pengidentifikasian keberhasilan dan kegagalan suatu rencana kegiatan atau program.
4.2.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Rehabilitasi Sosial
melalui Pelatihan Keterampilan Otomotif
4.2.2.1 Faktor pendukung proses rehabilitasi sosial melalui pelatihan keterampilan
otomotif
Adapun faktor pendukung di dalam proses rehabilitasi sosial
melalui pelatihan keterampilan otomotif adalah:
Dari segi perencanaan, mendapat dukungan dari Kementrian Sosial karena PSMP Antasena sebagai unit pelaksana teknis dari Kementrian
Sosial, dan mendapat dukungan dari Masyarakat karena dengan adanya pelatihan keterampilan dengan berbagai pembinaan dapat memulihkan
citra diri anak dalam kehidupan masyarakat. Dari segi pelaksanaan, yaitu 1 Kondisi dan letak panti yang
strategis dan mudah dijangkau karena berada di pinggir jalan raya tepatnya di jalan raya Magelang-Purworejo km. 14 Salaman, Magelang, 2 Tempat
pelatihan yang luas juga sangat mendukung proses pelatihan, 3 Sarana dan prasarana yang cukup memadai dan lengkap dapat memperlancar
proses pembelajran pelatihan berlangsung, 4 Sumber belajar yang mendukung seperti adanya buku materi tentang perbengkelan, modul
bimbingan dan pelatihan, serta dari instruktur, 5 Media pembelajaran yang mendukung seperti cara penyampaian materi menggunakan pengeras
suara sehingga dapat mengarahkan perhatian peserta didik, 6
Menggunakan metode ceramah, tanya jawab, praktek, dan pemberian tugas, hal ini dapat menciptakan suasana yang harmonis dan komunikatif
antara instruktur dan peserta didik. Dari segi evaluasi, pelaksanaan pelatihan keterampilan otomotif
mendapat dukungan dari penyelenggara dan pelaksanaNST baik pada pre
test maupun evaluasi akhirtest sumatif, kemudian mendapatkan sertifikat
pelatihan selama pembelajaran satu tahun sehingga dapat digunakan untuk melamar pekerjaan.
4.2.2.2 Faktor penghambat proses rehabilitasi sosial melalui pelatihan
keterampilan otomotif Adapun faktor penghambat di dalam proses rehabilitasi sosial
melalui pelatihan keterampilan otomotif adalah: Dari segi perencanaan, yaitu pada saat awal memberikan motivasi
dan penyuluhan kepada anak diperlukan kerja keras dari petugas Dinas Sosial dan peksos supaya mereka termotivasi dan mau mengikuti
pembinaan rehabilitasi sosial. Dari segi pelaksanaan, 1 Kurangnya peralatan dan bahan untuk
keterampilan otomotif kadang telat untuk membelikan dan kadang ada yang hilang disebabkan kecerobohan anak, 2 Kurangnya nara sumber
teknis yang tidak sebanding dengan jumlah peserta didik sehingga proses pembelajaran kurang efektif, 3 Dalam penyampaian materi instruktur
kadang mengalami kesulitan disebabkan perbedaan tingkat pendidikan dan kenakalan anak, 4 Sumber belajar dalam hal ini buku panduan tentang
keterampilan otomotif kurang bervariasi, 5 Proses pembelajaran anak- anak sering terlambat masuk dan menagantuk karena kurang tidur, 6
Nara Sumber teknisinstruktur sering kali tidak masuk disebabkan sakit dan kadang terlambat masuk, sehingga waktu yang diperlukan bagi peserta
pelatihan untuk melaksanakan pelatihan sedikit terhambat. Dari segi evaluasi, warga belajar kadang kurang menguasai dan
menerima materi yang disampaikan oleh NST dikarenakan kurangnya persiapan sebelum menerima materi, sehingga pada saat dilakukan
evaluasi tidak bisa mempraktekkan dengan baik dan perlu mengadakan perbaikan lagi sampai akhirnya bisa.
4.2.3 Hasil Pelatihan