Masyarakat telah semakin tergantung pada Sistem Informasi Akuntansi, yang juga telah berkembang semakin kompleks untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan atas informasi. Sejalan dengan peningkatan kompleksitas sistem dan ketergantungan pada sistem tersebut,
perusahaan menghadapi peningkatan risiko atas sistem mereka.
2.2.1.4.7. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi 2001:19, tujuan umum pengembangan Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan reliability. 4.
Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
Sistem Informasi Akuntansi yang baik tidak terbentuk begitu saja. Sistem ini direncanakan, dirancang, dipasang, dikelola, dan
disempurnakan secara cermat. Sistem Informasi Akuntansi perlu ditelaah secara berkala guna melihat kemungkinan perlunya dilakukan revisi
supaya sistem senantiasa dapat mengikuti perubahan kebutuhan informasi di dalam perusahaan. Menurut Weygandt 2007:396,
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi melibatkan empat langkah: 1.
Analisis. Analisis adalah titik awal dalam mengidentifikasikan sumber- sumber dari informasi yang dibutuhkan serta pencatatan dan prosedur
mengenai pengumpulan dan pelaporan data. 2.
Desain. Sistem baru harus dibangun dari dasar formulir dan dokumen didesain dibuat.
3. Implementasi penerapan. Implementasi sistem baru atau yang telah
direvisi memerlukan dokumen-dokumen, prosedur-prosedur, dan peralatan pemrosesan di-instal dan dioperasikan.
4. Tindak lanjut. Setelah sistem dimunculkan dan berjalan, sistem tersebut
harus diawasi dalam hal kelemahannya, efektifitasnya harus dibandingkan dengan desain dan tujuan organisasi.
2.2.1.4.8. Kesalahan-kesalahan yang Terjadi dalam Sistem Informasi
Akuntansi
Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam SIA biasanya terjadi oleh dua sebab, yaitu kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dan kesalahan
yang disengaja. Kesalahan-kesalahan tidak disengaja umumnya terjadi pada proses aplikasi pengolahan data, seperti misalnya salah memasukkan
kode, salah nilainya dan lain sebagainya. Umumnya kesalahan ini disebabkan ketidaktelitian. Yang paling kritis adalah kesalahan-kesalahan
yang sifatnya disengaja, merupakan kecurangan-kecurangan dalam bentuk
pencurian atau penyelewengan terhadap harta kekayaan milik perusahaan Jogiyanto, 2000:385.
2.2.1.5. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Informasi