50
pertolongan Tuhan sebagai pengontrol emosi memudahkan subyek untuk memaafkan dan berkeinginan melakukan rekonsiliasi.
E. Deskripsi Tekstural Semua Partisipan
Dalam deskripsi tekstural ini akan menguraikan proses memaafkan pada partisipan yang meliputi kategori deskripsi dari
pelanggaran, reaksi terhadap peristiwa tersebut, motivasi untuk memaafkan, tantangan atau hambatan dalam proses memaafkan,
strategi yang digunakan, dan dampak dari memaafkan tersebut. Empat partisian ini mengalami pengalaman marah yang dipicu
oleh pengabaian, agresi verbal, direndahkan, perusakan kepercayaan, dan serangan terhadap orang terdekat.
Tahapan Tema deskriptif
Koding Deskripsi
kejadian marah
Kepercayaan yang dirusak
terhadap diri sendiri dan
orang terdekat P1
Dibohongi, sakit hati ketika orang
terdekat ibu
diselingkuhidikhianati P2
Dibohongi, diperalat, diperdaya P3
- P4
Dibohongi Agresi
verbal dengan disalahkan
P1 -
P2 -
P3 Disalahkan dan dimarahi saat
merasa benar P4
- Diabaikan
P1 Tidak memiliki waktu bersama
P2 -
51
P3 -
P4 -
Direndahkan P4
Direndahkan Serangan terhadap
orang terdekat P1
Ibu menangis akibat dibohongi P2
Adanya ancaman
akan keselamatan orang tua
Dalam kondisi ini menimbulkan reaksi-reaksi berupa perasaaan, pikiran, dan perilaku negatif terhadap pelanggar. Perasaan
marah ini meliputi benci, sakit hati, sedih, kesel, kecewa, takut, kehilangan akal sehat, dan kehilangan kepercayaan diri yang
menghambat partisipan untuk memaafkan. Selain itu, respon terhadap serangan terhadap keselamatan orang terdekat adalah korban merasa
cemas, putus asa dan terancam. Pikiran negatif yang muncul adalah pikiran yang mengacu
pada nilai Kristen dan pada sumber masalah. Pikiran yang mengacu pada sumber masalah antara lain menyalahkan dan keinginan untuk
menghukum sumber masalah. Pada nilai Kristen yaitu menyalahkan Tuhan sebagai akibat dari kehilangan akal sehat. Lalu perilaku yang
ditunjukkan oleh korban terhadap masalah adalah menghindari sumber masalah dan menujukkan permusuhan. Harapan akan adanya
kejujuran juga turut menghambat seseorang, karena menolak kenyataan yang dialami.
Reaksi terhadap
Perasaan marah P1
Marah, benci P2
Sakit hati, kepahitan marah,
52
Pelangga ran
benci. P3
Marah P4
Sakit hati, marah, sedih, kecewa.
Perasaan ketakutan P1 -
P2 Ketakutan terancam, kehilangan
kepercayaan diri, cemas, putus asa.
P3 -
P4 -
Pikiran yang
menyalahkan sumber masalah
P1 Ingin menghukum
P2 merasa sakit hati, takut, dan
benci dengan menyalahkan perbuatan H yang dirasa jahat,
hilang akal sehat
P3 Ingin membalas, menyerang
P4 Ingin kejujuran
Pikiran menyalahkan
Tuhan P1
- P2
Meragukan keberadaan Tuhan P3
- P4
Menyalahkan Tuhan Perilaku
negatif terhadap
sumber masalah
P1 Tidak mengakui
P2 merasa takut dan terancam, lalu
menghindari H karena H adalah peneror
P3 -
P4 Menghindar
Dalam proses ini terdapat dua motivasi yang menghasilkan kegagalan dalam memaafkan. Pertama, yaitu meniru tokoh ibu yang
53
sudah memaafkan dan kedua, mendapatkan pengganti posisi pelaku dalam kehidupan korban. Partisipan masih menyimpan rasa marah
terhadap pelaku. Proses ini juga bukan dari kenginan yang muncul dalam diri korban. Lalu, usaha selanjutnya adalah tiga partisipan
menunjukkan bahwa mereka termotivasi untuk mengasihi diri sendiri dengan coping emosi. Selain itu, mereka juga termotivasi untuk
melibatkan peran ajaran agama yaitu mempratekkan firman Tuhan, mempertahankan kesempurnaan Tuhan, dan ingin mengidentifikasi
Tuhan, walaupun mereka memiliki tantangan dan harus berjuang untuk mencapai hal tersebut.
Strategi yang dilakukan oleh kesuluruhan partisipan ini adalah melibatkan Tuhan dengan berdoa. Dalam pengalaman doa ini, dua
partisipan mendapatkan suara untuk melakukan rekonsiliasi. Strategi yang dilakukan mereka adalah untuk patuh. Selain itu, kesuluruhan
partisipan memiliki kesamaan strategi untuk memaafkan yaitu setiap partisipan mendapati peran Tuhan sebagai pengampun, hakim, dan
pengontrol emosi. Pengalaman
gagal memaafkan
Mengidentifikasi ibu
P1 Meniru ibu yang memaafkan
Mendapatkan pengganti
P4 Mendapatkan pengganti
Motivasi untuk
memaafkan Mempratekkan
perintah Tuhan P1
Mendapatkan khotbah
untuk memaafkan
54
Mengapa partisipan
memaafkan ?
P2 Mendapatkan pengalaman rohani
dan firman Tuhan P3
melakukan suara Tuhan untuk menegur
P4 -
Kenginan mengidentifikasi
Tuhan P1
Menyamakan diri dengan Tuhan P2
Ingin seperti Tuhan P3
- P4
- Mempertahanka
n kesempurnaan Tuhan lewat diri
P1 -
P2 -
P3 Menjaga nama baik gereja dan
Tuhan P4
- Keinginan
coping emosi P1
- P2
Perasaan tidak nyaman dengan merasa
terancam, takut,
menghindar,dan kehilangan
kepercayaan diri sehingga harus memaafkan
P3 -
P4 Harus membereskan semua sakit
hati dengan memaafkan Tantangan
untuk memaafkan
Kesulitan menerima
rasa menyakitkan
P1 Mengingat peristiwa menyakitkan
P2 Kesulitan untuk berdamai
P3 -
P4 -
Merasa benar P1
Tidak layak untuk memaafkan kesalahan
55
P2 -
P3 Merasa tidak bersalah
P4 -
Pengalaman marah
sebelumnya P1
- P2
- P3
Konflik mengikuti suara Tuhan karena takut akan marah
P4 -
Faktor yang memudahka
n untuk
memaafkan Bagaimana
cara subyek memaafkan
? Memaafkan
dengan mengandalkan
Tuhan P1
Berdoa P2
Berdoa dengan
memutuskan untuk memaafkan mendoakan
kebahagiaan pelau P3
Meminta kepada Tuhan ingin memaafkan
tanpa rasa
perlawanan dan tidak merasa kalah
P4 Berdoa
Kepatuhan melakukan suara
Tuhan P1
- P2
Mempersiapkan diri
untuk berdamai
P3 Patuh melakukan firman Tuhan
dan berdoa
untuk minta
ketenangan jika ada masalah P4
- Peran
Tuhan bagi
subyek yang
mengecilkan diri dan
membesarkan P1
Tuhan mengampuni dan Tuhan memberi hukuman
P2 Tuhan mengampuni
P3 Tuhan mengendalikan emosi dan
Tuhan memberi pikiran positif
56
Tuhan P4
Tuhan memberi kekuatan
Dampak dari memaafkan untuk kesuluruhan partisipan adalah kesehatan fisik yang membaik, kepuasan, senang, lega, dan bersyukur.
Selain itu, dua partisipan merasa ada kemenangan dalam dirinya yang merupakan efek dari kepatuhan untuk mengikuti suara
Tuhan. Kemudian, kesuluruhan partisipan berkeinginan dan sudah melakukan rekonsiliasi. Namun ketika usaha rekonsiliasi ditolak, akan
timbul perasaan takut dan terancam terhadap pelaku. Dampak
Memafkan Perubahan
hubungan Interpesonal
dengan rekonsiliasi
P1 Hubungan yang semakin baik
P2 Usaha rekonsiliasi ditolak
P3 Adanya belas kasihan terhadap
pelaku P4
Keinginan melakukan rekonsiliasi Perubahan
Intrafisik yaitu rasa kepuasan
P1 Senang, lega, puas, semakin sehat
P2 Bersyukur, lega.
P3 Lega, puas
P4 Lega, senang, ada kelepasan.
Kemenangan akibat
dari kepatuhan
P2 Menang
P3 merasa menang
Perasaan takut akibat
penolakan rekonsiliasi
P2 Takut, terancam
57
Dengan memaafkan, seseorang yang menjadi korban tidak memiliki perasaan, pikiran, dan perilaku negatif terhadap pelaku lagi.
Seluruh partisipan menunjukkan bahwa bukti memaafkan ini adalah perdamaian antara orang yang menyakiti dan yang tersakiti.
Kesanggupan memaafkan didapatkan dari pertolongan Tuhan dengan cara berdoa. Isi doa ini bisa dengan meminta pertolongan dan
mendoakan pelaku dan kebahagiannya, dan dengan mengatakan bahwa ia memaafkan dan mengasihi pelaku.
F. Deskripsi Struktural Semua Partisipan