nada G adalah langkah kelima. Jarak antar nada tersebut ditulis dengan simbol interval, diantaranya P perfect, M mayor, m minor, dan A augmented.
Interval memiliki simbol identitas yang ditentukan oleh kuantitas dan kualitas. Dalam sebuah tangganada, ada 7 nada yang masing-masing memiliki nama
kuantitas interval. Nama kuantitas interval tersebut beserta simbolnya menurut Banoe 2011 yaitu:
1. Prim 1
st
2. Skunde 2
nd
3. Ters 3
rd
4. Kwart 4
th
5. Kwint 5
th
6. Sekt 6
th
7. Septim 7
th
8. Oktaf 8
th
Kualitas sebuah interval adalah yang menentukan kesan yang ditimbulkan pada saat interval tersebut dibunyikan. Kualitas interval dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu interval 4
th
, 5
th
, dan 8
th
yang disebut dengan Perfect, dan interval lainnya pada tangganada mayor disebut Major2
nd
, 3
rd
, 6
th
, dan 7
th
. Kualitas interval dapat diubah dengan cara memperlebar atau mempersempit
jaraknya. Menurut Kennedy 2006, jika interval Major dipersempit secara kromatis sebanyak 1 semitone maka akan menjadi interval Minor, dan jika
interval minor ini dipersempit lagi jaraknya maka disebut interval Diminished. Pada interval Mayor, jika diperlebar jarak intervalnya sebanyak 1 semitone, maka
akan menjadi interval Augmented. Hal tersebut berlaku pula untuk interval
Perfect, bedanya, jika interval Perfect dipersempit sebanyak 1 semitone, bukan menjadi minor tetapi menjadi Diminished.
3. Ear Training
Ear training adalah salah satu proses latihan dalam solfegio yang bertujuan untuk meningkatkan kepekaan pendengaran seseorang terhadap musik. Menurut
Latifah Kodiyat 1983: 68 ear training adalah latihan pendengaran secara sistematis, latihan vokal tanpa perkataan dan hanya dengan suku kata terbuka.
Pendengaran tersebut dapat dilatih dengan cara menyelaraskan dengan not-not yang dihadapi. Dengan latihan yang teratur dan sistematis ini, pendengaran
seseorang akan terbiasa dan lebih mudah mengenali nada yang diberikan. Florentinus 1997: 62 membagi lebih lanjut kemampuan mendengar not ear
training ke dalam tiga indikator kemampuan, yaitu: 1 kemampuan mendengar ritmeirama, 2 kemampuan mendengar melodirangkaian nada dan 3
kemampuan mendengar akord keselarasan gabungan nada. Latihan yang bisa diterapkan dalam ear training ini diantaranya dengan mendengarkan melodi atau
ritme secara berulang-ulang dan menebak atau menirukannya. Sedangkan untuk melatih kemampuan mendengar akord bisa dilakukan dengan mendengarkan
akord dengan
tingkat dan
kualitas yang
berbeda-beda dan
mengidentifikasikannya.
4. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’ atau ‘pengantar’ Azhar, 2011: 3. Perantara ini dapat berupa suatu alat yang berbentuk fisik, maupun sebuah metode cara penyampaian materi. Sedangkan
menurut Criticos yang dikutip oleh Daryanto 2011:4 media merupakan salah satu
komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat siswa dalam proses belajar. Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran kaitannya dengan model pembelajaran langsung
yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai Erma, 2012.
Menurut AECT Task Force, media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Sedangkan media pembelajaran
mengandung arti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada diri siswa Latuheru, 1988: 11. Santoso S. Hamidjojo dalam Latuheru 1988: 14 mengatakan bahwa media pembelajaran adalah media yang
penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.
Media pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan tujuan yang ingin dicapai memunculkan proses
komunikasi yang baik antara pendidik dan siswa. Dengan terciptanya komunikasi yang baik antara pengajar dengan siswa maka berarti telah terjadi proses kegiatan
belajar mengajar. Media pembelajaran berperan penting dalam proses penyampaian informasi antara pendidik dan siswa. Dengan media yang baik, penyampaian materi
akan lebih optimal dan siswa akan lebih mudah menerima materi yang didapat.
5. E-Learning
a. Pengertian E-learning
e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes,
teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses
Soekartawi, dkk, 2002. Makna dari kutipan tersebut adalah bahwa e-learning merupakan sebutan baku untuk pembelajaran yang menggunakan serangkaian
teknologi dalam proses belajar mengajarnya, seperti telepon, rekaman audio dan video, teleconference, pancaran satelit, dan yang lebih dikenal berupa pelatihan
berbasis web atau intruksi dengan bantuan komputer atau juga dikenal dengan istilah kursus dalam jaringan.
Jaya Kumar C. Koran Rusman, dkk, 2011: 288, mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik LAN, WAN, atau internet untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
Menurut Edi Kurniawan 2011 :3 Pengertian E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung pengembangan
kegitan belajar mengajar dengan media internet, intranet maupun media jaringan komputer lain. Dengan E-Learning memungkinkan terjadinya proses pendidikan
tanpa melalui tatap muka langsung dan transfer pengetahuan kepada siswa dapat dilakukan dengan mudah.
Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan e-learning memungkinkan pendidik untuk menyampaikan materi secara tidak langsung melalui perangkat elektronik dan
dapat diterima oleh siswa melalui media elektronik lain yang terhubung melalui
jaringan baik itu LAN, WAN, maupun internet. Materi yang dapat disampaikan pun dapat berupa audio, visual, maupun materi tertulis.
b. Tipe-Tipe E-Learning
Rusman 2013: 292 menyatakan bahwa interaksi dalam e-learning dapat dilakukan secara langsung synchronous dan tidak langsung asynchronous.
1 Syncrhonous berarti “terjadi pada waktu yang sama” jadi syncrhonous E-
Learning adalah tipe e-learning dimana proses pembelajaran dilakukan pada waktu yang bersamaan antara pendidik dengan siswa. Tipe e-learning ini
memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan siswa, baik melalui media internet maupun intranet. Jadi antara pendidik dan siswa harus
mengakses internet secara bersamaan, pengajar memberikan makalah dengan slide presentasi dan peserta web conference dapat mendengarkan presentasi
selain itu juga dapat mengajukan pertanyaan melalui chat window. 2 Asyncrhonous atau
“tidak pada waktu yang bersamaan”. Tipe E-Learning ini lebih mudah diterapkan karena proses pembelajaran tidak terikat dengan waktu
atau durasi tertentu. Siswa dapat mengakses materi yang diberikan pada saat mereka siap. Materi berupa paket yang dapat dijalankan pada komputer
manapun dan tidak melibatkan interaksi dengan pengajar atau pelajar.
c. Model-Model E-Learning
Ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet e-learning yaitu web couse, web centric course, dan web enhanched
course Rusman : 320. 1 Web course : penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana siswa
dan guru sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka.
2 Web centric course : penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak
jauh dan tatap muka konvensional. 3 Web enhanched course : pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas.
d. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
1 Menurut Rusman 2013: 299 kelebihan penggunaan media pembelajaran berbasis web atau e-learning yaitu:
Memungkinkan siapapun, dimanapun, dan kapanpun untuk mempelajari apapun.
Pembelajaran bersifat individual. Pembelajar mudah mengakses informasi dari luar.
Potensial bagi pembelajar yang memiliki keterbatasan waktu. Mendorong pembelajar untuk aktif dan mandiri dalam belajar sekaligus
memperkaya materi. Isi dan materi pelajaran dapat diperbarui dengan mudah.
2 Sedangkan kekurangan e-learning sebagai media pembelajaran diantaranya: Keberhasilan pembelajaran bergantung pada motivasi siswa.
Kurangnya interaksi antara pengajar dengan siswa. Sering terjadi kendala teknis.
6. Open Source
a. Pengertian Open Source
Open Source merupakan software yang dapat secara bebas untuk dipergunakan, baik perseorang, komunitas, maupun dalam tingkatan lebih. Menurut
Esther Dyson Sutarman, 2009: 169 Open Source Software didefinisikan sebagai perangkat lunak yang dikembangkan secara gotong-royong tanpa koordinasi resmi,
menggunakan kode program source code yang tersedia secara bebas, serta didistribusikan melalui internet.
Open Source memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan program atau perangkat lunak dan melakukan perubahan pada kode sumbernya source code agar
sesuai dengan tujuan pemanfaatan perangkat lunak tersebut.
b. Keuntungan dan Kerugian Open Source
1 Keunggulan Open Source dibanding dengan software yang bersifat komersial menurut Andi Wahju, dkk 2008: 7 antara lain:
Gratis, atau dengan biayan yang minimal. Konsekuensi dari pemakaian
secara gratis ini adalah apabila pemakai menemukan pengembangan ataupun perbaikan sekiranya bisa bermanfaat bagi pengguna yang lain komunitas
maka diwajibkan untuk berbagi informasi tersebut sehingga secara keseluruhan aplikasi Open Source tersebut akan senantiasa berkembang dan
menjadi lebih baik.
Mendapatkan kode sumber dan aplikasi, sehingga pengguna dapat
mempelajari secara langsung pembuatan aplikasi tersebut, serta dengan mudah dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan.
Mendapatkan dukungan dari komunitas ataupun sesama pengguna aplikasi,
sebagai tanggung jawab moral untuk saling membantu.
Suatu teknologi yang digunakan luas dan masal, membuktikan kehandalan
yang ada didalamnya serta tingkat fungsionalitas yang tinggi sebagai solusi kepada pengguna.
2 Kelemahan Open Source sendiri antara lain: Dengan menggunakan teknologi yang kode sumbernya tersebar secara luas
memunculkan kekhawatiran bahwa kelemahannya akan dapat secara mudah diketahui
Pendapat di kalangan korporat yang pesimis terhadap ada tidaknya dukungan atau support langsung dari pihak pengembang sistem atau
aplikasi, apabila terdapat suatu masalah yang harus ditangani dengan segera.
7. Moodle Open Source Learning Platform
a. Pengertian Moodle
Moodle atau Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment adalah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk
membuat course atau media pembelajaran dalam bentuk web. Moodle banyak digunakan pada institusi-institusi yang menyediakan fasilitas e-learning,
diantaranya Besmart UNY. Berdasarkan pendapat Prakoso 2005, 13, Moodle adalah sebuah perangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan
kursuspelatihanpendidikan berbasis internet.
b. Kelebihan Moodle
Moodle merupakan program open source yang dapat diunduh secara bebas, digunakan, dan dimodifikasi oleh siapapun dengan lisensi GNU
General Public License. Beberapa kelebihan Moodle diantaranya: 1 Dapat diunduh dan dimodifikasi secara gratis karena bersifat open source.
2 Sesuai untuk kelas online dan dapat pula digunakan sebagai tambahan kelas tatap muka.
3 Dapat diakses melalui perangkat apapun yang memiliki browser dan koneksi internet.
4 Mudah diinstal pada webserver dengan spesifikasi minimum. 5 Terdapat banyak plugin yang dapat ditambahkan untuk mengembangkan
fungsi pada Moodle. 6 Memiliki sistem ujian dan penilaian yang mudah.
7 Terdapat pilihan bahasa untuk menyesuaikan dengan bahasa pengguna.
c. Manajemen Moodle
Berdasarkan pendapat Prakoso 2005, 48-51, untuk menyesuaikan desain yang ditentukan, diciptakan beberapa manajemen yang mendukung. Berikut adalah
tiga tipe manajemen yang sangat signifikan dalam Moodle, yaitu: 1 Manajemen Situs
Situs dikelola oleh seorang administrator admin. Admin ditetapkan ketika setup. Plug-in theme memungkinkan admin untuk memilih warna
situs, layout tampilan, font ukuran huruf sesuai dengan kebutuhan. Plugin modul aktivitas dapat ditambahkan pada instalasi Moodle yang ada.
Paket bahasa memungkinkan penyesuaian ke dalam banyak bahasa. Paket ini dapat di-edit menggunakan editor web yang disertakan dalam Moodle.
2 Manajemen Pengguna Moodle dirancang untuk mengurangi keterlibatan admin hingga
seminimum mungkin dengan tetap mempertahankan tingkat keamanan yang ada. Selain itu, Moodle turut mendukung mekanisme otentifikasi
melalui modul otentifikasi yang akhirnya akan memberikan kemudahan dalam integrasi dengan sistem yang telah ada.
3 Manajemen Materi Pelajaran
Pengajar berstatus penuh dapat mengontrol setting sebuah kursus secara penuh, termasuk bagian kursus yang tidak dapat diakses oleh
pengajar lain. Pilihan format kursus dapat diatur sesuai periode, topik, atau diskusi
yang berfokus pada format sosial. Susunan aktivitas pelatihan yang fleksibel
– forum, jurnal, kuis, resource, pilihan, survei, chat, dan workshop.
Perubahan terkahir dalam kursuspelatihan dapat langsung dilihat pada homepage pelatihan. Hal ini akan sangat membantu
pemahaman komunitas dalam institusi pendidikan tersebut. Semua penilaian dalam forum, jurnal, kuis, dan penugasan dapat
ditampilkan dalam satu halaman serta dapat di-download dalam file spreadsheet.
Pencatatan log dan pelacakan penuh terhadap pengguna. Laporan aktivitas setiap murid tersedia dalam grafik serta detail dari masing-
masing modul akses terakhir, total waktu akses dengan menyertakan keterlibatan setiap peserta didik secara detail ke dalam
satu halaman. Pengaturan skala. Para pengajar dapat mendefinisikan skala yang
akan digunakan dalam penilaian forum, penugasan dan jurnal.
B. Kerangka Pikir
Perkuliahan di Universitas Negeri Yogyakarta saat ini seharusnya sudah memanfaatkan ICT Information and Communication Technology. Namun pada
perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni, pemananfaatan ICT belum maksimal.
Matakuliah Solfegio merupakan matakuliah praktek yang bertujuan melatih kemampuan mendengar not atau ear training dan kemampuan membaca nada atau
sight reading. Dalam melatih kemampuan solfegio, tidak dapat dilakukan secara teoritis dan dalam waktu yang sangat singkat. Maka dari itu dibutuhkan suatu
media pembelajaran yang dapat memfasilitasi mahasiswa untuk memperdalam kemampuan solfegionya di luar perkuliahan.
Dengan memanfaatkan ICT dalam proses pembelajaran, dosen dapat memberikan materi pengayaan kepada mahasiswa tanpa pertemuan tatap muka
tambahan. Dengan menggunakan sistem e-learning, mahasiswa dapat mengakses materi dan latihan-latihan di luar perkuliahan.
Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT dapat diiplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak Moodle Open Source Learning Platform
dimana perangkat lunak ini tersedia secara Open Source. Sebelum dapat dipergunakan, pengembangan e-learning menggunakan Moodle Open Source
Learning Platform harus melalui beberapa tahap utama yaitu analysis, design, development implementation,dan evaluation. Pengembangan e-learning ini harus
melalui beberapa kriteria penilaian meliputi: cakupan materi, keterpaduan, tampilan e-learning, kebahasaan, dan kemudahan pengoperasian navigasi.
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan studi literatur, diajukan hipotesis berupa media pembelajaran e-learning dengan menggunakan Moodle Open Source Learning
Platform untuk mendukung pembelajaran matakuliah Solfegio di Jurusan
pendidikan Seni Musik UNY, dengan fokus materi latihan kemampuan pendengaran atau ear training pada pokok bahasan interval. Produk berupa
perangkat lunak ini dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa sewaktu-waktu dan dari manapun dengan catatan komputer yang digunakan terhubung ke internet.
Mahasiswa dapat menempuh soal-soal latihan pada perangkat lunak ini dan dosen dapat melihat hasil latihan yang telah ditempuh oleh mahasiswa.
Soal-soal latihan pada perangkat lunak ini berupa audio yang dihasilkan secara acak namun terkontrol, dimana mahasiswa mendengarkan nada yang diberikan
lalu diminta untuk mengidentifikasi kualitas interval yang dibunyikan tersebut. Dengan latihan yang teratur menggunakan media ini diharapkan kemampuan
pendengaran mahasiswa dapat meningkat.