29
2. Setting Penelitian
Peneliti melakukan pengambilan data di gereja dan dikost peneliti. Peneliti berusaha menjaga kenyamanan subyek dengan kondisi yang hanya
terdapat peneliti dan subyek dalam proses wawancara ini.
3. Jenis Data
Peneliti menggunakan wawancara semi testruktur. Lalu, Data direkam menggunakan MP3 dan nantinya peneliti akan mengubah hasil
wawancara tersebut dalam bentuk verbatim.
E. Prosedur Analisis data
1. Peneliti membaca secara keseluruhan verbatim yang sudah ditulis oleh
peneliti. Hal ini dilakukan agar peneliti lebih memahami deskripsi pengalaman yang ada.
2. Menentukan unit makna. Setiap mendapatkan transisi makna, peneliti akan
memberikan garis miring dalam teks tersebut. Langkah ini merupakan langkah praktis yang akan membantu peneliti melakukan langkah
berikutnya. 3.
Mentransformasi yang implisit, khususnya dalam makna psikologis. Tahap ini mencari makna psikologis dari situasi yang dialami secara konkrit oleh
subyek. Hal ini berarti peneliti sungguh mengartikulasikan dan menampakkan makna-makna psikologis yang berperan dalam pengalaman
tersebut. 4.
Membuat pengalaman deksripsi tekstural individual dan gabungan. Dalam deskripsi tekstural pengalaman tidak ada yang dihilangkan dan juga
30
menyertakan verbatim yang menguatkan pernyataan. Verbatim ini dibuat dengan huruf miring dan diberi tanda kutip.Setiap dimensi atau tahap yang
berkaitan dengan pengalaman diterima dan dimasukkan. 5.
Membuat deskripsi struktural individu dan gabungan. Dalam deskripsi struktural ini menunjukkan bagaimana pikiran dan perasaan yang ada
dalam pengalaman memaafkan. Deskripsi struktural ini adalah suatu cara bagaimana cara peneliti memahami pengalaman memaafkan ini. Peneliti
secara sadar mengimajinasikan, merefleksi, dan menganalisis verbatim diluar dari yang terlihat dan menjadi esensi dari deskripsi struktural
pengalaman memaafkan. 6.
Mengintregasikan tekstur dan struktur menjadi esensi dari suatu fenomena secara keseluruhan.
F. Kredibilitas
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas argumentative. Validitas argumentative tercapai bila presentasi temuan dan kesimpulan dapat
diikuti dengan baik rasionalnya, serta dapat dibuktikan dengan melihat kembali ke data mentah dalam Poerwandari. 1998: 117. Proses ini dapat
dibaca dalam bagian pembahasan dan lampiran. Untuk meningkatkan dependality penelitian kualitatif, maka peneliti
melakukan metode yang dianggap penting, antara lain. 1.
Koherensi, yaitu metode yang dipilih dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Peneliti memilih pendekatan fenomenologi deskriptif yang
bisa menjelaskan kembali pengalaman memaafkan pada orang Kristen.
31
2. Keterbukaan, sejauhmana peneliti membuka diri dengan memaanfaatkan
metode-metode yang berbeda untuk mencapat tujuan. Peneliti sudah membaca beberapa pendekatan yang digunakan dalam
penelitian kualitatif, dan pendekatan fenomonologi deskriptif lebih bisa menggambarkan pengalaman yang diteliti.
3. Diskursus, sejauh mana dan seintensif apa peneliti mendiskusikan temuan
dan analisisnya dengan orang-orang lain Poerwandari. 1998. Pada metode ini, peneliti tidak sendiri dalam menyelesaikan penelitian ini.
Peneliti mendiskusikan proses-proses dan hasil penelitian dengan pembimbing penelitian.
G. Pertanyaan Wawancara