Aspek-Aspek Perkembangan Pada Siswa

C. Siswa 1. Pengertian siswa

Siswa adalah individu yang sedang menjalani pendidikan di sekolah menengah pertama. Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pada tahap ini, menurut Erickson dalam Hanum, 2000 siswa memasuki tahap awal dari perkembangan remaja. Siswa adalah subjek atau pribadi yang unik khas untuk dirinya sehingga perlu adanya peraturan program belajar yang selaras dengan kemampuan dasar sikap siswa Samana, 1992. Menurut Monks dalam Hanum, 2000, pada umumnya siswa adalah remaja masih belajar di sekolah menengah atau perguruan tinggi. Rata-rata remaja menyelesaikan sekolah lanjutan pada usia kurang lebih 18 tahun.

2. Aspek-Aspek Perkembangan Pada Siswa

Siswa sekolah menengah merupakan remaja yang berada pada rentang usia 12 – 18 tahun. Adapun aspek-aspek yang berkembang pada diri remaja meliputi aspek fisik, kognitif dan sosial. a. Perkembangan fisik Perkembangan fisik pada remaja ditandai dengan pertumbuhan adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik Papalia, 2001. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak- Universitas Sumatera Utara kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik juga meliputi perkembangan otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif Piaget dalam Papalia, 2001. b. Perkembangan kognitif Selama masa remaja, terjadi perubahan dalam kapasitas dan tipe pemikiran yang berpengaruh pada kesadaran, imajinasi, keputusan dan insight pada remaja craig 1996. Perkembangam kognitif pada masa remaja ditandai dengan meningkatnya pemikiran abstrak dan penggunaan kemampuan metakognitif. Hal ini memberikan pengaruh yang besar pada pemikiran remaja dan kemampuan untuk membuat penilaian moral. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru. Remaja telah dapat mengintegrasikan apa yang telah mereka pelajari di masa lampau, diterapkan pada masa sekarang dan membuat rencana untuk masa depan. Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget dalam Papalia, 2001 mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Universitas Sumatera Utara Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal Papalia , 2001. Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Pemikiran operasional formal dikarakteristikkan dengan second order process. Pemikiran pertama adalah menemukan dan menguji hubungan antara objek. Pemikiran kedua meliputi pemikiran tentang pikiran orang lain, mencari hubungan di dalam hubungan, dan manuver antara kenyataan dan kemungkinan Craig, 1996. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis, yaitu dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan menyelesaikan masalah secara logis Plotnik, 2005. Menurut Morgan 1986 kemampuan lain yang berkembang pada fase operasi formal ini adalah reflektif thinking yaitu proses mengevaluasi atau menguji pendapat sendiri. Reflective thinking membuat seseorang mampu mengevaluasi suatu proses, ide atau solusi dari perspektif orang lain dan menemukan kesalahan atau kelemahannya sehingga mampu memperbaiki kesalahan tersebut. kemampuan ini membuat remaja menjadi sebagai eksperimenter dan penyelesai masalah yang baik karena dengan kemampuan ini Universitas Sumatera Utara remaja dapat memikirkan berbagai kemungkinan strategi pemecahan masalah dan memutuskan strategi yang terbaik. c. Perkembangan kepribadian dan sosial Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain Papalia, 2001. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Remaja membentuk identitas mereka dengan menentukan dan mengatur kemampuan, kebutuhan, ketertarikan dan keinginan mereka sehingga dapat diterima dalam konteks sosial Erikson dalam Papalia, 2001. Remaja lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kelompok teman sebaya dibanding orang tua Papalia, 2001. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman Papalia, 2001. Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.

D. Kreativitas Siswa yang Bermain Video game