Hak dan Kewajiban Korban
19
3 Peran Pengadilan
Pengadilan memiliki peran setelah kepolisian mengirim surat permohonan tentang surat penetapan perintah perlindungan dari
pengadilan. Setelah pengadilan menerima surat permohonan itu, pengadilan harus:
a mengeluarkan surat penetapan yang berisi perintah perlindungan
bagi korban dan anggota keluarga lain; b
atas permohonan korban atau kuasanya, pengadilan dapat mempertimbangkan untuk menetapkan situasi kondisi khusus
yakni pembatasan gerak pelaku, larangan memasuki tempat tinggal bersama, larangan membuntuti, mengawasi atau
mengintimidasi korban.
Jika ada pelanggaran perintah perlindungan, maka korban dapat melaporkan hal ini ke kepolisian, kemudian secara bersama-sama
menyusun laporan yang ditujukan kepada pengadilan.
4 Peran Tenaga Kesehatan
Setelah diketahui adanya kasus kekerasan dalam rumah tangga, maka petugas kesehatan berkewajiban untuk memeriksa kesehatan
korban, yang selanjutnya membuat laporan tertulis mengenai hasil pemeriksaan serta membuat visum et repertum atau surat keterangan
medis lain yang memiliki kekuatan hukum untuk dijadikan alat bukti.
5 Peran Pekerja Sosial
Pekerja sosial dalam melayani kasus korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga perlu memperhatikan beberapa hal:
a melakukan konseling untuk menguatkan korban;
20
b menginformasikan mengenai hak-hak korban;
c mengantarkan korban ke rumah aman shelter;
d berkoordinasi dengan pihak Kepolisian, dinas sosial dan lembaga
lain demi kepentingan korban.
6 Peran Pembimbing Rohani
Sebagai pembimbing rohani demi kepentingan korban, maka pembimbing rohani berkewajiban memberikan penjelasan mengenai
hak, kewajiban, dan memberikan penguatan iman serta takwa.
7 Peran Relawan Pendamping
Peran dari relawan pendamping diatur dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2004. Dalam Undang-undang tersebut menyatakan
bahwa tugas dari relawan pendamping adalah: a
menginformasikan mengenai hak korban untuk mendapatkan seorang atau lebih pendamping;
b mendampingi korban di tingkat penyidikan, penuntutan, atau
tingkat pemeriksaan pengadilan dengan membinbing korban agar dapat memaparkan kekerasan yang dialaminya secara
obyektif dan lengkap;
c mendengarkan segala penuturan korban;
d memberikan penguatan kepada korabn secara psikologis
maupun fisik.