Mengikuti Bimbingan Belajar (X3)

Data tentang minat mengikuti bimbingan belajar (X3) dituangkan ke dalam 10 butir soal, dengan kisi – kisi seperti dalam lampiran. Setelah dilakukan uji validitas butir, ternyata diperoleh 10


(49)

butir soal yang valid dengan nilai korelasi antara 0,4345 sampai 0,7920.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya (Suharsimi, 1998:170).

Tingkat reliabilitas kuesioner (instrumen) diuji dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach sebagai berikut :

(

)

            −

=

2

t 2 b 11 s s 1 1 k k r Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = jumlah varians butir

∑σt2 = varians total

Dengan berpedoman sebagai berikut : Jika ralpha > rtabel berarti reliabel Jika ralpha < rtabel berarti tidak reliabel

Selanjutnya menurut Suharsimi (1998:192), untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas instrumen adalah


(50)

mengkonsultasikan dengan tabel interpretasi reliabilitas harga r yaitu sebagai berikut :

Tabel Interpretasi Nilai r

No Besarnya nilai r Interpretasi 1. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup 3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah 4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah 5. Antara 0,00 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

Berdasarkan perhitungan uji reabilitas dengan Cronbach Alpha dapat diterangkan sebagai berikut :

a. Kedisiplinan Belajar (X1)

Dari uji keandalan butir dengan menggunakan rumus korelasi Alpha dari Cronbach diperoleh reliabilitas nilai alpha sebesar 0,8961 pada taraf signifikansi 5%, sehingga memiliki reliabilitas tinggi.

b. Fasilitas Belajar (X2)

Dari uji keandalan butir dengan menggunakan rumus korelasi Alpha dari Cronbach diperoleh reliabilitas nilai alpha sebesar 0,8967 pada taraf signifikansi 5%, sehingga memiliki reliabilitas tinggi.

c. Minat Mengikuti BimbinganBelajar

Dari uji keadalan butir dengan menggunakan rumus korelasi Alpha dari Cronbach diperoleh reliabilitas nilai alpha sebesar 0,8709 pada taraf signifikansi 5%, sehingga memiliki reliabilitas tinggi.


(51)

H. Teknik Analisis Data 1. Uji prasyarat

a. Pengujian normalitas

Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data yang diperoleh menyimpang atau tidak dari distribusi normal. Pengujian normalitas pada penelitian ini digunakan rumus Kolmogorof Smirnov sebagai berikut (Sugiyono, 2003:150):

D = maksimum [Sn1(X) – Sn2(X)] Keterangan:

D : deviasi maksimum

Sn1 : distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan Sn2 : distribusi frekuensi komulatif yang diobservasi Hipotesis :

H0 : distibussi populasi normal Hi : distribusi populasi tidak normal Pengujian linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Uji linieritas ini menggunakan rumus persamaan regresi (Sutrisno Hadi, 1990:14). Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah :

res reg reg

Rk Rk

F =


(52)

Freg = harga bilangan garis regresi Rkreg = rerata kuadrat garis regresi Rkres = rerata kuadrat residu Dengan pedoman sebagai berikut : Jika Fhit > Ftab berarti korelasi tidak linier Jika Fhit < Ftab berarti korelasi linier 2. Uji hipotesis

a. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

H1 : ada hubungan yang positif antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi

H2 : ada hubungan yang positif antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi

H3 : ada hubungan yang positif antara minat mengikuti bimbingan belajar dengan prestasi belajar akuntansi

H4 : ada hubungan yang positif anatara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi

b. Langkah- langkah pengujian hipotesis

1) Menentukan koefisien korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat, digunakan analisis korelasi product moment:

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

xy Y Y N X X N Y X XY N r

− − = Keterangan :


(53)

X = skor variabel bebas Y = skor variabel terikat N = jumlah sampel 2) Taraf signifikan = 5% 3) Statistik = uji t

2 hit

r 1

2 n t

− − =

Keterangan :

r : koefisien korelasi n : jumlah sampel

4) Daerah penerimaan hipotesis

H1, H2, H3, H4 diterima bila t hitung ≤ t tabel H1, H2, H3, H4 ditolak bila t hitung > t tabel 3. Uji asumsi klasik

Asumsi klasik digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran dalam regresi linier berganda. Pengujian ini akan menggunakan alat bantu SPSS.

Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi adanya hubungan variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya.

1) Cara mendeteksi:

Regresikan setiap X1 atas X yang lain dan kemudian menghitung besarnya R2 yang bersangkutan dinyatakan dalam simbol R2X.


(54)

Kemudian tentukan nilai F untuk masing- masing regresi tersebut dan nyatakan dengan simbol F dan R2.

(

1 R X X X X ...X (N k 1)

)

2) (k X ... X X X X R FX k 3 2 2 1 2 k 3 2 2 1 2 + − − − = Keterangan:

N = Jumlah observasi

K = Jumlah variabel bebas termasuk konstan

Apabila FX1 lebih besar dari nilai F yang kritikal pada suatu level of significance tertentu mempunyai korelasi dengan variabel-variabel bebas lain. Demikian pula jika probabilitas tingkat kesalahan Fhitung lebih besar dari tingkat signifikansi tertentu (tingkat signifikansi 5%) maka tidak terjadi multikolonieritas diantara variabel bebas.

2) Cara mengatasi masalah multikolonieritas :

a) Menghilangkan salah satu atau beberapa variabel yang mempunyai korelasi tinggi.

b) Menambah data.

c) Mentransformasi variabel. b. Heterokedastisitas

Heterokedastisitas ialah suatu keadaan dimana variabel dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas, ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi tentang model regresi linier berdasarkan metode kuadrat terkecil (Supranto.J, 1984:69). 1) Cara mendeteksi :


(55)

Koefisien korelasi rank dari Spearman didefinisikan sebagai berikut :

(

)

  

  

− −

=

1 N N

d 6

1 r

2 2 i s

Keterangan : di = selisih ranking standar deviasi (s) dan ranking nilai mutlak error (e). Nilai e = Y-Y.

N = banyaknya sampel. 2) Cara mengatasi :

Salah satu cara mengatasi masalah heterokedastisitas adalah dengan melakukan transformasi log. Hal ini disebabkan karena transformasi log memperkecil skala ukuran variabel.

c. Autokorelasi

Menurut Gujarati (1993 : 201) uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section). Hal ini mempunyai arti behwa suatu tahun tertentu sipengaruhi oleh tahun berikutnya. Faktor – faktor yang dipengaruhi terjadinya korelasi serial adalah sebagai berikut :

1) Data observasi dimulai dari situasi kelesuan sehingga data observasi yang menarik jelas dipengaruhi oleh data sebelumnya. 2) Tidak dimasukkan variabel bebas tentang yang sebelumnya turut

dipengaruhi variabel terikat. 3) Bentuk model tidak tepat


(56)

Apabila gejala korelasi terjadi maka akan mengakibatkan varial residual error term yang diperoleh lebih rendah dari demestinya yang menyebabkan R2 menjadi lebih tinggi yang seharusnya. Sela in itu menguji hipotesis dengan menggunakan t-hitung dan t- hitung akan menjadi tidak akurat. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson statistik yaitu dengan melihat koefisien korelasi DW.Algifari (1997 : 79), mengemukakan cara untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi adalah dengan menggunakan tabel di bawah ini :

Durbin Watson Kesimpulan

Kurang dari 1,10 Ada autokorelasi 1,10 sampai dengan 1,54 Tanpa kesimpulan 1,55 sampai dengan 2,46 Tidak ada autokorelasi 2,47 sampai dengan 2,96 Tanpa Kesimpulan Lebih dari 2,96 Ada autokorelasi Sumber : Algifari, 1997.

Analisis regresi ganda

a. Untuk menguji hipotesis kelima digunakan uji analisis regresi linier berganda (Sutrisno Hadi, 1990:33).

Rumus Y = a1x1+ a2x2 + a3x3 + a4x4 + k Keterangan : k= konstanta


(57)

a1 = koefisien prediktor x1 a2 = koefisien prediktor x2 a3 = koefisien prediktor x3 a4 = koefisien prediktor x4 x1 = kedisiplinan belajar x2 = fasilitas belajar

x3 = minat mengikuti bimbingan belajar x4 = tingkat pendidikan orang tua

b. Untuk mengetahui dan melihat signifikansi korelasi antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, digunakan rumus:

+ + +

= 1 1 2 2 23 3 4 4 ) 4 , 3 , 2 , 1 ( y y x a y x a y x a y x a Ry Keterangan:

Ry (1,2,3,4) : koefisien korelasi antar variabel x1, x2, x3, x4 dan y a1 : koefisien prediktor x1

a2 : koefisien prediktor x2 a3 : koefisien prediktor x3 a4 : koefisien prediktor x4

∑x1y : korelasi antara x1 dengan y

∑x2y : korelasi antara x2 dengan y

∑x3y : korelasi antara x3 dengan y

∑x4y : korelasi antara x4 dengan y

c. Untuk mengetahui apakah Ry (1,2,3,4) tersebut signifikan atau tidak digunakan analisis regresi. Dari analisis regresi akan ditemukan harga


(58)

F regresi, yang kemudian dapat kita uji apakah harga F itu signifikan atau tidak. Rumus F regresi adalah :

) R m(1

1) -m -(N R F

2 2

reg =

Keterangan : Freg : harga regresi

m : jumlah variabel bebas N : banyaknya responden R2 : koefisien determinasi

Harga F hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan F tabel db (derajat kebebasan) sama dengan m lawan N-m-1 pada taraf signifikan 5 %.

Kriteria : Jika F hitung > F tabel maka harga Ry (1,2,3,4) signifikan dan berarti ada korelasi antara variabel bebas secara keseluruhan dengan variabel terikat.


(59)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Sekolah 1. Data Kelembagaan Sekolah

a. Nama Sekolah : SMK Taman Siswa Nanggulan b. Status Sekolah : Swasta Disamakan

c. Alamat Sekolah : Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta, 55671, telp. (0274) 552687

2. Sejarah Singkat Sekolah a. Sejarah berdirinya

Pada akhir tahun 1970 beberapa orang pamong SPG Nanggulan, Kulon Progo yang terdiri dari :

1) Maryono, BA 2) Hardji Daliman, BA 3) Mudjijono

Mempunyai suatu gagasan untuk membuka sebuah sekolah setingkat SLTA di luar SPG, hal ini didorong oleh kebutuhan pendidikan yang sangat mendesak pada waktu itu. Gagasan tersebut disampaikan pada pihak pemerintah kecamatan Nanggulan dalam hal ini diterima oleh camat Nanggulan pada saat itu yaitu Bapak R.W. Projopurnomo. Gagasan tersebut disetujui oleh camat Nanggulan dan disepakati untuk membuka sebuah sekolah baru setingkat SLTA.


(60)

Atas kesepakatan bapak camat tersebut maka dibentuk sekolah baru

dengan mana SMEA Nanggulan dibawah naungan usaha pemerintah

daerah kecamatan dengan pelindung camat Nanggulan.

Dengan restu dari berbagai pihak akhirnya pada permulaan tahun

1971 dibuka pendaftaran siswa baru dan padaa permulaan tahun ajaran

baru tersebut dapat diterima siswa sejumlah 61 orang. Dalam perjalanan

pendidikan, sekolah diselenggarakan pada siang hari pukul 13.00 – 18.00

dengan menempati gedung SD Nanggulan 1. Pada tahun ke-3 perjalanan

pendidikan, SMEA Nanggulan mengalami suatu massalah dimana atas

petunjuk Kepala Bidang Pendidikan Ekonomi bahwa untuk sekolah

swasta dalam penyelenggaraan EBTA lembaga penyelenggaranya harus

berbadan hukum, sedangkan pada tahun tersebut SMEA Nanggulan

belum mempunyai lembaga yang berbadan hukum. Permasalahan ini

segera diajukan kepada panitia pendiri sekolah. Pada waktu itu

permasalahan ditanggapi dan diajukan beberapa pilihan lembaga yang

berbadan hukum yang akan menjadi pelindung SMEA Nanggulan

lembaga tersebut antara lain Yayasan 17,Yayasan Taman Siswa dan

Yayasan Nasional. Pada waktu tahun 1973 ditetapkan pilihan bahwa

SMEA Nanggulan bernaung dibawah Yayasan Taman Siswa.

Dengan keputusan tersebut maka pihak penyelenggara segera

mengajukan permohonan kepada Yayasan Persatuan Taman Siswa lewat

pimpinan Taman Siswa cabang Nanggulan. Permohonan yang diajukan

oleh SMEA Nanggulan tersebut diterima oleh pihak Yayasan Taman


(61)

diubah menjadi Taman Karya Madya Ekonomi di bawah naungan Yayasan Taman Siswa dan kegiatan pendidikan dipindahkan daari SD Nanggulan I ke gedung Taman Siswa Nanggulan.

Dengan berjalannya waktu maka nama sekolah berubah, pada tahun ajaran 1973-2002 bernama Taman Karya Madya Ekonomi. Pada tahun ajaran 2002/2003 Taman Madya Karya Ekonomi menambah satu program studi Teknik Mesin. Pada tahun ajaran 2002/2003 itu pula nama sekolah diubah me njadi SMK Taman Siswa Nanggulan sampai saat ini adalah program studi bisnis manajemen, program studi teknik otomotif, program studi akuntansi dan program studi penjualan. Perkembangan status sekolah SMK Taman Siswa adalah sebagai berikut:

1) Periode 04 Januari 19971-04 Januari 1973 Status Terdaftar 2) Periode 04 Januari 1973-30 Juli 1986 Status Diakui 3) Periode 30 Juli 1986-sekarang Status Disamakan Nomor sekolah menurut Direktorat Jendral Swasta : 4304040008 b. Pergantian Kepala Sekolah, Daftar Guru, Karyawan, Siswa dan

Fasilitas Sekolah

1. Pergantian Kepala Sekolah

Tabel IV.1 : Pergantian Kepala Sekolah

No. Nama Masa Jabatan

1. Sri Purwanti, B.A Periode tahun 1971-1986 2. Mudjijono, B.A Periode tahun 1986-sekarang


(62)

2. Daftar Guru dan Karyawan

Jumlah guru : 67 orang

Tabel IV.2 : Daftar guru, tugas dan jabatan

No Nama Mata Pelajaran/Tugas Lain

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Drs. Maryono

KI Mudjijono, B.A.

NY. Sri Purwanti, B.A.

KI Daliyo

KI YB. Edy Sutaryo KI TH Kartaya, B.A. KI Heri Purwanto KI Sunaryo

KI MK. Nugroho, S.E.

NY. Sri Winarsih Drs. Sugeng Raharjo Dra. Nunuk Suartini Drs. Arif Bramantya

Dra. Tatik Kartrimaningsih

Ket. Perguruan Ketamansiswaan Kepala Sekolah Ketamansiswaan

Wa. Ka. Sek. Ur. Umum Ketamansiswaan

Wa. Ka. Sek. Ur. Humas Akuntansi Keuangan Agama Katholik Ketamansiswaan Tollman PPKn Komputer Bimbingan Penyuluhan

Ketrampilan Tari dan Kerawitan Bisnis HPD

Bhs. Indonesia Pendidikan Jasmani Surat dan Kearsipan PPKn


(63)

15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.

Dra. Tuti Supriyatun Drs. FX. Subarjo

Dra. Endang Lestari Sumiarti

F. Eni Prihatiningsih, S.Pd Rini Wedyastuti, S.Pd Drs. Sukiman

Drs. Gimun Sujarwo, S.Pd Mujiyanto, S.Pd

Marsiyati, S.Pd Sri Muryani, S.Pd Suwarsih, S.Pd Drs. Suwando Sudidjo Drs. Supardjo HY. Sukirdi Sigit Suroso Drs. Suhartono Drs. Sarono Supardji, S.E Bhs. Indonesia Pelayanan Prima Kom. Bisnis Sejarah Matematika Matematika Matematika Agama Islam Bhs. Inggris Ekonomi Kewirausahaan Akuntansi Bank Komputer Kewirausahaan Olah Raga Ekonomi Koperasi Sejarah Bhs. Indonesia Pemasaran Pajak Olah Raga Komputer


(64)

35. 36. 37. 38. 39. 40 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. Sudiyarta Tugimin Parsidi Setyaningsih Dra. Wartinah Roro Sugesti, A.Md Sri Wahyuningsih, A.Md Wasidi

Isman

Eko Edi Rahmat Saputra, S.Pd Jumilah, S.E Sularsih, B.A Subantoro, S.Pd Dra. Murtini Heru Prasetyo,A.Md Bambang Wahyono, A.Md VitriaWidowati, S.Pd Drs. Suprapdi

A. Ima Prabawati, S.Pd Fajar Mustika

Djumini

Mengetik Mengetik

Pendidikan Agama Islam Bhs. Inggris Jahit Siklus Akuntansi Akuntansi Biaya BP Usaha Kecil UKS Bhs. Inggris Akuntansi Bank Akuntansi Keuangan Agama Kristen Logam Dasar Kimia Gambar Tehnik Jasa Dasar Bhs. Inggris PDKM Matematika Karawitan Praktik Pemasaran


(65)

56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. Suminem Muji Nugroho Mardoto

Y. Aris Setyanto, S.Pd AG. Ida Sri Wulandari, SH

Hardjo Supono R. Arifin Nugroho Totok Budiyanto, S.Si Fitri Andayani, S.Pd Bakir, B.A Bambang Legiman C. Sularti Praktik Pemasaran Teknisi Teknisi

Bodi Oto & Mek. Ind Sejarah Agama Katholik Karawitan Kimia Fisika P. Akuntansi Bimbingan Penyuluhan Bimbingan Penyuluhan Bimbingan Penyuluhan

Tabel IV.3 : Daftar Guru Wali Kelas No. Kelas Nama

1. I TO1 Dra. Tuti Supriyatun 2. I TO2 Drs. Arif Bramantya 3. I TO3 Heru Prasetya, S.Pd 4. I A1 Roro Sugesti

5. I A2 Rini Wedyastuti, S.Pd 6. I A3 Dra. Tatik Katrimaningsih 7. I P Mujiyanto, S.Pd


(66)

9. II TO2 Heru Prasetya, S.Pd 10. II A1 Suwarsih, S.Pd 11. II A2 Marsiyati, S.pd 12. II A3 Sujarwo, S.Pd 13. II P Sri Muryanti, S.Pd

14. III TO1 F. Eni Prihatiningsih, S.Pd 15. III TO2 Drs. Suwando

16. III A1 Daliyo

17. III A2 Dra. Endang Lestari Sumiarti 18. III A3 Dra. Nunuk Suartini

19. III P Drs. FX. Subarjo

Tabel IV.4 : Daftar Nama Karyawan

No. Nama Jabatan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Djumini Ponidjo Sudiyarta Tugimin Suminem

Lestari Handayani Fajar Mustiko Bambang Legiman C. Sularti

Administrasi Keuangan Administrasi BP

Ketua TU

Urusan Ketenagaan Koperasi

Perpustakaan

Urusan Wesel Siswa Administrasi BP Administrasi BP


(67)

10. 11. 12. 13. Isman Anna Kusetiawati Budi Ngasiman Partowiyono Urusan UKS Urusan Pengetikan Surat-surat Penjaga Malam Penjaga Malam 3. Siswa

Keadaan jumlah siswa Tabel IV.5 : Jumlah Siswa

No. Bidang Keahlian Program Keahlian Kelas Jumlah 1. 2. Bisnis Manajemen Teknik Otomotif Akuntansi Penjualan T.M. Otomotif I II III I II III I II III 99 101 94 20 36 34 88 74 65 * keterangan : 1 orang keluar

4. Fasilitas Sekolah

Fasilitas sekolah yang dimiliki oleh SMK Taman Siswa Nanggulan cukup memadai. SMK Taman Siswa Nanggulan memiliki luas tanah seluas 5.465 m2. Pembagian gedung sekolah yang dimiliki oleh SMK Taman Siswa Nanggulan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:


(68)

Tabel IV.6 : Fasilitas Sekolah

Nama Ruang Jumlah

Ruang Kelas Ruang Guru

Ruang Kepala Sekolah Ruang Tata Usaha Ruang BP

Ruang Perpustakaan Ruang Menjahit Ruang UKS Ruang Komputer Ruang Bahasa Inggris Ruang PPTS

Ruang Koperasi/ Toko

Ruang Pertemuaan/ Pend. Agama Katholik Kamar Mandi/ WC

Gudang Kantin

Tempat Parkir Guru Tempat Parkir Siswa

13 Ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 6 ruang 2 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang

SMK Nanggulan memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksudkan untuk menambah kegiatan para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMK Taman Siswa Nanggulan antara lain:


(69)

1. Menjahit 2. Karawitan

3. Olah raga bola volly 4. Olah raga sepak bola 5. Seni baca Al-Quran 6. Seni tari

B. Peraturan Tata Tertib SMK Taman Siswa Nanggulan Dasar :

1. Peraturan Besar dan Piagam Taman Siswa Bagian Pertama Bab 1 Pasal 2(3), Bab 3 Pasal 4

2. Anggaran Dasar PPTS Bab 1 Pasal 1 dan Pasal 2

3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0461/U/1987

4. Keputusan Dirjen Dikdasmen Depdikbud RI No. 100/C/Kep/1991

Tentang pedoman pakaian seragam sekolah

5. Buku Petunjuk Organisasi Siswa Intra Sekolah yang dikeluarkan Direktorat Pembinaan Kesiswaan 1 Juli 1995 Tujuan : Menumbuhkembangkan kesadaran siswa dalam membentuk dirinya sebagai manusia Indonesia yang bertanggung jawab.


(70)

Bentuk Peraturan Tata Tertib sebagai berikut : Pasal 1

Keanggotaan Organisasi Siswa

1. Pada setiap awal tahun pendidikan setiap siswa wajib mencatat ulang 2. Setiap siswa secara langsung tercatat sebagai anggota Persatuan Pemuda

Tamansiswa(PPTS)

3. Pada saat berada di perguruan setiap siswa tidak dibenarkan membawa-bawa organisasi massa di luar perguruan

4. Setiap siswa wajib memahami dan mengamalkan azas Tamansiswa, Pancasila bersama Pasal Darma Tamansiswa.

Pasal 2

Kegiatan Siswa Di Dalam Perguruan

1. Setiap siswa wajib mengikuti kegiatan sekolah yang telah ditentukan. 2. Siswa wajib hadir 15 menit sebelum kegiatan dimulai.

3. Siswa yang datang terlambat wajib melapor pada pamong BP.

4. Siswa diizinkan meninggalkan kelas/sekolah setelah ada izin dari BP. 5. Siswa yang tidak mengikuti pelajaran wajib menyampaikan surat

permohonan izin tidak masuk perguruan yang ditandatangani orang tua/wali siswa dengan menyebutkan alasan yang jelas.

6. Setiap siswa wajib menjaga keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan lingkungan dan memelihara hubungan kekeluargaan yang harmonis.

7. Pada saat jam-jam kosong siswa diwajibkan belajar sendiri/bersama-sama di kelas sesuai dengan jadual pelajaran.


(71)

8. Setiap siswa wajib menggunakan fasilitas sekolah (perpustakaan, mesin tulis, komputer, alat olah raga) sesuai dengan ketentuan.

9. Siswa yang izin ke belakang tidak diperbolehkan lebih dari 1 orang dalam waktu bersamaan.

10.Siswa tidak diperkenankan makan di dalam kelas.

11.Siswa wajib menjaga kebersihan dan kesucian fasilitas sekolah termasuk tempat ibadah.

Pasal 3 Pakaian Seragam Sekolah 1. Pakaian seragam umum terdiri dari:

a. Baju warna putih dengan menggunakan badge : Garuda Cakra dan tanda lokasi

b. Celana atau rok wana abu-abu c. Sepatu warna hitam

d. Kaos kaki warna putih e. Ikat pinggang warna hitam

Bentuk atau model potongan dan jahitan diatur sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 10/Kep/D/1991

2. Pakaian seragam sekolah terdiri dari: a. Pakaian seragam umum (PSU) b. Pakaian seragam khusus (PSK) c. Pakaian seragam upacara (PSUp)

Pada dasarnya PSU, PSK dan PSUp sama, hanya bentuk dan warna berbeda


(72)

3. Pakaian khas dapat digunakan denagn mengajukan surat permohonan kepada kepala sekolah setelah ada izin dari orang tua, Wuj udnya terdiri dari: Jilbab, baju lengan panjang, rok panjang sampai mata kaki.

4. PSUp. Dipakai setiap hari senin, sedangkan PSU digunakan setiap hari selasa sampai dengan kamis, dan psk digunakan setiap hari jumat dan sabtu

5. Penggunaan seragam sekolah:kancing baju dimasukan, uung bawah baju dimasukan dalam celana/rok.

6. Siwa putri tidak dipebolehkan merias diri secara berlebihan, serta siswa putra diwajibkan memelihara rambut scara rapi, teratur (tidak meutup tengkuk dan aun telinga).

7. Pakaian pendidikan jasmani terdiri dari kaos olah raga dan celana pendek yang bentuk dan warnanya ditentukan kemudian.

Pasal 4

Hubungan Dengan Masyarakat

1. Setiap siswa wajib menjaga nama baik Perguruan Tamansiswa di dalam kehidupannya di masyarakat

2. Pada saat melakukan kekiatan sekolah, siswa diizinkan menerima tamu setelah mendapat izin dari pamong piket.

3. Kegiatan siswa di luar perguruan tanpa seizin perguruan, di luar tanggung jawab perguruan

4. Sewaktu-waktu perguruan dapat meminta kehadiran orang tua/wali siwa dalam hal pembinaan siswa.


(73)

Pasal 5

Pemeliharaan Lingkungan

1. Siswa wajib menjaga, memelihara, mengembangkan lingkungan pergururan menjadi lingkungan yang segar.

2. Siswa wajib menempatkan sepeda motor di tempatkan di tempat yang telah ditentukan.

3. Siswa yang menggunakan sepeda motor harus beSTNK dan SIM yang sesuai .

Pasal 6 Sanksi-sanksi

1. Siswa yang melanggar Peraturan Tata Tertib Perguruan dapat dikenakan sanksi.

2. Sanksi dapat berupa: a. Teguran

b. Peringatan lisan c. Peringatan tertulis d. Diberi tugas

e. Skorsing sementara

f. Dikeluarkan dengan hormat

g. Dikeluarkan dengan tidak terhormat Pasal 7 Penutup

Hal – hal yang belum diatur akan ditentukan kemudian sesuai dengan kepentingan pembinaan kesiswaan


(74)

BAB V

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan data adalah informasi dari responden mengenai kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar, tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar yang diperoleh melalui angket. Adapun deskripsi data yang akan disajikan adalah Mean (M), Modus (Mo), dan Standar Deviasi (SD) dari masing- masing variabel penelitian. Dalam bab terdahulu telah dijelaskan mengenai penentuan sampel yaitu sebesar 80 siswa. Deskripsi data hasil penelitian disajikan sebagai berikut :

1. Kedisiplinan Belajar (X1)

Deskripsi data kedisiplinan belajar siswa SMK Taman Siswa Nanggulan adalah sebagai berikut :

Item angket yang dipergunakan untuk mengungkap variabel kedisiplinan belajar sebanyak 9 item, dengan skor berkisar antara 1-4. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 36 dan skor terendah yang mungkin dicapai adalah 9. Dari hasil penelitian diperoleh skor tertinggi 35 dan skor terendah 21. Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS dikemukakan data yang masuk sejumlah 80 dan diperoleh harga Mean 28,85, dan simpanan baku


(75)

(SD) sebesar 3,16 (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran, hal 98).

Untuk mengetahui sebaran data, maka dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Adapun sebaran data untuk masing- masing kategori dapat dilihat dalam tabel 5.1. halaman 59. Dengan bantuan kalkulator ditemukan nilai Mean ideal sebesar 22,5 yang diperoleh dengan menjumlahkan skor tertinggi dengan skor terendah yang mungkin dicapai dibagi dua {(9 +36) : 2}, sedangkan SD ideal sebesar 4,5 yang diperoleh dengan cara skor tertinggi dikurangi skor terendah yang mungkin dicapai dikalikan seperenam {1/6(36-9)}

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Data Kedisiplinan Belajar Berdasarkan Skor Ideal

Interval Norma Kategori F F %

28 – 36 18 – 27 9 – 17

> Mean + 1SD

Mean – 1 SD s/d Mean + 1SD < Mean – 3SD

Tinggi Sedang Rendah

54 26 0

67,5% 32,5% 0%

Tabel di atas menunjukkan bahwa subyek pene litian yang mempunyai kedisplinan belajar kategori tinggi sebanyak 54 siswa (67,5%), sedangkan yang mempunyai kedisiplinan belajar sedang sejumlah 26 siswa (32,5%) dan siswa yang menyatakan kedisiplinan belajar rendah tidak ada (0). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa


(76)

kedisiplinan belajar siswa SMK Taman Siswa Nanggulan berada pada kategori tinggi dengan persentase 67,5%.

2. Fasilitas Belajar (X2)

Deskripsi data fasilitas belajar siswa SMK Taman Siswa Nanggulan adalah sebagai berikut :

Item angket yang dipergunakan untuk mengungkap variabel kedisiplinan belajar sebanyak 10 item, dengan skor berkisar antara 1-4. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 40 dan skor terendah yang mungkin dicapai adalah 10. Dari hasil penelitian diperoleh skor tertinggi 39 dan skor terendah 20. Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS diketahui bahwa nilai Mean sebesar 31,46, dan simpanan baku (SD) sebesar 3,53 (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hal 98).

Untuk mengetahui sebaran data, maka dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Adapun sebaran data untuk masing- masing kategori dapat dilihat dalam tabel 5.2. Dengan bantuan kalkulator ditemukan harga Mean ideal sebesar 25 yang diperoleh dengan menjumlahkan skor tertinggi dengan skor terendah yang mungkin dicapai dibagi dua {(10 +40) : 2}, sedangkan SD ideal sebesar 5 yang diperoleh dengan cara skor tertinggi dikurangi skor terendah yang mungkin dicapai dikalikan seperenam {1/6(40-10)}


(77)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Data Fasilitas Belajar Berdasarkan Skor Ideal

Interval Norma Kategori F F %

31 – 40 20 – 30 10 – 19

> Mean + 1SD

Mean – 1 SD s/d Mean + 1SD < Mean – 3SD

Tinggi Sedang Rendah

50 30 0

62,5% 37,5% 0%

Tabel di atas menunjukkan bahwa subyek penelitian yang mempunyai fasilitas belajar kategori tinggi sebanyak 50 siswa (62,5%), sedangkan yang mempunyai fasilitas belajar sedang sejumlah 30 siswa (37,5%) dan siswa yang menyatakan fasilitas belajar rendah tidak ada (0). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar siswa SMK Taman Siswa Nanggulan berada pada kategori tinggi dengan persentase 62,5%.

3. Minat Mengikuti Bimbingan Belajar (X3)

Deskripsi data minat mengikuti bimbingan belajar siswa SMK Taman Siswa Nanggulan adalah sebagai berikut :

Item angket yang dipergunakan untuk mengungkap variabel minat mengikuti bimbingan belajar sebanyak 10 item, dengan skor berkisar antara 1-4. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 40 dan skor terendah yang mungkin dicapai adalah 10. Dari hasil penelitian diperoleh skor tertinggi 39 dan skor


(78)

terendah 20. Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS dengan jumlah data 80, diketahui bahwa nilai Mean sebesar 31,71, dan simpanan

baku (SD) sebesar 3,68 (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hal 98).

Untuk mengetahui sebaran data, maka dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Adapun sebaran data untuk masing- masing kategori dapat dilihat dalam tabel 5.3 hal 63. Dengan bantuan kalkulator ditemukan nilai Mean ideal sebesar 25 yang diperoleh dengan menjumlahkan skor tertinggi dengan skor terendah yang mungkin dicapai dibagi dua {(10 +40) : 2}, sedangkan SD ideal sebesar 5 yang diperoleh dengan cara skor tertinggi dikurangi skor terendah yang mungkin dicapai dikalikan seperenam {1/6(40-10)}

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Data Minat Mengikuti Bimbingan Belajar Berdasarkan Skor Ideal

Interval Norma Kategori F F %

31 – 40 20 – 30 10 – 19

> Mean + 1SD

Mean – 1 SD s/d Mean + 1SD < Mean – 3SD

Tinggi Sedang Rendah

51 29 0

63,75% 36,25%

0%

Tabel di atas menunjukkan bahwa subyek penelitian yang mempunyai minat mengikuti bimbingan belajar kategori tinggi sebanyak 51 siswa


(79)

(63,75%), sedangkan yang mempunyai minat mengikuti bimbingan belajar sedang sejumlah 29 siswa (36,25%) dan siswa yang menyatakan minat

mengikut i bimbingan belajar rendah tidak ada (0). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat mengikuti bimbingan

belajar siswa SMK Taman Siswa Nanggulan berada pada kategori tinggi dengan persentase 63,75%.

4. Tingkat Pendidikan Orang Tua (X4)

Dari data induk tingkat pendidikan orang tua dibedakan menjadi tingkat pendidikan SD, SLTP, SMU dan Perguruan Tinggi/Akademik. Rinciannya dapat dilihat pada tabel 5.4. di bawah ini :

Tabel 5.4. Daftar Tingkat Pendidikan Orang Tua Tingkat

Pendidikan

Ayah Ibu Total

F % F % F %

SD SLTP SMU PT/Akademik 32 22 14 12 40,0 27,5 17,5 15,0 33 19 16 12 41,3 23,8 20,0 15,0 65 41 30 24 40,6 25,6 18,8 15,0

Jumlah 80 100 80 100 160 100

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa persentase pendidikan orang tua berturut-turut sebagai berikut orang tua yang berpendidikan SD (40,6%), SLTP (25,6%), kemudian SMU (18,8%) dan PT/Akademik (15%)


(1)

(2)

(3)

(4)

LAMPIRAN 8

SURAT IJIN PENELITIAN


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Tingkat pendidikan orang tua dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islam Tanah Abang Jakarta Pusat

0 4 68

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA, LAYANAN BIMBINGAN KONSELING, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR Hubungan Perhatian Orang Tua, Layanan Bimbingan Dan Konseling, Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar (Penelitian pada Siswa SMK Muhammadiyah 1

0 0 20

Hubungan kedisiplinan belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa.

0 0 156

Hubungan antara movitasi belajar, fasilitas belajar, dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi.

0 1 155

Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa : studi kasus SMK Tamansiswa Nanggulan kelas II jurusan akuntansi.

0 0 168

Hubungan kedisiplinan belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa

0 1 154

Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dan Kompetensi Dosen Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa 000010

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, FASILITAS BELAJAR, MINAT MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DAN TINGKAT PENDIIDKAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 1 146

Hubungan antara movitasi belajar, fasilitas belajar, dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi - USD Repository

0 0 153