BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Peneliti sebelumnya berkaitan dengan kualitas layanan yang telah dilakukan oleh:
1. CHOONG C. LEE dan VARUN GROVER dengan judul : Menggali
Mediasi Antara Pelengkap-Pelengkap Lingkungan Dan Struktural:
Penetrasi Teknologi Komunikasi Pada Perusahaan Manufaktur
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan dari Teknologi Komunikasi dalam mengatasi ketidakpastian lingkungan dan
dampaknya pada struktur organisasi perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penetrasi teknologi komunikasi dan lingkungan
berpengaruh terhadap struktur organisasi. Hasil lain dari penelitian ini adalah dukungan untuk sebuah peranan perantara dari Teknologi
Komunikasi antara pelengkap pasti dari lingkungan dan struktur 2.
Diana Rahmawati dan Mohammad Nasir dengan judul: Pengaruh Kesan Atribut Lingkungan Terhadap Atribut Struktur Organisasi :
Penetrasian Teknologi Komunikasi Sebagai Moderating Variabel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Teknologi Komunikasi terhadap hubungan antara atribut lingkungan dengan
atribut struktur organisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
10
penetrasian teknologi komunikasi tidak berpengaruh terhadap hubungan antara atribut lingkungan dengan struktur organisasi untuk
perusahaan manufaktur baik itu yang listing maupun non listing di BEJ.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, dan mendapatkan laba. Pada saat ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat
penting dalam dunia usaha. Kadang-kadang istilah pemasaran ini diartikan sama dengan istilah seperti penjualan, perdagangan dan pendistribusian.
Salah satu pengertian ini timbul karena pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai kegiatan dan kepentingan yang berbeda-beda.
Kenyataannya pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh yang meliputi penentuan daripada kebutuhan dan keinginan konsumen,
sasaran, dan kemudian bagaimana menyerahkan produk secara efisien dan efektif. Sedangkan istilah yang lain tersebut hanya merupakan satu bagian
atau kegiatan dalam sistem pemasaran keseluruhannya. Menurut Kotler 1997 : 8, pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dalam menciptakan, menawarkan dan pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain.
Sedangkan menurut Assauri 1990 : 5 pemasaran adalah sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan
kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
2.2.1.2. Pengertian Manajemen Pemasaran
Perusahaan harus menerapkan konsep pemasaran dalam praktek agar keuntungan yang terkandung didalamnya dapat direalisasikan, dan
dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran ini merupakan tindakan dari konsep pemasaran.
Banyak definisi yang diungkapkan oleh ahli ekonomi mengenai manajemen pemasaran, diantaranya Kotler dan Armstrong 2003 : 16
manajemen pemasaran adalah merupakan analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi.
Menurut Assauri 2002 : 12 manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
program - program yang dibuat untuk membentuk, membangun dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran guna mencapai
tujuan organisasi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dan dengan tujuan menghasilkan
keputusan bagi pihak-pihak yang terlibat proses pertukaran dapat ditimbulkan baik oleh penjual maupun pembeli yang menguntungkan kedua
belah pihak. Penentuan produksi, harga, promosi dan tempat untuk mencapai
tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen dan sebaiknya sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi sedemikian rupa
sehingga menjadi sesuai dengan produk-produk perusahaan. 2.2.1.3. Konsep Pemasaran
Menurut Kotler 1997 : 17 konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada
pesaing dalam memandukan kegiatan pemasaran dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.
Konsep pemasaran bersandar pada empat tiang utama, yaitu fokus pasar, orientasi kepada pelanggan, pelanggan terkoordinasi dan orientasi
laba. Konsep pemasaran berdasarkan pandangan dari luar kedalam. Konsep ini diawali dengan pasar yang didefinisikan secara jelas berfokus pada
kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang berkaitan engan pelanggan dan menghasilkan laba melalui kepuasan pelanggan.
Ringkasan konsep pemasaran pada penelitian ini adalah upaya pemasaran terkoordinasi yang berorientasi pada penggunaan teknologi
komunikasi yang tepat dan sesuai dikembangkan untuk mengatasi perubahan lingkungan guna merumuskan struktur organisasi yang tepat
dengan tujuan memberikan kepuasan kepada pelanggan sebagai kunci mencapai organisasi.
2.2.2. Pengertian Atribut Lingkungan
Atribut lingkungan adalah perubahan lingkungan dan ketidakterdugaan perubahan lingkungan. Lee dan Grover, 2000:13.
Atribut lingkungan secara umum, dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berada diluar batas-batas organisasi. Menurut Robbins
1990:23. Lingkungan organisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Lingkungan Umum
Lingkungan umum Robbins, 1990:23 meliputi kondisi yang mungkin memiliki dampak terhadap organisasi namun relevansinya
tidak dapat diketahui secara jelas, misalnya :
Kondisi Ekonomi. Tingkat suku bunga, laju inflasi, perubahan-
perubahan dalam pendapatan yang dapat dibelanjakan, indeks pasar saham dan tahap siklus bisnis umum merupakan faktor ekonomi
dalam lingkungan umum yang dapat mempengaruhi praktek-praktek manajemen dalam sebuah organisasi.
Kondisi Politik. Keadaan politik mencakup stabilitas umum negara –
negara di mana organisasi beroperasi dan sikap-sikap khusus yang dimiliki oleh pejabat-pejabat Pemerintah terpilih terhadap dunia usaha
Kodisi Sosial. Manajer-manajer harus menyelesaikan praktek mereka
dengan harapan masyarakat yang berubah-ubah di mana mereka bekerja. Sewaktu nilai, kebiasaan dan cita rasa berubah, manajer-
manajer harus pula berubah. Ini berlaku baik terhadap tawaran produk maupun jasa mereka dan kebijakan operasi internal mereka.
Global. Globalisasi merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi para manajer dan organisasi. Sebagai bagian dari lingkungan luar, para manajer perusahaan besar maupun kecil di
tantang oleh meningkatnya jumlah pesaing global.
Kondisi Teknologi. Kita hidup dalam sebuah zaman perubahan
teknologi. Lingkungan teknologi mempengaruhi organisasi misalnya saja dalam mendesain kantor. Kantor-kantor praktis telah menjadi
pusat komunikasi. Para manajer sekarang sekarang dapat menghubungkan komputer, telepon, pengolah kata, foto copy, mesin-
mesin fax, penyimpan arsip dan kegiatan-kegiatan kantor mereka lainnya menjadi sebuah sistem terpadu. Sungguh, banyak organisasi
menggunakan internet sistem komunikasi internal yang menggunakan
teknologi internet dan dapat di akses hanya oleh para karyawan organisasi tersebut guna membantu para karyawan mengerjakan
tugas mereka secara efektif dan efisien. Bagi para manajer di semua organisasi, kemajuan-kemajuan teknologi ini berarti kemampuan
mengambil keputusan yang lebih cepat dan lebih baik.
2. Lingkungan Khusus
Lingkungan khusus Robbins, 1990:23 merupakan lingkungan organisasi yang secara langsung, relevan bagi organisasi dalam
mencapai tujuannya. Lingkungan khusus ini merupakan pusat perhatian manajemen karena terdiri dari konstituen kritis yang secara
langsung, baik positif maupun negatif mempengaruhi keefektifan organisasi secara spesifik, yang termasuk lingkungan khusus adalah :
Pemasok-Pemasok. Apabila kita merenungkan pemasok-pemasok
sebuah organisasi, lazimnya kita membayangkan perusahaan- perusahaan yang menyediakan bahan-bahan dan peralatan. Tetapi,
istilah pemasok-pemasok mencakup pula penyedia masukan keuangan dan tenaga kerja. Pemegang saham, bank, perusahaan asuransi, dana-
dana pensiun, dan lembaga-lembaga serupa lain yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan pasokan modal terus-menerus.
Pelanggan-Pelanggan. Organisasi-organisasi itu ada untuk memenuhi
kebutuhan para pelanggan. Para pelangganklienlah yang menyerap keluaran organisasi itu. Hal ini berlaku bahkan bagi organisasi
pemerintah. Pelanggan-pelanggan jelas merupakan kemungkinan ketidakpastian bagi sebuah organisasi. Cita rasa pelanggan-pelanggan
dapat berubah. Mereka dapat menjadi tidak puas dengan jasa atau produk sebuah organisasi. Tentu saja, sejumlah organisasi
menghadapi ketidakpastian yang jauh lebih besar sebagai akibat pelanggan-pelanggan mereka dari pada organisasi-organisasi lain.
Pesaing-Pesaing. Semua organisasi, sekalipun yang monopoli,
mempunyai satu pesaing atau lebih. Para manajer tidak boleh mengabaikan persaingan. Apabila mereka mengabaikannya, mereka
akan membayar mahal.
Pemerintah. Pemerintahan setempat mempengaruhi apa yang dapat
dan tidak dapat dilakukan oleh organisasi-organisasi. Terlebih dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah dan pemerintah pusat
memperluas dan memodifikasi banyak pedoman dan peraturan serta perundang-undangan dalam bidang perekonomian.
Kelompok-Kelompok Penekan. Para manajer harus menyadari
kelompok-kelompok keputusan khusus seperti lembaga-lembaga yang melindungi hak-hak konsumen yang berusaha untuk mempengaruhi
tindakan-tindakan organisasi tersebut. Sebagaimana telah kita ketahui, organisasi-organisasi itu bukanlah
mencakup diri sendiri atau memenuhi kebutuhannya sendiri. Mereka berinteraksi dengan dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Organisasi-
organisasi tergantung pada lingkungan mereka sebagai sumber masukan dan sebagai penerima pengeluarannya.
Kurang dari sebagian pemimpin-pemimpin tertinggi itu merasa bahwa perusahaan mereka sangat mampu menghadapi kekuatan-
kekuatan lingkungan yang berubah. Sedangkan kekuatan lingkungan itu bersifat dinamis dan menciptakan cukup banyak ketidakpastian bagi
manajemen.
2.2.2.1 Dimensi dan Indikator Atribut Lingkungan
Atribut lingkungan dalam penelitian ini meliputi lingkungan umum dan khusus yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah
Lee dan Grover, 2000:13 : a
Dinamika X1 adalah perubahan di lingkungan dan ketidak- terdugaan perubahan lingkungan, yang diindikatori Lee dan Grover,
2000:36: -
Perubahan dalam Praktek Pemasaran, yaitu merupakan strategi perusahaan untuk menggunakan strategi yang tepat dan sesuai
untuk memasarkan produknya. -
Perubahan dalam Produk, yaitu perluasan merk dan produk yang dilakukan dalam mengatasi persaingan yang ketat.
- Kemampuan Memprediksi Pesaing, yaitu menganalisis dan
mengevaluasi para pesaing perusahaan yang sejenis.
- Perubahan dalam Permintaan dan Selera Konsumen yaitu selalu
tanggap melihat selera konsumen di pasaran. b
Kompleksitas X2 adalah kekuatan eksternal dengan siapa perusahaan seharusnya berinteraksi, yang diindikatori Lee dan
Grover, 2000:36: -
Jumlah Pesaing, yaitu mengkalkulasi total perusahaan sejenis yang ada di daerah pemasaran.
- Macam Persaingan, yaitu melihat strategi persaingan yang
dilakukan oleh perusahaan pesaing. -
Perbedaan Kebutuhan Pelanggan yaitu perusahaan harus jeli melihat yang sekarang dibutuhkan oleh konsumen.
2.2.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah mekanisme formal pada organisasi yang dikelola.
Lee dan Grover, 2000:14
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi,
bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi. Handoko, 1992:169
Fungsi organisasi adalah fungsi pimpinan untuk menetapkan dan mengatur kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan, mengadakan
pembagian pekerjaan, menempatkan orang-orang yang berwenang pada kesatuan batas-batas wewenang yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
masing-masing.
Handoko, 1992:169
Pengorganisasian merupakan suatu proses penciptaan hubungan- hubungan antar fungsi-fungsi, personalia dan faktor agar kegiatan-kegiatan
yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama. Proses pengorganisasian akan menghasilkan organisasi formal
yaitu lembaga atau kelompok fungsional yang menjadi wadah kegiatan anggota organisasi, disisi lain mungkin juga akan menimbulkan oraganisasi
tidak rormal informal yaitu suatu wadah hubungan antara anggota tertentu di dalam organisasi formal.
Handoko, 1992:169
Ketiga komponen tersebut harus dijalin sedemikian rupa sehingga tercapainya tujuan organisasi, untuk itu kemudian diciptakan struktur
organisasi tertentu.
Handoko, 1992:169
Penciptaan struktur organsasi dan pemilihan jenis struktur organisasi ini sangat tergantung struktur organisasi dan pemilihan jenis struktur
organisasi ini sangat tergantung pada kebutuhan, dan semuanya ini termasuk kedalam proses Departementisasi. Setelah Departementasi spesialisasi dari
segi organisasi, kemudian dilakukan Pembagian kerja Spesialisasi dari segi organisasi dan tugas-tugasnya. Selanjutnya perlu dikemukakan
Wewenang, Delegasi Wewenang, Tanggung jawab dan Pelaporan, dimana kesemuanya ini merupakan hubungan-hubungan formal para anggota
organisasi yang perlu diatur dan dimanfaatkan bagi kelangsungan hidup organisasi.
Handoko, 1992:169
2.2.3.1. Pembagian kerja
Pembagian kerja sebenarnya merupakan pemecahan tugas yang dilakukan sedemikian rupa sehingga orang perorang di dalam organisasi
bertanggungjawab pada tugas dan melaksanakan kegaitan tertentu yang dibebankan kepadanya saja. Pembagian kerja ini cenderung mengarah
kepada spesialisasi perseorangan dan pekerjaan yang ditanganinya. Pelopor pembagian kerja adalah Adam Smith, ia berpendapat bahwa dengan
pembagian kerja akan membentuk seseorang untuk cakap dan trampil dalam menangani tugas yang dibebankan kepadanya, dapat mempelajari tugasnya
dalam waktu singkat dan cenderung melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
Dengan adanya pembagian kerja maka akan menghasilkan lebih banyak kepuasan kerja yang dicapai, dengan demikian akan membuka
peluang bagi seseorang untuk maju dan untuk kepentindan organisasi, proses ini akan berkembang secara terus menerus sustainble, organisasi
menjalankan pembagian kerja bagi anggotanya, sedangkan anggota organisasi akan memberikan kontribusi sesuai dengna kemampuan dirinya
demi kemajuan organisasinya.
2.2.3.2. Wewenang, tanggung jawab dan pelaporan
Departemen serta pembagian kerja keduanya mengandung konsepsi wewenang, tanggungjawab dan pelaporan yang pada hakekatnya diperoleh
dan harus dilaksanakan oleh anggota organisasi di dalam rangka menjalankan fungsinya dan mencapai tujuan organisasi.
Wewenang adalah hak memerintah atau berbua. Apabila dihayati secara benar, maka wewenang dapat berasal dari tiga sumber yaitu :
1. Lembaga Sosial menurut teori wewenang formal
2. unsur penerimaan bawahan menurut teori penerimaan
3. kemampuan atau kharisma seseorang.
Namun dalam kenyataan wewenang mungkin saja merupakan kombinasi dari ketiga sumber tersebut.
Tanggung jawab, adalah merupakan kewajiban bawahan yang telah diberi tugas oleh atasannya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
Wewenang dapat didelegasikan, tanggungjawab tercipta dengan diterimanya tugas oleh bawahan. Bagaimanapun juga atasan tetap bertanggung jawab
terhadap tugas-tugasnya dengan demikian pda dasarnya tanggung jawab tidak dapat didelegasikan.
Pertanggungjawaban tugas dan hasil pekerjaan dengan cara memberikan laporan, terutama pada atasan langsung. Dengan demikian
laporan juga merupakan tanggungjawab bawahan. Agar pelaporan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan yang
diharapkan, maka perlu diciptakan sistem dan mekanisme pelapran yang baik, sehingga data laporan yang disampaikan sesua dengan kebutuhan.
Yang artinya tidak terlalu banyak namun juga tidak terlalu sedikit dengan kualitas pelaporan yang memenuhi syarat sehingga baik untuk dipergunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan atau penyelesaian persoalan yang timbul.
2.2.3.4. Wewenang garis line dan staff
Fungsi Garis Line adalah fungsi dengan tanggungjawab langsung demi tercapainya tujuan organisasi, sedangkan staff adalah unsure
organisasi yang membantu orang-orang Fungsional di dalam usaha mereka secara efektif mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian dapat
ditetapkan bahwa hubungan garis merupakan hubungan berdasarkan prinsip rantai skalar Schalar Chains dimana atasan dapat memberikan perintah
langsung kepada bawahannya. Staff hanyalah mempunyai hak untuk memberikan nasihat. Biasanya orang mempersoalkan konflik yang timbul
dari hubungan antara garis dan staff, hal ini di sebabkan : a.
Orang staff, karena mereka merasa ahli dan muda, ada kesan selalu meremehkan orang garis.
b. Orang staff merasa tak selalu bertanggungjawab terhadap hasil kegiatan,
karena mereka bukanlah orang yang melaksanakan operasi. c.
Orang garis selalu merasa lebih berpengalaman, oleh sebab itu sering tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh orang staff.
d. Orang garis merasa dia yang paling beranggungjawab terhadap hasil
pekerjaannya, sehingga cenderung mempergunakan konsepnya sendiri.
2.2.3.4. Pendelegasian Dan Desentralisasi Wewenang
Pendelegasian merupakan alokasi atau pembebanan tugas, wewenang dan permintaan akan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
Pendelegasian harus jelas kepada posisi tertentu, siapa yang akan menempati posisi tersebut dan bagaimana pelasanaannya. Tentu saja perlu
fleksibilitas tertentu agar pelaksanaan tugas dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Prinsip-prinsip Pendelegasian mestinya : a.
Prinsip Definisi Fungsi, bahwa isi setiap posisi atau kedudukan harus dibatasi dengan jelas, sedangkan wewenang perlu digariskan dalam
semacam deskripsi jabatan. b.
Prinsip Skalar, yaitu kebaikan akan adanya rantai hubungan wewenang langsung atasan bawahan secara menyeluruh, bawahan harus tahu siap
atasannya. c.
Prinsip Tingkat Wewenang, bahwa wewenang mengambil keputusan itu selalu ada dan keputusanan yang tidak dapat dilakukan pada suatu
tingkatan, hendaknya dilakukan oleh atasanya dilakukan. d.
Prinsip kemutlakan Tanggungjawab, hal ini berarti tanggungjawab bawahan pada atasan itu mutlak, sebaiknya atasa tidak dapat menghindari
tanggungjawab walaupun dia telah mendelegasikan wewenangnya. e.
Prinsip Delegasi Berdasar Hasil, yang diharapkan memberik kejelasan pada bawahan seberapa jauh di harus bertidak.
f. Prinsip Paritas antara Wewenang dan Tanggungjawab, yang berarti
bahwa manajer di dalam menjalankan wewenangnya juga harus bertanggung jawab yang sama terhadap hasil-hasilnya
g. Prinsip Kesatuan Perintah, berarti bawahan harus melapor pada satu
atasan saja, kecuali dalam hal-hal seperti wewenang bersama dan dipecah antara atasan dengan bawahan.
2.2.3.5 Dimensi dan Indikator Struktur Organisasi
Struktur organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah Lee dan Grover, 2000:14:
a Sentralisasi Y.1 adalah pembuatan keputusan ditempatkan pada
tingkat tertinggi; yang mengakibatkan kurangnya partisipasi pembuatan keputusan yang tersedia pada tingkat lebih rendah hirarki
perusahaan, yang diindikatori Lee dan Grover, 2000:36 -
Lokasi membuat produk baru, yaitu pengembangan produk baru hasus juga dilihat lokasi yang strategis, baik itu untuk saluran
distribusi dan pembelian bahan baku. -
Memasuki Pasar baru, yaitu strategi perusahaan dan langkah- langkah perusahaan dalam memasuki pasar yang baru
dijangkau. -
Kebijakan Personil yaitu ketetapan dan peraturan perusahaan dalam melakukan strategi bisnis.
b Formalisasi Y.2 adalah peranan dan aktivitas berbagai jabatan
perusahaan dengan jelas terdokumentasi dan dilaporkan dengan cara peraturan tertulis dan prosedur, yang diindikatori Lee dan Grover,
2000:36 : -
Peraturan, yaitu kebijakan perusahaan dalam mengatur aktivitas pegawai
- Kepercayaan pada Peraturan, yaitu konsisten dan mentaati
peraturan yang dikeluarkan perusahaan. -
Toleransi terhadap Peraturan yaitu selalu menghargai peraturan yang dikeluarkan perusahaan.
c Kompleksitas Struktural Y.3 adalah mengacu pada sub unitfungsi
orientasi tugas, batas waktu, dan derajat otonomi, yang diindikatori
Lee dan Grover, 2000:36 : -
Macam Produk, yaitu keragaman produk yang dikeluarkan perusahaan.
- Teknologi Produksi, yaitu peralatan dan teknologi yang digunakan
perusahaan dalam produksi barang. -
Strategi Pemasaran yaitu langkah-langkah yang perusahaan terapkan dalam menghadapi persaingan.
d Integrasi Y.4 adalah aktivitas terpisah dalam perusahaan yang
dapat dikoordinasi melalui mekanisme koordinasi formal, yang diindikatori Lee dan Grover, 2000:36:
- Frekuensi Komunikasi Antar Departemen, yaitu selalu
berkomunikasi antar departemen untuk memudahkan evaluasi dan control.
- Frekuensi tugas luar kota, merupakan langkah perusahaan untuk
mengevaluasi untuk mencari saluran distribusi dan pembukaan pabrik baru.
2.2.4. Penetrasi Teknologi Komunikasi
Penetrasi teknologi komunikasi merupakan variabel moderating yang merupakan intensitas penggunaan teknologi berkomunikasi di dalam sistem
kerja strategis, manajerial, dan operasional perusahaan, Lee dan Grover dalam Nasir 2003:72. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam
bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kataa yang digunakan
dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vocal dan lain sebagainya. Handoko, 1992:273.
Jaringan Komunikasi menetapkan saluran-saluran tempat informasi mengalir. saluran ini mempunyai salah satu dari dua varietal atau formal atau
informal. Jaringan formal lazimnya vertikal, mengikuti rantai wewenang, dan terbatas pada komunikasi yang bertalian dengan tugas. Sebaliknya, jaringan
informal yang biasanya seperti selentingan, meloncati tingkat-tingkat wewenang, dan kemungkinan bisa memenuhi kebutuhan sosial anggota
kelompok karena mempermudah penyelesaian tugas.
Sedangkan penetrasi teknologi komunikasi merupakan variabel mediating yang merupakan intensitas penggunaan teknologi berkomunikasi di
dalam sistem kerja strategis, manajerial, dan operasional perusahaan
2.2.4.1. Informasi
Menurut Baridwan [1994 : 5], informasi adalah fakta atau jumlah yang mempunyai kegunaan dalam pengambilan keputusan. Informasi ini
merupakan keluaran output dari data yang diproses dalam sistem. Sedangkan menurut Murdick [1993: 6], informasi terdiri dari data yang telah
diambil kembali, diolah atau sebaliknya digunakan untuk tujuan informatif atau kesimpulan, argumentasi, atau sebagai dasar untuk kriteria peramalan
atau pengambilan keputusan. Dari beberapa definisi informasi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
informasi adalah : a. Data yang diolah.
b. Menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya. c. Menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata.
d. Digunakan pengambilan keputusan.
2.2.4.2. Kriteria Informasi
Menurut Yogianto [2000 : 30], kriteria informasi terdiri dari tiga hal : 1. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan danatau tidak menyesatkan. Akurat berarti harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi
harus akurat karena dari informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merusak atau merubah
informasi tersebut. 2. Tepat waktu
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi
merupakan landasan bagi pengambilan keputusan. Apabila keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal bagi organisasi.
3. Relevan Informasi harus mempuyai manfaat bagi pemakainya.
2.2.4.3. Penyajian Informasi
Menurut Winarno [1994 : 23], informasi disajikan dalam dua wujud yaitu : 1.
Secara tertulis Informasi ini disediakan dengan cara formalitas melalui penulisan yang
ditujukan kepada pihak pemakai informasi, misalnya pada media cetak, media elektronik dalam bentuk visual, dan lain sebagainya.
2. Secara lisan Penyajian informasi ini disajikan bisa dengan cara spontan dan
dikomunikasikan kepada pemakai secara lisan, misalnya pidato, rapat, dan lain sebagainya.
2.2.4.4 Dimensi dan Indikator Penetrasi Teknologi Komunikasi
Penetrasi teknologi komunikasi merupakan variabel mediating yang merupakan intensitas penggunaan teknologi berkomunikasi di dalam
sistem kerja strategis, manajerial, dan operasional perusahaan, Lee dan Grover dalam Nasir 2003:72 yang diindikatori :
- Perencanaan Strategis, yaitu merencanakan strategi yang harus
dipakai perusahaan. -
Analisa Penjualan, yaitu menganalisis penjualan mereka selama ketentuan yang ditetapkan untuk melihat jalannya perusahaan.
- Desain Produk, yaitu perusahaan untuk produk yang dihasilkan
harus menggunakan desain yang menarik untuk memudahkan konsumen memilih.
- Pembelian, yaitu efisiensi dalam hal pembelian dengan melakukan
penghematan di beberapa bagian. -
Perencanaan, yaitu merencanakan langkah perusahaan kedepan dalam menghadapi persaingan yang ketat.
2.2.5. Pengaruh Atribut Lingkungan Terhadap Struktur Organisasi
Pengaruh atribut lingkungan dan struktur organisasi, menurut Lee dan Grover dalam Nasir 2003:73 bahwa semakin dinamisnya lingkungan
maka akan semakin terintegrasi struktur organisasinya, semakin kompleks lingkungan struktur organisasinya juga akan semakin terintegrasi.
2.2.6. Pengaruh Atribut Lingkungan Terhadap Penetrasi Teknologi Komunikasi
Lee dan Grover dalam Nasir 2003:73 menyatakan bahwa dengan semakin dinamis dan kompleksnya lingkungan maka kebutuhan akan
tambahan informasi yang bisa diintepretasikan dan kebutuhan akan pembagian informasi yang lebih kompleks dapat terpenuhi melalui penetrasi
teknologi komunikasi sebagai variabel mediating, yang berarti bahwa keadaan lingkungan yang kontinjen mendorong perusahaan melakukan
penetrasian dapat lebih intensif. Sedangkan Lee dan Leifer dalam Lee Dan Grover 2000:18
berpendapat bahwa aturan sebelumnya antara struktur perusahaan dan sistem informasi adalah penting bagi perusahaan untuk mencapai
fleksibilitas dan efisiensi pada lingkungan kompetitif dan bergolak. Akhir- akhir ini, Ferioli dan Migliarese dalam Lee Dan Grover 2000:18
menyajikan model “relasional” informasi teknologi untuk menghadapi perubahan perusahaan misalnya koordinasi lebih besar perlu untuk
merespons pada perubahan di lingkungannya.
2.2.7. Pengaruh Penetrasi Teknologi Komunikasi Terhadap Struktur Organisasi
Penetrasi teknologi komunikasi merupakan variabel mediating yang merupakan intensitas penggunaan teknologi berkomunikasi di dalam
sistem kerja strategis, manajerial, dan operasional perusahaan. Secara
umum, informasi teknologi dapat diharapkan untuk memfasilitasi kemampuan perusahaan untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan.
Grover 2000:18 menegaskan bahwa “Adalah pada saat perusahaan menghadapi perubahan lingkungan yang kompleks dan dengan cepat bahwa
informasi teknologi perlu”. Huber dalam Lee Dan Grover 2000:18 juga merumuskan bahwa kebutuhan untuk kapasitas proses-informasi meningkat
selama periode kekacauan dan kompleksitas lingkungan yang meningkat. Teknologi komunikasi mengacu ke bagaimana suatu organisasi
mentransfer masukan menjadi ke keluaran. semua organisasi mempunyai sekurang-kurangnya satu teknologi untuk mengubah sumber daya keuangan,
manusia, dan fisik menjadi produk. Dan Aplikasi teknologi informasi yang baru seperti pertukaran data elektronik, e-mail, video-konferensi, videoteks,
DBMS relasional multi-pengguna, GroupWare, sistem klienserver, atau pencarian database eksternal on-line akan menuntun untuk menjadi sesuai
dengan perubahan pada struktur perusahaan. Lee Dan Grover , 2000:18
2.4. Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka konseptual diatas dapat disusun suatu hipotesa yang mempunyai jawaban sementara terhadap masalah
penelitian dan masih harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesanya adalah: a.
Diduga atribut lingkungan berpengaruh terhadap struktur organisasi. b.
Diduga atribut lingkungan berpengaruh terhadap penetrasi teknologi komunikasi
c. Diduga penetrasi teknologi komunikasi berpengaruh terhadap struktur
organisasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional Variabel
Untuk kemudahan dalam memahami penilitian ini serta menghindari kesalahan persepsi, maka perlu diuraikan definisi opersional variabel-variabel
yang akan diteliti. Variabel-variabel tersebut adalah:
1. Atribut Lingkungan X
Atribut lingkungan adalah perubahan lingkungan dan ketidakterdugaan perubahan lingkungan. Lee dan Grover, 2000:13. Adapun dimensi dan
indikatornya adalah sebagai berikut :
a Dinamika X1 adalah perubahan di lingkungan dan ketidak-terdugaan
perubahan lingkungan, yang diindikatori Lee dan Grover, 2000:36 : -
Perubahan dalam Praktek Pemasaran, yaitu merupakan strategi perusahaan untuk menggunakan strategi yang tepat dan sesuai untuk
memasarkan produknya. -
Perubahan dalam Produk, yaitu perluasan merk dan produk yang dilakukan dalam mengatasi persaingan yang ketat.
- Kemampuan Memprediksi Pesaing, yaitu menganalisis dan
mengevaluasi para pesaing perusahaan yang sejenis.
35
- Perubahan dalam Permintaan dan Selera Konsumen yaitu selalu
tanggap melihat selera konsumen di pasaran. b
Kompleksitas X2 adalah kekuatan eksternal dengan siapa perusahaan seharusnya berinteraksi, yang diindikatori Lee dan Grover, 2000:36 :
- Jumlah Pesaing, yaitu mengkalkulasi total perusahaan sejenis yang
ada di daerah pemasaran. -
Macam Persaingan, yaitu melihat strategi persaingan yang dilakukan oleh perusahaan pesaing.
- Perbedaan Kebutuhan Pelanggan yaitu perusahaan harus jeli melihat
yang sekarang dibutuhkan oleh konsumen.
2. Struktur Organisasi Y
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal pada organisasi yang dikelola Lee dan Grover, 2000:14. Yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor , antara lain : a
Sentralisasi Y.1 adalah pembuatan keputusan ditempatkan pada tingkat tertinggi; yang mengakibatkan kurangnya partisipasi pembuatan
keputusan yang tersedia pada tingkat lebih rendah hirarki perusahaan, yang diindikatori Lee dan Grover, 2000:36 :
- Lokasi membuat produk baru, yaitu pengembangan produk baru
hasus juga dilihat lokasi yang strategis, baik itu untuk saluran distribusi dan pembelian bahan baku.
- Memasuki Pasar baru, yaitu strategi perusahaan dan langkah-langkah
perusahaan dalam memasuki pasar yang baru dijangkau.