12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjabarkan tentang teori penelitian dan beberapa penelitian terdahulu yang disusun dalam beberapa sub bab, antara lain tentang pengertian
profesionalisasi dan upayanya, pengertian guru BK dan tugasnya, kompetensi yang harus dimiliki guru BK, tantangan dan kendala profesionalisasi bimbingan
dan konseling.
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang sudah dilakukan sebelum- sebelumya oleh penelitian lain. penelitian terdahulu bertujuan sebagai bahan
masukan bagi pemula dan untuk membandingkan antara penelitian yang satu dengan yang lain. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan pokok bahasan
sebagai berikut: 1.
Penelitian yang dilakukan Soeparwoto 1997 dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan, Pertalian Insani, Motivasi dan Komonikasi terhadap
Profesionalisasi Layanan Bimbingan di SMU Negeri se Kotamadya Semarang” Hasil penelitian Soeparwoto 1997 menyebutkan bahwa: 1
adanya hubungan
yang positif
antara pertalian
insane dengan
profesionalisasi layanan bimbingan, kepemimpinan; 2 kepemimpinan, pertalian insane, motivasi dan komunikasi memberikan kontribusi yang
cukup berarti
terhadap profesionalisasi
layanan
bimbingan; dan 3 kecilnya nilai kepemimpinan, motivasi dan komunikasi menunjukkan rendahnya tingkat kepemimpinan, motivasi dan komunikasi di
SMU Negeri se-Kotamadia Semarang. 2.
Penelitian Yunita 2012 dengan judul “Upaya Guru dalam Meningkatkan Profesionalisme di SMP N 1
Bringin Kuning Kabupaten Lebong” Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yunita 2012 menyimpulkan bahwa upaya
guru dalam meningkatkan profesionalismenya yaitu mengikuti pelatihan, penataran, MGMP, dan kegiatan-kegiatan yang lain diselenggarakan baik di
tingkat kecamatan, kabupaten, maupun tingkat provinsi. Selain itu, di dalam penelitian ini disebutkan faktor penghambat dan pendukung guru dalam
meningkatkan profesionalismenya. Faktor penghambatnya antara lain: 1 Sarana dan prasarana yang kurang memadai; 2 Minimnya pendanaan; dan
3 Faktor dari dalam diri guru itu sendiri, misalnya: kemampuan dasar guru yang sifatnya heterogen, dan kemampuan dasar guru yang minim tentang
penelitian, kurangnya motivasi untuk meningkatkan profesionalismenya. Sedangkan faktor pendukung dalam meningkatkan profesionalisme guru
antara lain: 1 Adanya peningkatan kesejahteraan guru, 2 Tunjangan sertifikasi, dan 3 Penghargaan-penghargaan.
3. Penelitian Epiya, dkk 2012 yang berjudul “Kendala Guru Bimbingan dan
Konseling dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling Madrasah Aliyah Negeri MAN Krui Lampung Barat Tahun Ajaran 20112012
”. Epiya, dkk 2012 menyimpulkan kendala pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling di Madrasah Aliyah Negeri MAN Krui Lampung Barat
yaitu:1 Guru bimbingan dan konseling belum dapat memaksimalkan kemampuannya dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling karena
keterbatasan jumlah guru bimbingan dan konseling di sekolah; 2 Sarana ruang bimbingan dan konseling yang belum kondusif dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling; 3 Dana yang terbatas dalam pengadaan sarana dan prasarana bimbingan dan konseling di sekolah; 4 Penjadwalan
waktu yang belum efektif dalam pelaksanaan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling; 5 Siswa takut untuk memanfaatkan
layanan bimbingan dan konseling karena masih ada persepsi yang salah terhadap keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya peran
guru bimbingan dan konseling di sekolah;6 Kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua siswa dengan guru bimbingan dan konseling dalam penangan
siswa yang memiliki masalah belum berjalan sebagaimana mestinya.
2.2 Profesionalisasi