118 dengan pendekatan saintifik dalam seting kelas kooperatif tipe jigsaw efektif
ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis peserta didik. Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghosa
Kurnia Fistika 2015 yang menyatakan bahwa model pembelajaran dengan pendekatan saintifik efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis.
5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Seting Kooperatif
Tipe Jigsaw Tidak Lebih Efektif Dibanding dengan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik dengan Seting Kooperatif
Tipe Jigsaw Ditinjau dari Prestasi Belajar Matematika.
Setelah dilakukan pengujian hipotesis pertama dan ketiga serta hasil analisis bahwa terdapat perbedaan rata-rata pada nilai postest, maka dilakukan
analisis selanjutnya unntuk mengetahui metode mana yang lebih efektif antara pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dalam seting
koopertif tipe jigsaw dan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam seting kooperatif tipe jigsaw ditinjau dari prestasi belajar peserta didik. Analisis
yang digunakan menggunakan skor gain posttest-prestest prestasi belajar peserta didik dari setiap kelas eksperimen menggunakan independent sample t-test. Dari
hasil analisis didapatkan bahwa nilai signifikansinya adalah 0,096 lebih dari 0,05 yang berarti bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dalam seting kooperatif tipe jigsaw tidak lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik
dalam seting kooperatif tipe jigsaw ditinjau dari prestasi belajar matematika peserta didik.
Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Valeria Kartikaningtyas 2015 menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis
119 masalah dengan seting kooperatif tipe jigsaw tidak lebih efektif dibanding
pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
6. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Seting Kooperatif