Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA
akibat buruk atau kerugian yang tidak diinginkan. Menurut Yeniatie dan Destriana 2010, risiko bisnis adalah adanya ketidakpastian atas proyeksi
pendapatan di masa mendatang jika perusahaan tidak mengggunakan hutang. Perusahaan yang memiliki risiko bisnis tinggi kemungkinan tidak
akan menggunakan hutang dalam jumlah yang besar karena menghindari terjadinya kemungkinan buruk berkaitan dengan kesulitan dalam
pengembalian hutang. Hal ini sesuai dengan trade off theory yang menjelaskan bahwa
perusahaan dengan risiko bisnis yang tinggi sebaiknya menggunakan hutang yang lebih kecil dibanding perusahaan yang memiliki risiko bisnis
rendah. Hal ini dikarenakan penggunaan hutang yang semakin besar akan meningkatkan beban bunga, sehingga akan semakin mempersulit
keuangan perusahaan Atmaja, 2008. Jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan risiko bisnis tinggi sebaiknya menggunakan hutang
lebih kecil dibanding perusahaan yang memiliki risiko bisnis rendah. Hal ini disebabkan karena semakin besar risiko bisnis, penggunaan hutang
yang besar akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan hutang mereka. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan. 4. Pengaruh non debt tax shield terhadap kebijakan hutang.
Perusahaan dapat memperoleh keuntungan pajak selain dari bunga pinjaman yaitu non debt tax shield. Non debt tax shield merupakan
besarnya biaya non kas yang menyebabkan penghematan pajak dan
digunakan sebagai modal untuk mengurangi hutang Mas’ud, 2008. Penghematan pajak selain dari pembayaran bunga akibat penggunaan
hutang, juga berasal dari adanya depresiasi dan amortisasi. Non debt tax shield diperoleh dalam bentuk berkurangnya pajak karena adanya
depresiasi aktiva tetap yang dapat digunakan sebagai sumber pendanaan internal perusahaan.
Berdasarkan teori
pecking order,
perusahaan memilih
menggunakan dana internal di urutan pertama sebagai sumber pendanaan. Perusahaan yang memiliki non debt tax shield besar menunjukkan bahwa
memiliki cadangan dana internal yang besar, sehingga memilih untuk mengurangi hutang. Dengan demikian semakin besar aktiva tetap yang
dimiliki sesuai ketentuan undang-undang perpajakan, maka biaya depresiasi semakin besar dan pembayaran pajak semakin kecil. Biaya
depresiasi tersebut secara umum lebih disukai oleh manajemen untuk digunakan sebagai sumber dana internal, terutama ketika biaya tersebut
besar sehingga manajemen dapat menekan penggunaan dana eksternal yang memiliki risiko dan membebani perusahaan. Berdasarkan uraian
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa non debt tax shield berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan.