5. Blockholder Ownership
Struktur kepemilikan saham menjabarkan pihak-pihak yang memiliki saham suatu perusahaan, hal ini berarti setiap pihak dapat dikatakan
sebagai pemegang kekuasaan atas perusahaan berdasarkan jumlah saham yang dimiliki. Menurut Thomsen, Pedersen dan Kvist 2006 Blockholder
didefinisikan sebagai pemegang saham yang kepemilikanya paling sedikit 5. Blockholder Ownership adalah perubahan dari pecahan saham yang
dimiliki oleh blockholder. Blockholder ownership adalah pemegang saham dimana:
a Kepemilikan saham yang jumlahnya lebih dari 5. b Saham dimiliki oleh karyawan, direktur, atau anggota keluarganya.
c Saham dimiliki oleh bank. d Saham dimiliki oleh perusahaan lain kecuali perusahaan dalam status
digadaikan. e Saham dimiliki oleh seseorang karena adanya tunjangan pensiun.
Menurut Putri 2014 blockholder ownership dapat mengurangi konflik keagenan yang terjadi antara pemegang saham dan manajer, karena
adanya kepemilikan saham yang terkonsentrasi atau memusat sehingga pemegang saham dapat menggunakan kekuasaanya untuk memberikan
kemudahan dalam mengambil keputusan penggunaan hutang untuk melakukan pengawasan manajemen perusahaan.
6. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diketahui dengan seberapa besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai perusahaan, ataupun
hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan Riyanto, 2001. Dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya suatu
perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aktiva. Semakin besar aktiva yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin besar pula modal
yang dapat ditanam di dalam perusahaan. Perusahaan yang berukuran besar memiliki kegiatan operasional yang
besar untuk memperoleh keuntungan, sehingga membutuhkan dana yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan
sangat berhubungan
dengan fleksibilitas
dan kemampuan
untuk mendapatkan dana melalui penerbitan saham baru ataupun melalui
hutang. Selain karena memiliki kepercayaan dari kreditur, perusahaan- perusahaan besar cenderung lebih mudah untuk memperoleh pinjaman
dari pihak ketiga, karena kemampuannya dalam mengakses pihak lain dan jaminan yang dimiliki berupa aset perusahaan bernilai lebih besar
dibanding perusahaan kecil. Dengan demikian, perusahaan besar juga memiliki penghasilan kena pajak yang lebih besar dibanding perusahaan
kecil karena pendapatan yang didapatkan lebih besar.