24
C. Kerangka Berfikir
Silika gel merupakan salah satu jenis adsorben yang memiliki gugus silanol
dan siloksan yang merupakan gugus aktif pada permukaannya. Adanya kedua gugus ini menyebabkan silika gel dapat
digunakan untuk keperluan adsorpsi Kristianingrum, Siswani, dan Fillaeli, 2011. Silika gel dapat dibuat dari bahan alam yang mengandung unsur silika di
dalamnya. Berdasarkan hasil analisis XRF X-Ray Fluorescence, diketahui bahwa kandungan silika SiO
2
dalam abu vulkanik gunung kelud hasil erupsi pada tanggal 14 Februari 2014 sebesar 70,6 Kasatriyanto, 2014.
Sintesis adsorben silika gel dapat dilakukan dengan pencampuran antara natrium silikat dan asam. Natrium silikat dibuat dengan cara meleburkan SiO
2
pada abu vulkanik gunung kelud yang sudah dicuci dengan menggunakan NaOH Rosmawati, Tjahjanto, dan Prananto, 2013. Natrium silikat yang terbentuk
ditambah dengan asam nitrat 3 M tetes demi tetes hingga terbentuk asam silikat berupa gel berwarna putih. Penambahan asam pada prekursor natrium silikat
menyebabkan terjadinya protonasi gugus siloksi SiO
-
menjadi silanol SiOH. Gugus silanol yang terbentuk kemudian diserang lanjut oleh gugus siloksi SiO
-
dengan bantuan katalis asam membentuk ikatan siloksan .
Reaksi ini akan menghasilkan alkogel yang akan mengalami sinerisis apabila didiamkan aging dan menjadi hidrogel. Hidrogel dicuci dengan akuades hingga
netral dan dipanaskan menggunakan oven pada temperatur 120
o
C hingga membentuk xerogel Mujiyanti, Nuryono, dan Kunarti, 2010. Adsorben yang
diperoleh dianalisis menggunakan spektrofotometer FTIR untuk mengetahui
25 karakter gugus fungsi silanol dan siloksan, serta analisis menggunakan Gas
sorption analyzer GSA untuk mengetahui karakter porositas adsorben yang
meliputi luas permukaan, ukuran pori-pori dan distrbusi volume pori. Adsorpsi adsorben terhadap suatu logam dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya ada kondisi pH larutan. Buhani, Narsito, Nuryono dan Eko Sri Kunarti 2009
dalam penelitiannya yang berjudul “ Influence of pH Toward Interaction of Metal Ions CdII and CuII by Mercapto-Silica Hybrid Adsorbent
in Aquaeos Solution ” telah mempelajari pengaruh pH larutan terhadap interaksi
adsorben dan logam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara adsorben dan logam mencapai optimum pada pH larutan 5,5.
Pada penelitian ini, adsorpsi adsorben terhadap ion logam NiII dan ZnII dilakukan dalam cuplikan limbah cair elektroplating pada berbagai pH yaitu 1, 2,
4, 6 dan 8. Konsentrasi ion logam NiII dan ZnII sebelum dan sesudah adsorpsi dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom.
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah abu vulkanik hasil erupsi gunung Kelud
periode Februari 2014 yang diambil di daerah Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah karakter adsorben hasil sintesis yang meliputi
spektra FTIR, porositas luas permukaan, ukuran pori dan volume pori adsorben, keasaman, kadar air adsorben, efisiensi adsorpsi dan daya adsorpsi
adsorben terhadap ion logam Ni dan Zn dalam limbah cair industri elektroplating.
B. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel abu vulkanik gunung kelud dilakukan dengan purpossive sampling
di daerah Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah pH larutan pada pengujian
efisiensi dan daya adsorpsi ion logam dalam limbah cair industri elektroplating yaitu 1, 2, 4, 6, dan 8, serta jenis ion logam yang diadsorpsi yaitu ion logam
NiII dan ZnII. 2. Variabel terikat