113 c. Hukum Pajak dapat secara langsung digunakan sebagai politik perekonomian;
d. Hukum Pajak memiliki ketentuan dan istilah-istilah yang khas untuk bidang tugasnya.
Hukum pajak dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Hukum Pajak Materiil, Memuat norma
– norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak objek pajak,
siapa yang dikenai pajak subjek pajak, berapa besar tarif, timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan WP.
Contoh : UU PPh 2. Hukum Pajak Formal, memuat bentuktata cara untuk mewujudkan hukum
materiil menjadi kenyataan cara melaksanakan hukum materiil Hukum ini memuat:
a. Tata cara penyelenggaraan prosedur penetapan suatu utang pajak. b. Hak-hak fiskus
c. Kewajiban WP d. Kewajiban dan Hak Wajib
E. Tata Cara pemungutan Pajak
Cara Pemungutan Pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga stelsel yaitu: 1. Stelsel nyata riil stelsel
Pemungutan pajak didasarkan pada objek penghasilan nyata, sehingga pemungutan beru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah
penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Kelebihan stelsel pajak adalah pajak yang dikenakan lebih realistis, sedangkan kekurangannya pajak baru
dapat dikenakan pada akhir tahun. 2. Stelsel anggapan fictive stelsel
Pemungutan pajak yang didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh suatu Undang-Undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama
dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan. Kelebihan stelsel
ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan tanpa harus menunggu akhir tahun, sedangkan kelemahannya pajak yang dibayar tidak didasarkan
keadaan yang sesungguhnya.
114 3. Stelsel campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan. Yakni pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan
suatu anggapan kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut
kenyataan lebih besar dari pada menurut anggapan, maka wajib pajak harus membayar kekurangan bayar. Sebaliknya jika besarnya pajak menurut
kenyataan lebih kecil dari pada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak dapat meminta kembali kelebihan atau dapat dikompensasi
Ada tiga sistem pemungutan pajak yaitu: 1. Official assessment system, yaitu suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang teutang oleh wajib pajak.
2. Self assessment system, yaitu suatu sistem perpajakan yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
yang terutang. 3. With holding system, yaitu suatu sistem pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan
berdasarkan UU
perpajakan untuk
menghitung, memotongmemungut, menyetor, dan melaporkan pajak pihak lain.
F. Jenis-Jenis Pajak