Deskripsi Struktural Semua Partisipan Esensi Pengalaman

57 Dengan memaafkan, seseorang yang menjadi korban tidak memiliki perasaan, pikiran, dan perilaku negatif terhadap pelaku lagi. Seluruh partisipan menunjukkan bahwa bukti memaafkan ini adalah perdamaian antara orang yang menyakiti dan yang tersakiti. Kesanggupan memaafkan didapatkan dari pertolongan Tuhan dengan cara berdoa. Isi doa ini bisa dengan meminta pertolongan dan mendoakan pelaku dan kebahagiannya, dan dengan mengatakan bahwa ia memaafkan dan mengasihi pelaku.

F. Deskripsi Struktural Semua Partisipan

Bagi partisipan, memaafkan adalah suatu keharusan. Namun ada kondisi dimana mereka juga merasa bahwa memaafkan merupakan suatu perintah Tuhan yang sulit dilakukan. Seseorang tidak hanya menghilangkan perasan negatif atau sakit hati dalam dirinya, tetapi juga melakukan membangun hubungan yang baik kembali dengan orang yang telah menyakiti hatinya. Oleh karena itu, partisipan juga melakukan suatu perjuangaan, untuk mencapai tujuan akhir memaafkan tersebut. Usaha usaha ini dilakukan korban untuk menjadi seorang pribadi yang sesuai dengan ajaran Tuhan. Dalam proses memaafkan, partisipan akan mengatakan bahwa mereka berhasil memaafkan hanya dengan pertolongan Tuhan. Usaha memaafkan yang berasal dari dorongan dalam diri ataupun luar dirinya, akan tetap gagal jika tidak ada pertolongan Tuhan. Bantuan Tuhan ini 58 didapatkan seseorang melalui berdoa, kepatuhan dan merendahkan dirinya terhadap Tuhan. Dengan pengalaman doa tersebut, seseorang dapat dengan mudah memaafkan orang lain. Dorongan memaafkan ini dilandasi dengan adanya kesadaran bahwa Tuhan lah yang berperan penting dalam proses memaafkan. Peran Tuhan ini antara lain Tuhan yang terlebih dulu memaafkan dirinya, Tuhan yang mengontrol emosi dengan meredakan kemarahan, memberikan pikiran positif, dan memberi kekuatan. Selain itu, Tuhan juga berperan sebagai hakim, bahwa Ia yang lebih berhak menghukum bukan manusia. Dampak yang didapatkan dalam memaafkan adalah aspek dari pikiran, perasan, dan perilaku terhadap orang yang menyakit hati semula negatif, tegantikan menjadi positif seperti lega, senang, kesehatan, dan merasa menang. Dari perasaan lega ini, penganut Kristen ini terdorong melakukan rekonsiliasi, bahkan sudah melakukan rekonsiliasi.

G. Esensi Pengalaman

Menyimpan rasa sakit hati dan kesalahan orang lain adalah suatu kesalahan yang harus dibereskan. Pribadi seseorang akan diliputi oleh aspek negatif yang merusak diri sendiri sehingga ia tidak akan bisa mencerminkan pribadi Tuhan lewat dirinya. Untuk mengatasi hal tersebut, seseorang memutuskan untuk memaafkan sesuai dengan ajaran Tuhan yang bersifat unconditional yaitu tanpa mengharapkan adanya ekspresi penyesalan dari pelanggar. Bukti dari memaafkan adalah seseorang yang 59 menjadi korban tidak memiliki perasaan, pikiran, dan perilaku negatif dalam diri dan terhadap pelaku. Memaafkan juga berarti melakukan rekonsiliasi. Bukti memaafkan ini adalah perdamaian antara orang yang menyakiti dan yang tersakiti. Motivasi memaafkan bagi partisipan adalah keinginan untuk mempratekkan Tuhan, mengidentifikasi Tuhan dan menjaga kesempurnaan Tuhan lewat diri. Kesanggupan memaafkan hanya didapatkan dari pertolongan Tuhan dengan cara berdoa dan patuh akan kehendak Tuhan. Kesanggupan mengampuni ini juga didapatkan dengan cara merendahkan diri dan membesarkan Tuhan yang menjadi pribadi pengampun, hakim, pemberi pikiran positif, dan pengontrol emosi. Hasil dari kepatuhan melakukan suara Tuhan adalah orang Kristen akan mendapatkan suatu kemenangan karena telah berhasil menahan kehendak dirinya sendiri. Hasil dari memaafkan ini adalah seseorang akan mendapatkan kelegaan, kesenangan, kesehatan, dan hubungan interpersonal yang berjalan baik akibat menghilangnya aspek negatif dalam diri. 60

H. Pembahasan