Pelaksanaan Penelitian Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti mengawali penelitian dengan mengajukan surat ijin penelitian pada Fakultas Psikologi, setelah mendapat surat ijin peneliti menyerahkan kepada pihak RSJ Grhasia, D.I.Y. Pihak RSJ Grhasia memberikan waktu penelitian selama satu bulan. Dalam satu bulan peneliti melaksanakan dua kali pengambilan data dengan subjek yang berbeda, yaitu yang pertama data untuk uji coba tryout dan kedua sebagai data penelitian. Skala uji coba diberikan pada perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat IGD dan Instalasi Rawat Inap bangsal Bima dan Sadewa sebanyak 43 subjek. Pengambilan data dilaksanakan tanggal 22 Juli – 5 Agustus 2013. Skala penelitian diberikan pada perawat yang bertugas di Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Rehabilitasi. Instalasi Rawat Inap bertugas melaksanakan pemeriksaan, menetapkan diagnosa, melakukan pengobatan dan perawatan fisik, psikologi, dan psikiatrik untuk penderita gangguan jiwa, serta memberikan penyuluhan atau bimbingan kepada pasien beserta keluarganya. Instalasi Rawat Inap yaitu bangsal Arimbi, Shinta, Nakula, Srikandi. Bangsal Arimbi merupakan ruang perawatan pasien kelas VIP Kelas I dan II. Bangsal Shinta dan Srikandi yaitu ruang perawatan pasien kelas III Putri, sedangkan Bangsal Nakula kelas III Putra. Instalasi Rehabilitasi bertugas melaksanakan usaha rehabilitasi atau pemulihan penderita gangguan fisik dan mental. 33 Subjek yang terlibat dalam pengambilan data sebanyak 50 orang yang sesuai dengan kriteria subjek yang sudah ditentukan. Peneliti membagikan skala sebanyak 57 eksemplar. Skala yang kembali dan dapat dianalisis sebanyak 50 eksemplar. Perawat yang sedang dalam masa cuti menyebabkan beberapa skala tidak kembali.

B. Deskripsi Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin

Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut: Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Pria 16 32 Wanita 34 68 Total 50 100

2. Usia

Komposisi responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut: Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Persentase 26 - 35 25 50 36 – 45 16 32 46 – 55 9 18 Total 50 100 34

3. Lama Bekerja

Komposisi responden berdasarkan lama bekerja adalah sebagai berikut: Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama bekerja tahun Jumlah Persentase 1 – 10 30 60 11 – 20 10 20 21 - 30 31 - 40 9 1 18 2 Total 50 100

4. Pendidikan Terakhir

Komposisi responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai berikut: Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Lama bekerja Jumlah Persentase S1 4 8 D IV 12 24 D III SMA sederajat 30 4 60 8 Total 50 100

5. Unit Kerja

Komposisi responden berdasarkan unit kerja adalah sebagai berikut: Tabel 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Unit Kerja Unit Kerja Jumlah Persentase Arimbi 9 18 Srikandhi 9 18 Nakula 11 22 35 Shinta Rehabilitasi 12 9 24 18 Total 50 100

C. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengujian Hipotesis

Setelah seluruh data penelitian disiapkan dalam bentuk tabel data penelitian, maka dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis penelitian. Uji hipotesis diawali dengan melakukan uji normalitas dan lineritas. Uji asumsi ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. 1 Uji Normalitas Pada umumnya, data-data hasil pengukuran mengikuti asumsi distribusi normal. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh bervariasi atau tersebar secara normal. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah distribusi sebaran frekuensi atau skor total dalam variabel bebas dan tergantung dalam penelitian ini bersifat normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus one sample Kolmogorov-Smirnov test dalam Program SPSS for Windows 16.0. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: 36 Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test Kolmogorov-Smirnov Status Statistic Sig. Quality of Work Life Kepuasan Kerja 0,205 0,126 0,030 0,038 Tidak Normal Tidak Normal Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai probabilitas signifikansi 0,05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika probabilitas signifikansi 0,05 maka data berdistribusi tidak normal Santoso, 2010. Dari hasil uji normalitas yang terlihat pada tabel di atas, maka variabel Quality of Work Life QWL diperoleh signifikansi sebesar 0,030 yang berarti bahwa sebaran skor variabel tersebut tidak normal 0,030 0,05. Variabel Kepuasan Kerja memiliki signifikansi sebesar 0,038 yang berarti bahwa sebaran skor variabel tersebut tidak normal 0,038 0,05. Dapat dikatakan bahwa variabel Quality of Work Life QWL dan variabel kepuasan kerja berasal dari populasi yang sebarannya tidak normal. Santoso, 2010. 2 Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel yang diuji berhubungan secara linear mengikuti garis lurus linear atau tidak. Uji lineritas juga bertujuan untuk mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Uji linearitas dilakukan dengan cara membandingkan probabilitas F dengan taraf signifikansinya, yaitu 0,05. Pengujian ini dilakukan 37 dengan menggunakan program SPSS for Windows Seri 16.00. Jika nilai signifikansi 0,05 maka data cenderung tidak linear. Sebaliknya bila nilai signifikansi 0,05 maka data tersebut cenderung linear Santoso, 2010. Tabel 11 Uji Linieritas ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. KepKerja QWL Between Groups Combined 582.464 17 34.263 1.088 .405 Linearity 86.143 1 86.143 2.735 .108 Deviation from Linearity 496.321 16 31.020 .985 .495 Within Groups 1008.036 32 31.501 Total 1590.500 49 Berdasarkan tabel ANOVA dapat diketahui signifikansi didapat sebesar 0,108. Hal ini berarti F probabilitas P 0,05 0,108 0,05. Hubungan antar variabel yang hendak dianalisis tidak mengikuti garis lurus. Dapat diartikan bahwa peningkatan kuantitas di satu variabel, tidak diikuti secara linear oleh peningkatan kauntitas di variabel lainnya. Hubungan antara variabel Quality of Work Life dengan kepuasan kerja dalam penelitian ini cenderung tidak linear. 38 3 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini awalnya dirancang dengan Correlate Product Moment, akhirnya dianalisis dengan menggunakan korelasi Spearman Brown melalui program SPSS for Windows Seri 16.00. Hal tersebut dikarenakan variabel Quality of Work Life QWL dan variabel kepuasan kerja berasal dari populasi yang sebarannya tidak normal. Sujarweni dan Endrayanto 2012 menjelaskan bahwa teknik korelasi Spearman Brown dapat digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel, dengan data tidak harus berdistribusi normal. Tabel 12 Hasil Uji Korelasi QWL KepKerja Spearmans rho QWL Correlation Coefficient 1.000 .246 Sig. 2-tailed . .085 N 50 50 KepKerja Correlation Coefficient .246 1.000 Sig. 2-tailed .085 . N 50 50 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 1. Berdasarkan hasil pengujian hubungan antara Quality of Work Life dan kepuasan kerja di rumah sakit diperoleh korelasi sebesar 0,246 dengan nilai signifikansi sebesar 0,085. Nilai signifikansi sebesar 39 0,085 0,01 menunjukkan bahwa hipotesis nol Ho diterima sehingga hipotesis alternatif Ha ditolak. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara Quality of Work Life dan kepuasan kerja.

2. Analisis Data Tambahan

1 Deskripsi Data Penelitian Tabel 13 Deskripsi Data Penelitian N Range Minimum Maximum Mean Teoretik Std. Deviation QWL 50 32 47 79 60.44 6.348 kep.kerja 50 25 23 48 34.30 5.697 Valid N listwise 50 2 Perbandingan antara Mean Empirik dan Mean Teoretik Mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian. Mean teoretis adalah rata-rata dari alat ukur penelitian. Mean teoretik QWL : 1×20 + 4×20 2 = 50 Mean teoretik Kepuasan Kerja : 1×12 + 4×12 2 = 30 Tabel 14 Analisis Perbandingan Mean Variabel Mean Empirik Mean Teoritik Perbandingan Mean Empiris dan Mean Teoritik Keterangan QWL Kepuasan Kerja 60,44 34,30 50 30 60,44 50 34,30 30 QWL tinggi Kepuasan Kerja tinggi 40 Apabila mean empirik mean teoretik maka variabel yang diukur tinggi, sebaliknya jika mean empirik mean teoritik maka variabel yang diukur rendah. Berdasarkan hasil penghitungan ditemukan mean empirik variabel QWL sebesar 60,44 dan mean teoritik sebesar 50, sedangkan pada variabel kepuasan kerja ditemukan mean empirik sebesar 34,30 dan mean teoritiknya sebesar 30. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rumah sakit memiliki Quality of Work Life QWL yang tinggi 60,44 50, sama halnya dengan kepuasan kerja yang dimiliki karyawan RSJ Grhasia juga tinggi 34,30 30. Berdasarkan hasil uji t, diperoleh signifikansi QWL dan kepuasan kerja sebesar 0,000 p0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan antara mean teoretis dan mean empiris. Berikut hasil uji t variabel QWL dan kepuasan kerja: Tabel 15 Hasil Uji t Kualitas Kehidupan Kerja One-Sample Test Test Value = 50 t df Sig. 2- tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper QWL 11.630 49 .000 10.440 8.64 12.24 41 Tabel 16 Hasil Uji t Kepuasan Kerja One-Sample Test Test Value = 30 t df Sig. 2- tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper KepKerja 5.337 49 .000 4.300 2.68 5.92 3 Uji Perbedaan Kepuasan Kerja berdasarkan Lama Bekerja Tabel 17 Uji t berdasarkan Lama Bekerja Rentang Usia N Mean Sig. Ket. 1-10 30 32,63 0,044 Ada perbedaan yang signifikan 11-20 10 38,30 21-30 31-40 9 1 35,22 36,00 Total 50 34,30 Berdasarkan data di atas, ada perbedaan tingkat kepuasan kerja yang signifikan pada lama bekerja karyawan 0,044 0,05. Jika dilihat dari perbandingan mean, karyawan yang bekerja selama 11-20 tahun memiliki tingkat kepuasan yang paling tinggi sedangkan kepuasan kerja yang terendah dirasakan oleh karyawan yang bekerja selama 1-10 tahun. 42 4 Uji Perbedaan Kepuasan Kerja berdasarkan Unit Kerja Tabel 18 Uji t berdasarkan Unit Kerja Rentang Usia N Mean Sig. Ket. Arimbi 9 34,22 0,005 Ada perbedaan yang sangat signifikan Srikandi 9 38,11 Shinta Nakula 12 11 32,83 36,82 Rehabilitasi Total 9 50 29,44 34,30 Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara kepuasan kerja karyawan yang bekerja di unit Arimbi, Srikandi, Shinta, Nakula dan Rehabilitasi 0,005 0,05. Jika dilihat dari perbandingan mean, karyawan yang bekerja di bangsal Srikandi memiliki tingkat kepuasan yang paling tinggi sedangkan kepuasan kerja yang terendah dirasakan oleh karyawan yang bekerja di bagian Rehabilitasi.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan Correlation Spearman Brown diperoleh p = 0,085 0,01 dengan koefisien korelasi sebesar 0,246. Jika nilai Sig. 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sebaliknya jika nilai Sig. 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak Wahana Komputer, 2005. Nilai signifikansi sebesar 0,085 0,01 menunjukkan bahwa hipotesis nol Ho diterima sehingga hipotesis alternatif Ha ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedua variabel. 43 Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Quality of Work Life QWL dan kepuasan kerja ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya Quality of Work Life QWL seorang karyawan tidak diikuti dengan tinggi atau rendahnya kepuasan kerja seseorang. Penelitian ini menggunakan lima komponen kualitas kehidupan kerja, yaitu: kesempatan untuk berkembang, hubungan kerja, partisipasi kerja, kondisi kerja yang baik dan layak serta gaji dan bonus yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan. Hal tersebut dapat dijelaskan dari komponen-komponen pada kualitas kehidupan kerja pada penelitian ini kurang dapat diukur dalam konteks rumah sakit. Kesempatan untuk berkembang yaitu dengan memberikan karyawan pekerjaan yang menantang. Hullin dalam Muchinsky, 2003 mengatakan bagi sebagian orang pekerjaan yang menantang memberikan perasaan puas setelah mereka menyelesaikan pekerjaan yang sulit, tetapi bagi beberapa orang lainnya mungkin tidak mendapatkan reward yang sesuai. Dilihat dari segi keselamatan kerja, para karyawan memberikan pelayanan khususnya kesehatan pada pasien dengan berbagai gangguan psikologis. Segi hubungan kerja, para karyawan harus bekerja antara satu instalasi dengan instalasi lainnya. Dalam sebuah rumah sakit perawat termasuk dalam jabatan fungsional. Pada posisi ini partispasi kerja perawat terbatas. Tidak semua perawat terlibat dalam pengambilan keputusan kerja seperti organisasi pada umumnya. 44 Wijono 2010 membagi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja menjadi dua yaitu karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan. Karakteristik individu mencakup perbedaan individu, usia, pendidikan dan kecerdasan, jenis kelamin dan jabatan. Wijono menambahkan dilihat dari faktor pribadi di antaranya adalah kepribadian, inteligensi dan kemampuan, usia, status perkawinan dan orientasi kerja. Herzberg dalam Munandar, 2001 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan kepuasan kerja. Kepuasan kerja terjadi semenjak individu mulai bekerja dan bertambah sesuai dengan bertambahnya usia. Berdasarkan hasil uji t, ada perbedaan tingkat kepuasan kerja pada lama bekerja karyawan 0,044 0,05. Jika dilihat dari perbandingan mean, karyawan yang bekerja selama 11-20 tahun memiliki tingkat kepuasan yang paling tinggi sedangkan kepuasan kerja yang terendah dirasakan oleh karyawan yang bekerja selama 1-10 tahun. Herzberg dalam Munandar, 2001, mengungkapkan kepuasan kerja terus berkembang serta meningkat selama karyawan bekerja. Lama bekerja menjadi faktor yang mempengaruhi rendahnya kepuasan kerja karyawan muda. Karyawan yang lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan karyawan muda. Mereka juga mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pemenuhan dan aktualisasi diri pada pekerjaan mereka, akan tetapi kurang ada kesempatan pengembangan karyawan setelah mempunyai pengalaman kerja sehingga lama bekerja karyawan yang lebih dari 20 tahun mengalami penurunan kepuasan kerja. 45 Lebih lanjut Wijono 2010 menjelaskan karakteristik pekerjaan mencakup organisasi dan manajemen, supervisi langsung, lingkungan sosial, komunikasi, keamanan dan penghasilan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan kerja termasuk dalam karakteristik pekerjaan. Hubungan kerja menunjukkan terpeliharanya hubungan yang baik dengan supervisor dan rekan kerja. Di dalam organisasi terdapat kebersamaan karyawan yang saling mengenal satu sama lain, saling mendukung dan membentuk tim kerja yang baik dalam menyelesaikan pekerjaan. Dilihat dari perbedaan unit kerja, hasil uji-t menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kepuasan kerja karyawan yang bekerja di unit Arimbi, Srikandi, Shinta, Nakula dan Rehabilitasi 0,005 0,05. Jika dilihat dari perbandingan mean, karyawan yang bekerja di bangsal Srikandi memiliki tingkat kepuasan yang paling tinggi sedangkan kepuasan kerja yang terendah dirasakan oleh karyawan yang bekerja di bagian Rehabilitasi. Bangsal Srikandi adalah kelas III. Jika dilihat dari biaya pengobatan, sebanyak 93 pasien merupakan pasien Jamkesmas dan hanya 7 menggunakan biaya pribadi. Pihak keluarga pasien di bangsal Kelas III kurang peduli terhadap pelayanan yang pasien terima. Hal tersebut biasanya dikarenakan oleh biaya pengobatan dan perawatan yang gratis. Oleh karena itu, keluarga pasien tidak menuntut pelayanan yang berlebihan. Berbeda dengan bangsal Srikandi, Rehabilitasi memiliki tuntutan dan beban kerja yang lebih rumit. Instalasi Rehabilitasi bertugas melaksanakan usaha rehabilitasi atau pemulihan penderita gangguan fisik dan mental. Bagian Rehabilitasi 46 terdiri dari 9 karyawan yang setiap harinya harus mendampingi pasien dari semua bangsal kecuali bangsal Arimbi. Jumlah karyawan ini tidak sebanding dengan jumlah pasien yang harus mereka dampingi. Perbedaan instalasi ini menyebabkan perbedaan beban kerja para karyawan. Akibatnya karyawan di instalasi rehabilitasi memiliki tingkat kepuasan kerja yang paling rendah diantara bangsal-bangsal lainnya. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan Correlation Spearman Brown diperoleh p = 0,085 0,01 dengan koefisien korelasi sebesar 0,246. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedua variabel. Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Quality of Work Life QWL dan kepuasan kerja ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya Quality of Work Life QWL seorang karyawan tidak diikuti dengan tinggi atau rendahnya kepuasan kerja seseorang. Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa Quality of Work Life QWL dan kepuasan kerja karyawan di rumah sakit tinggi. Hasil penelitian lainnya yaitu menemukan bahwa ada perbedaan kepuasan kerja jika dilihat dari lama bekerja dan perbedaan antara unit kerja Arimbi, Srikandi, Shinta, Nakula dan Rehabilitasi. Karyawan yang bekerja di bangsal Srikandi memiliki tingkat kepuasan yang paling tinggi sedangkan di instalasi Rehabilitasi memiliki tingkat kepuasan kerja yang terendah.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu: 1. Responden hanya terdiri dari bagian perawat, padahal dalam konteks rumah sakit ada berbagai jenis pekerjaan yang berbeda seperti Dokter,