Hasil Uji Prasyarat Analisis

108 Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Skor Kelas Signifikansi α Hasil Skor pretest komunikasi matematis A1 0,000 0,05 Normal A2 0,024 Normal Skor pretest prestasi belajar A1 0,021 Normal A2 0,083 Normal Skor posttest komunikasi matematis A1 0,187 Normal A2 0,000 Normal Skor posttest prestasi belajar A1 0,141 Normal A2 0,037 Normal Dari tabel di atas diketahui bahwa p-value sig α = 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai pretest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika kedua kelas berdistribusi normal. Hasil uji normalitas juga dapat dilihat dari grafik histrogram di bawah ini. Gambar 4. Grafik Uji Normalitas Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen 1 Gambar 5. Grafik Uji Normalitas Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen 2 109 Gambar 6. Grafik Uji Normalitas Pretest Prestasi Belajar Kelas Eksperimen 1 Gambar 7. Grafik Uji Normalitas Pretest Prestasi Belajar Kelas Eksperimen 2 Gambar 8. Grafik Uji Normalitas Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen 1 110 Gambar 9. Grafik Uji Normalitas Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen 2 Gambar 10. Grafik Uji Normalitas Posttest Prestasi Belajar Kelas Eksperimen 1 Gambar 11. Grafik Uji Normalitas Posttest Prestasi Belajar Kelas Eksperimen 2 111 Hasil uji normalitas pada nilai pretest dan posttest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran G.3. Setelah uji normalitas diketahui bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal, maka uji prasyarat selanjutnya yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap nilai pretest dan posttest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika terhadap kedua kelas yang mendapat perlakuan berbeda. Uji yang digunakan adalah uji f. Hipotestis yang digunakan adalah sebagai berikut : H : data kelompok EI dan E2 mempunyai varians yang homogen. H 1 : data kelompok E1 Dan E2 tidak mempunyai varians yang homogen. Tabel 14. Hasil Uji Homogenitas Data F hitung Αlfa Hasil Pretest komunikasi matematis 1,6436 0,05 Homogen Pretest prestasi belajar matematika 1,7207 0,05 Homogen Posttest Komunikasi Matematis 1,1272 0,05 Homogen Posttest prestasi belajar matematika 1,1426 0,05 Homogen Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil uji pretest dan posttest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar dari kedua kelas eksperimen menghasilkan f hitung f tabel . Hal tersebut menunjukkan bahwa H diterima yang berarti data pretest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika antara dua kelas eksperimen bersifat homogen. Hasil uji 112 homogenitas pretest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika dari kedua kelas eksperimen selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran G.4.

4. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis yang akan digunakan adalah uji parametris. Hal ini dikarenakan hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan pada uji homogenitas data yang diperoleh homogen. Untuk uji hipotesis pertama sampai dengan hipotesis keempat uji yang digunakan adalah one sample t-test dengan bantuan SPSS 22. Hasil dari pengujian dapat dilihat dari tabel 14. Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Pertama Sampai Keempat Hipotesis Sig. Α Keterangan Hipotesis 1 0,757 0,05 H diterima Hipotesis 2 0,186 H diterima Hipotesis 3 0,025 H ditolak Hipotesis 4 0,000 H ditolak Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran G.6. Sedangkan untuk uji hipotesis kelima dan keenam, uji yang digunakan adalah independet samples test dengan bantuan SPSS 22. Kriteria yang digunakan adalah H ditolak apabila t hitung t tabel atau p-valuesig α. Hasil uji hipotesis kelimma dan keenam dapat dilihat pada tabel 15. 113 Tabel 16. Hasil uji hipotesis kelima dan keenam Hipotesis p-valuesig Α Keterangan Hipotesis 5 0,096 0,05 H diterima Hipotesis 6 0,589 H diterima Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran G.6.

B. Pembahasan

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Setting Kooperatif

Tipe Jigsaw Tidak Efektif Ditinjau dari Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Menurut Westwood 2008, terdapat beberapa hal yang menjadi kelebihan pembelajaran berbasis masalah seperti dapat memancing keterlibatan aktif peserta didik dalam pembelajaran serta dapat mempersiapkan peserta didik untuk berpikir kritis dan analisis. Namun, ditambahkan pula dalam Westwood 2008: 31, pembelajaran berbasis masalah memiliki kekurangan yaitu kelompok yang tidak bekerja secara efektif sehingga memengaruhi proses analisis peserta didik dan beberapa peserta didik kurang fleksibel dalam melakukan pendekatan dari wawasan yang sangat sempit. Sehingga dapat mengurangi keefektifan dari model pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan seting kooperatif tipe Jigsaw diberikan kepada kelas VII D sebagai kelas eksperimen 1. Keefektifan dari pembelajaran ini ditinjau dari prestasi belajar matematika didasarkan pada nilai signifikansi yang didapatkan dari posttest prestasi belajar matematika. Pada saat penerapan model pembelajaran

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

1 55 230

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL BERBASIS NHT DAN GI Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Pbl Berbasis Nht Dan Gi Ditinjau Dari Komunikasi Matematis.

0 3 12

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL BERBASIS NHT DAN GI DITINJAU DARI Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Pbl Berbasis Nht Dan Gi Ditinjau Dari Komunikasi Matematis.

0 2 16

PENDAHULUAN Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Pbl Berbasis Nht Dan Gi Ditinjau Dari Komunikasi Matematis.

0 3 6

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Discovery Berbasis Mind Map dan Concept Map Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa.

0 3 19

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Discovery Berbasis Mind Map dan Concept Map Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa.

1 4 17

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SAINTIFIK DENGAN SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII.

3 14 368

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN SETTING MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI SISWA SMP.

0 2 113

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA N 2 YOGYAKARTA.

1 3 90

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 2 10