9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelian Impulsif Produk Fashion Pada Remaja
1. Pembelian Impulsif
Pada era 1970-an, para peneliti mulai mencari tahu mengenai pembelian impulsif. Rock dan Hoch dalam Parakh, Bindal
Saldanha, 2016, mengungkapkan bahwa pembelian impulsif dapat terjadi bergantung pada dorongan emosional yang dialami oleh setiap
individu. Pembelian impulsif memang berkaitan erat dengan adanya dorongan untuk membeli secara tiba-tiba dan lebih melibatkan konflik
emosional daripada pemikiran rasional Rook, 1987; Niu Wang, 2009; Sharma, Sharma Mittal, 2012.
Menurut Goldenson dalam Rook, 1987, dorongan yang melibatkan konflik emosional ini dapat disebut juga sebagai dorongan
psikologis atau
psychological impulse.
Dorongan psikologis psychological impulse adalah suatu kekuatan, terkadang berupa
desakan yang susah ditahan dan munculnya secara tiba-tiba untuk langsung melakukan sesuatu tanpa pertimbangan sebelumnya Rook,
1987. Wolman dalam Rook, 1987 juga menjelaskan bahwa dorongan psikologis psychological impulse terjadi tanpa perencanaan
secara sadar. Goldenson dalam Rook, 1987 juga menambahkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa dorongan yang kuat memiliki kemungkinan untuk sulit dilawan, karena manusia memiliki kecenderungan untuk sulit mencegah
pengalaman-pengalaman yang dianggapnya menyenangkan. Dorongan psikologis psychological impulse ini sangat berperan dalam
terjadinya perilaku pembelian impulsif Rook, 1987. Pembelian impulsif sendiri dapat didefinisikan sebagai perilaku
pembelian yang tidak terstruktur dan instan Piron, 1991. Pembelian ini lebih mengacu pada aktivitas pembelian yang sebenarnya tidak
diharapkan, terjadi secara spontan dan tidak reflektif, diiringi dengan munculnya keinginan yang mendadak untuk membeli suatu produk
tertentu Gasiorowska, 2011. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya melibatkan unsur pikiran dan tidak melalui pertimbangan yang matang
Rook Fisher, 1995; Mowen Minor, 2002; Ghani, 2010. Pembelian impulsif terjadi tanpa adanya perencanaan sebelumnya
Rook Fisher, 1995; Hausman, 2000; Lin Chen, 2012, dikarenakan adanya dorongan emosional terhadap suatu produk
tertentu yang dianggap menarik untuk dibeli Ekeng, Lifu Asinya, 2012; Sharma, et al, 2012.
Individu dengan kecenderungan impulsif yang tinggi akan lebih mungkin untuk memi
liki daftar belanja yang lebih “terbuka”, serta lebih mudah dan cepat menerima ide pembelian baru secara tiba
‐tiba Sumarwan, 2011. Individu dengan kecenderungan impulsif memiliki
beberapa ciri-ciri khusus, yaitu membeli secara tidak terencana, susah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengontrol keinginanya untuk tidak membeli, dan adanya dorongan emosional untuk segera membeli sesuatu yang diinginkan tersebut
Verplanknen Sato, 2011. Rook dalam Blackwell, Miniard Engel, 1995 juga menegaskan bahwa pembelian impulsif memiliki
beberapa karakteristik, yaitu spontanitas, kekuatan impulse dan intensitas tinggi, dapat merangsang kegembiraan serta cenderung tidak
mempedulikan konsekuensinya yang terjadi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan pembelian impulsif merupakan bentuk perilaku pembelian secara spontan dan tiba-tiba dikarenakan adanya dorongan
psikologis psychological impulse yang tidak disadari dan lebih menekankan pada konflik emosional.
2. Aspek Pembelian Impulsif