51 p0,05. Pada kelompok V terhadap kelompok VI menunjukkan perbedaan
tidak bermakna p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 426 mgKg BB selama selang waktu 6 jam
merupakan dosis efektif hepatoprotektif pada tikus terinduksi CCl
4
. Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silli 2012, pada jangka
waktu 6 jam dosis hepatoprotektif ekstrak etanol daun M. tanarius yang efektif sebesar 1280 mgKg BB.
E. Rangkuman Pembahasan
Penelitian ini menggunakan 3 peringkat dosis ekstrak etanol daun M. tanarius yaitu 3840, 1280, dan 426 mgKg BB untuk melihat efek
hepatoprotektif yang dihasilkan . Jika dilihat dari nilai aktivitas ALT, kelompok ekstrak etanol M. tanarius dosis 3840, 1280, dan 426 mgKg BB
memiliki efek hepatoprotektif berturut-turut 32,2 ; 67,9 ; dan 54,38 . Hasil pengujian membuktikan bahwa ekstrak etanol daun M. tanarius memiliki efek
hepatoprotektif terhadap induksi karbontetraklorida. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa ekstrak etanol daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotektif
praperlakuan jangka waktu 6 jam terhadap tikus jantan terinduksi karbontetraklorida.
Pada pengukuran aktivitas nilai ALT dan AST kontrol negatif olive oil 2 mlKg BB dengan kontrol ekstrak etanol daun M. tanarius menunjukkan
hasil berbeda tidak bermakna pada aktivitas nilai ALT dan hasil berbeda bermakna pada aktivitas nilai AST. Tetapi aktivitas nilai AST tidak bisa
52 dijadikan patokan utama kerusakan hati karena sebagian besar enzim aspartate
tidak spesifik berada di dalam hati saja, melainkan berada dalam otot rangka, jantung, hati, serta tersebar ke seluruh jaringan sehingga belum dapat
digunakan sebagai patokan kerusakan hati. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun M. tanarius tidak memberikan pengaruh terhadap sel-sel
hati tikus jantan, sehingga kenaikan nilai ALT dan AST pada penelitian ini disebabkan induksi karbontetraklorida.
Dosis perlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius paling efektif adalah dosis 426 mgKg BB. Hasil pengukuran dan uji statistik terhadap aktivitas
nilai ALT menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna terhadap kontrol negatif olive oil 2 mlKg BB. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol
daun M. tanarius memperlambat aktivitas serum ALT dan AST dalam batas normal.
Selain karbon tetraklorida, senyawa yang dapat menyebabkan hepatotoksisitas adalah parasetamol dan galaktosamin. Parasetamol jika
penggunaannya berlebihan dapat menyebabkan nekrosis sel sentribular hati, sedangkan mekanisme kerja galaktosamin menyebabkan nekrosis dengan
bekerja seperti virus hepatitis. Efek hepatoprotektif daun M. tanarius terhadap induksi parasetamol telah dilakukan oleh Adrianto 2011.
Efek hepatoprotektif yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme kerja, terkait dengan hepatotoksisitas karbontetraklorida.
Hepatotoksisitas karbontetraklorida sendiri terjadi akibat karbon tetraklorida yang mengalami reduksi halogenasi di hati dan dengan adanya enzim CYP450
53 dalam sel hati endoplasma membentuk radikal bebas CCl
3 -
. Radikal bebas ini jika bereaksi dengan oksigen akan membentuk radikal OOCCl
3 -
.
Radikal bebas ini akan meningkatkan jumlah produk peroksidasi lipid. Peningkatan
peroksidasi lipid menyebabkan kerusakan jaringan dan kegagalan mekanisme pertahanan antioksidan untuk mencegah pembentukan radikal bebas yang
berlebihan. Kemungkinan mekanisme kerja yang pertama adalah menurunkan
aktivitas enzim CYP450 dalam proses reduksi halogenasi di hati yang membentuk radikal bebas CCl
3 -
. Kemungkinan mekanisme kerja yang kedua adalah adanya mekanisme pertahanan antioksidan dengan penangkapan
radikal bebas oleh senyawa yang terkandung dalam M. tanarius yaitu
macarangioside A-C dan mallophenol B. Senyawa tersebut dapat menangkap radikal bebas CCl
3 -
dan menjadikannya metabolit sekunder, sehingga dapat
diekskresikan. Antioksidan merupakan senyawa yang melindungi sel dari efek radikal
bebas, yang salah satunya terdapat dalam daun M. tanarius. Walaupun polaritas antara methanol dan etanol memiliki selisih 0,05, tidak dapat
dipastikan senyawa apa yang memberikan efek hepatoprotektif secara spesifik. Untuk pengembangan selanjutnya, ekstrak etanol daun M. tanarius dapat
diteliti kandungannya untuk melihat senyawa yang spesifik sebagai agen hepatoprotektif.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dosis paling efektif hepatoprotektif pemberian dengan waktu 6 jam ekstrak etanol daun Macaranga tanarius L. pada tikus jantan yang terinduksi karbon
tetraklorida sebesar 426 mgKg BB.
B. SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang : 1. Uji hepatoprotektif dengan ekstrak etanol daun M. tanarius untuk induksi lain
seperti galaktosamin. 2. Uji senyawa antioksidan dalam ekstrak etanol daun M. tanarius yang spesifik
sebagai agen hepatoprotektif.