Normalitas dapat dideteksi dengan menggunakan uji  Kolmogorov- Smirnov Ghozali, 2011. Hipotesis yang digunakan adalah :
H : Data residual berdistribusi normal
H
1
: Data residual tidak berdistribusi normal Pengujian  normalitas  dilakukan  dengan  melihat  nilai  2-tailed
significant.    Jika  p-value  0,05  maka  data  residual  tersebut terdistribusi  secara  normal  dan  dapat  disimpulkan  bahwa  H
diterima.
b.  Uji Multikolinearitas
Uji  multikolinearitas  dilakukan  untuk  menguji  apakah  model regresi  memiliki  korelasi  antar  variabel  bebas.  Cara  untuk
mendeteksi  adanya  multikolinearitas  adalah  dengan  melihat  nilai tolerance  dan  nilai  Variance  Inflation  Factor  VIF.  Kedua  ukuran
ini  menunjukkan  setiap  variabel  independen  mana  yang  dijelaskan oleh  variabel  independen  lainnya.  Nilai  tolerance  mengukur
variabilitas  variabel  independen  yang  terpilih  yang  tidak  dijelaskan oleh  variabel  independen  lainnya.  Nilai  cut  off  yang  umum  dipakai
untuk  menunjukkan  adanya  multikolinearitas  adalah  nilai  tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF  10.
Multikolinearitas  juga  dapat  dideteksi  dengan  menganalisis matriks  korelasi  variabel  independen.  Apabila  antar  variabel
independen  terdapat  korelasi  yang  cukup  tinggi  umumnya  di  atas
0,90,  maka  hal  ini  merupakan  indikasi  adanya  multikolinieritas Ghozali, 2011.
c.  Uji Heteroskedastisitas
Uji  heteroskedastisitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam model  regresi  terjadi  ketidaksamaan  variance  dari  residual  satu
pengamatan  ke  pengamatan  lain.  Jika  dalam  varians  dari  residual satu  pengamatan  ke  pengamatan  lain  tetap,  maka  disebut
homokedastisitas  dan  jika  berbeda  disebut  heteroskedastisitas. Dalam  penelitian  ini,  uji  heteroskedatisitas  dilakukan  dengan
menggunakan  uji  glejser  yaitu  meregres  nilai  absolute  residual terhadap  variabel  independen.  Hal  ini  terlihat  dari  probabilitas
signifikansinya  di  atas  tingkat  kepercayaan  5.  Jadi  dapat disimpulkan
model regresi
tidak mengandung
adanya heteroskedastisitas Ghozali, 2011
d.  Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  bertujuan  menguji  apakah  dalam  model  regresi linear  ada  korelasi  antara  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t
dengan kesalahaan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya, jika terjadi  korelasi  maka  dinamakan  ada  problem  autokorelasi.
Autokorelasi  terjadi  apabila  pengukuran  variabel  dilakukan  dalam interval  waktu  tertentu.  Dalam  penelitian  ini,  autokorelasi  dideteksi
dengan  uji  statistik  Durbin-Watson,  Ghozali,  2005  dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 1 Tabel Keputusan Durbin Watson DW test
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0  d , dl Tidak ada autokorelasi positif
No Decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak
4 – dl  d  4
Tidak ada korelasi negatif No Decision
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, negatif atau positif
Tidak ditolak du  d  4
– du
2.  Uji Hipotesis
Metode  pengujian  terhadap  hipotesis  yang  diajukan  dilakukan pengujian  secara  parsial  dan  analisis  koefisien  determinasi  R
2
. Pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut:
a.  Uji statistik t
Apabila  nilai  t  hitung  hasil  regresi    nilai  t  tabel,  maka  Ho ditolak dan Ha diterima. Tetapi apabila nilai t hitung hasil regresi
nilai  t  tabel,  maka  Ho  diterima  dan  Ha  ditolak.  Nilai  t  dalam penelitian  ini  menggunakan  tingkat  signifikansi  5.  Hipotesis
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: