a. Penyandang masalah sosial anakremaja nakal dan penyalahgunaan
narkotika, obat-obat berbahaya lainnya serta minuman keras yang telah bebas dari ketergantungan secara fisik.
b. Keluarga penyandang masalah
c. Lingkungan sosial penyandang masalah
2.1.5 Materi Rehabilitasi Sosial
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah bentuk pelatihan yang diberikan pada seseorang sebelum melakukan tugas dengan maksud agar lebih dapat dimengerti atau mempelajari
atau membiasakan diri pada situasi dan untuk lebih memacu prestasi yang lebih baik.
b. Keterampilan
Keterampilan berarti kecekatan, kecakapan atau kemampuan melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.
c. Sikap
Sikap adalah proses mental yang berlaku, individual yang menentukan respon- respon, baik nyata ataupun potensial, daripada setiap orang yang berada dalam
kehidupan sosial.
2.1.6 Tahap Kegiatan Rehabilitasi Sosial
a. Tahap pendekatan awal meliputi kegiatan-kegiatan orientasi dan konsultasi,
identifikasi, motivasi dan seleksi. b.
Tahap penerimaan, yang meliputi kegiatan-kegiatan registrasi pengungkapan dan penelaahan masalah sistim panti dan non panti.
c. Tahap bimbingan dan latihan, yang meliputi kegiatan-kegiatan bimbingan fisik
dan mental, bimbingan sosial serta bimbingan latihan keterampilan praktis. d.
Tahap resosialisasi, yang meliputi kegiatan-kegiatan registrasi, pengungkapan dan penelaahan masalah serta penempatan klien pada pelayanan sistim panti
atau non panti. e.
Tahap resosialisasi, yang meliputi kegiatan-kegiatan bimbingan fisik dan mental, bimbingan sosial serta bimbinganlatihan keterampilan praktis.
f. Tahap resosialisasi, yang meliputi kegiatan-kegiatan:
1 Bimbingan dan kesiapan peran serta masyarakat
2 Bimbingan sosial hidup bermasyarakat
3 Bimbingan sosial usaha produktif
g. Tahap bimbingan lanjut, meliputi kegiatan-kegiatan:
1 Bimbingan pemantapan usaha kerjapendidikan
2 Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat dan berperan serta
3 Bantuan pengembangan usaha kerjapendidikan
h. Tahap terminasi atau pemutusan hubungan, dilakukan jika klien dianggap
sudah mampu untuk mandiri, baik secara fisik, mental maupun sosial. Rehabilitasi sosial dengan sistem non panti yaitu proses pelayanan rehabilitasi
sosial terhadap anak nakal yang memanfaatkan potensi-potensi yang ada di masyarakat sebagai wadah bimbingan, penerimaan dan kerja sama dengan
Balai Pendidikan Latihan Tehnik BPLT, Pusat Pengembangan Penataran Guru Tehnik P3GT, Sekolahlembaga Pendidikan dalam rangka penyusunan
kurikulum bantuan tenaga instruktur, magang dan lain-lain, Kepolisian,
BAPAS, LAPAS, Kejaksaan, Pengadilan Negeri dalam rangka pelibatan keanggotaan dalam jaringan kerja, Lembaga keagamaan dalam rangka
penyediaan tenaga pembimbing agama. Lembaga profesi dalam rangka penyediaan tenaga profesi seperti pekerja sosial, psikolog, pendidik, dan tenaga
medis. Balai Latihan Kerja BLK dan Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja LPPTK baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun
yang diselenggarakan oleh Swasta dalam rangka rujukan bimbingan pelatihan dan penyaluran klien. Dunia usaha dalam rangka mobolisasi sumber
pendukung pelayanan dan rehabilitasi sosial. KomisiLembaga Perlindungan Anak dalam rangka kampanye dan advokasi. Organisasi SosialLSM dalam
rangka mobilisasi sumber advokasi dan lain-lain. Departemen Sosial RI, Direktorat Pelayanan Sosial Anak Nakal, 2002: 26,27
2.2 Anak dan Kenakalan Anak