12
pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk model yang tepat, maka perlu diperhatikan relevansinnya dengan pencapaian tujuan
pengajaran. Model pembelajaran menurut Joice dan Weill adalah suatu pola atau rencana yang sudah direnacanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk
menyusun materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Dalam penerapannya model pembelajaran ini harus sesuai dengan kebutuhan
siswa Isjoni, 2010:50. Berikut adalah model-model yang mendasari model PROBEX, yaitu :
2.1.1 Model Pembelajaran Perolehan Konsep Concept Attaiment Model
Suatu konsep diperoleh melalui tiga tahap. Pertama adalah tahap kategorisasi, yaitu upaya mengkategorisasikan sesuatu yang sama atau tidak
sesuai dengan konsep yang diperoleh. Kemudian masuk ke tahap selanjutnya kedua
, kategori yang tidak sesuai disingkirkan, dan kategori yang sesuai digabungkan sehingga membentuk suatu konsep concept formation. Setelah itu,
suatu konsep tertentu baru dapat disimpulkan tahap ketiga. Tahap terakhir inilah yang dimaksud dengan perolehan konsep. Model pembelajaran ini sangat sesuai
digunakan untuk pembelajaran yang menekankan pada perolehan suatu konsep baru atau untuk mengajar cara berpikir induktif kepada siswa.
2.1.2 Model Pembelajaran Berpikir Induktif
Secara singkat model ini merupakan strategi mengajar untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Model ini dikembangkan atas dasar
beberapa postulat sebagai berikut. a.
Kemampuan berpikir dapat diajarkan.
13
b. Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data.
Artinya, dalam setting kelas, bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu.
c. Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan lawful.
Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidk bisa
dibalik. Model pembelajaran ini ditujukan untuk membangun mental kognitif.
Karenanya sangat sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Namun demikian, strategi ini sangat membutuhkan banyak informasi yang harus digali
oleh siswa. Kelebihan lain dari model ini yaitu sangat sesuai untuk sosial study juga dapat digunakan untuk semua mata pelajaran, seperti sains, bahasa, dan lain-
lain. Satu hal lagi yang tidak kalah penting, model ini juga secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif.
2.1.3 Model Pembelajaran Inquiry Training
Model ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah. Tujuan utama
dari model ini adalah membuat siswa menjalani suatu proses tentang bagaimana pengetahuan diciptakan. Untuk mencapai tujuan ini, siswa dihadapkan pada
sesuatu masalah yang misterius, belum diketahui, tetapi menarik. Namun, perlu diingat bahwa masalah tersebut harus didasarkan pada suatu gagasan yang
memang dapat ditemukan discoverable ideas, bukan mengada-ada.
14
Terdapat lima langkah prosedur mengajarkan inquiry training. Tahap pertama adalah siswa dihadapkan pada suatu situasi yang membingungkan teka-
teki. Tahap kedua dan ketiga adalah pengumpulan data untuk verifikasi dan eksperimentasi. Verifikasi ada pada tahap kedua, merupakan proses dimana
siswa menggali informasi tentang peristiwa yang mereka alami. Sedangkan eksperimen percobaan pada tahap ketiga merupakan proses dimana guru
memperkenalkan kepada siswa suatu unsur baru pada suatu situasi tertentu untuk menunjukkan bahwa suatu peristiwa dapat terjadi secara berbeda. Tahap keempat
adalah tahap merumuskan penjelasan atas peristiwa yang telah dialami siswa. Langkah terakhir tahap kelima adalah menganalisis proses penelitian yang telah
mereka lakukan.ang telah mereka lakukan. Uno, 2007 : 10
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning