dengan program pembibitan pohon sengon pada lahan seluas 25 ha dan penanaman bibit pohon sengon sebanyak 200 bibit per ha pada 600 ha hutan
rakyat Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah 2006. Program ini bertujuan menyediakan bahan baku alternatif untuk mengurangi peran kayu jati sebagai
bahan baku utama industri kayu olahan.
1.2 Perumusan Masalah
Peran kayu sengon sebagai bahan baku alternatif berpengaruh terhadap peningkatan penggunaannya karena semakin banyak perusahaan kayu olahan
yang beralih menggunakan kayu sengon. Hal ini menyebabkan permintaan akan kayu sengon semakin tinggi dan berdampak pada peningkatan harganya.
Kenaikan harga kayu sengon ini sangat berpengaruh terhadap biaya produksi perusahaan kayu olahan sengon, salah satunya adalah CV. Cipta Mandiri yang
memproduksi produk berupa solid laminating dan finger joint stick laminating. Kenaikan harga kayu sengon mulai terjadi pada tahun 2004 dan pada tahun
2007 harga kayu sengon telah mencapai Rp 495.000 per m
3
yang mengalami peningkatan 22,2 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan harga kayu sengon
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Perkembangan Harga Kayu Sengon
Tahun Harga Kayu Sengon m
3
Perubahan
2003 270.000 -
2004 270.000 -
2005 325.000 20,37
2006 405.000 24,6
2007 495.000 22,2
Sumber : Bagian Produksi CV. Cipta Mandiri 2008
Kenaikan harga kayu sengon meningkatkan biaya produksi CV. Cipta Mandiri baik untuk produk solid laminating maupun finger joint stick laminating.
Biaya produksi CV. Cipta Mandiri semakin meningkat setelah adanya kenaikan BBM Bahan Bakar Minyak dan tarif dasar listrik yang diikuti oleh kenaikan
upah tenaga kerja serta bahan-bahan pembantunya. Kenaikan ini sangat berpengaruh terhadap penerimaan perusahaan yang tercemin pada keuntungan
yang semakin menurun untuk produksi solid laminating. Pada produk finger joint stick laminating
juga menunjukkan adanya penurunan pada keuntungan yang diterimanya, walaupun produk ini mulai diproduksi pada tahun 2006
Lampiran 1. Penurunan keuntungan yang diterima CV. Cipta Mandiri disebabkan
perusahaan tidak dapat meningkatkan harga jual sesuai dengan peningkatan biaya produksinya. Sistem penjualan produk CV. Cipta Mandiri ke luar negeri
menggunakan sistem tawar-menawar sehingga peningkatan harga jual yang terlalu tinggi akan menyebabkan produknya tidak dapat bersaing di pasar internasional.
Hal ini juga disebabkan produk kayu olahan menghadapi struktur pasar persaingan sempurna, dimana produknya sulit untuk didiferensiasi sehingga
sangat sulit untuk meningkatkan harga jualnya. Kebijakan yang dapat diambil CV. Cipta Mandiri adalah peningkatan harga jual hanya sekitar 10 sampai 20 persen
untuk masing-masing produk Lampiran 2. Upaya yang dapat dilakukan CV. Cipta Mandiri untuk menutupi
peningkatan biaya produksinya sehingga keuntungan maksimum dapat tercapai adalah dengan efisiensi. Efisensi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya dengan mengefisiensikan penggunaan faktor-faktor produksi. Pihak CV. Cipta Mandiri merasa bahwa penggunaan faktor-faktor produksinya belum
optimal khususnya untuk penggunaan bahan baku kayu sengon. Penggunaan kayu
sengon ini mempengaruhi penggunaan faktor-faktor produksi lainnya yang akan berdampak pada biaya produksi CV. Cipta Mandiri. Karena itu, perlu dikaji
apakah penggunaan faktor-faktor produksi untuk masing-masing produk di CV. Cipta Mandiri sudah efisien ? serta bagaimana skala usaha kedua produk CV.
Cipta Mandiri apakah berada pada decreasing return to scale, constan return to scale
atau increasing return to scale ? Efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan informasi tentang skala
usaha pada produksi CV. Cipta Mandiri akan membantu menekan biaya produksi melalui pengalokasian secara tepat guna sehingga dihasilkan produksi yang
optimal. Pengalokasian faktor-faktor produksi dapat dilakukan jika perusahaan mengetahui faktor-faktor produksi apa yang berpengaruh terhadap produksinya.
Karena itu, perlu dikaji faktor-faktor produksi apa yang berpengaruh terhadap produksi solid laminating maupun finger joint stick laminating di CV. Cipta
Mandiri ? Sehingga dapat dilakukan pengalokasian faktor produksi secara tepat. Penggunaan faktor-faktor produksi secara efisien diharapkan dapat
menghasilkan output dengan biaya terendah dari alokasi penggunaan input tertentu. Berdasarkan efisiensi tersebut akan diperoleh kombinasi optimal
penggunaan faktor-faktor produksinya sehingga pelaku usaha dapat memperoleh keuntungan maksimum.
Berdasarkan uraian tersebut maka perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor produksi apakah yang berpengaruh terhadap produksi kayu
olahan solid laminating dan finger joint stick laminating di CV. Cipta Mandiri ?
2. Bagaimana skala usaha return to scale produksi kayu olahan solid laminating
dan finger joint stick laminating yang dilakukan oleh CV. Cipta Mandiri ?
3. Bagaimana tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dalam produksi kayu olahan solid laminating dan finger joint stick laminating di
CV. Cipta Mandiri ? 4. Bagaimana kombinasi penggunaan faktor produksi yang optimal dalam
produksi kayu olahan solid laminating dan finger joint stick laminating di CV. Cipta Mandiri agar dihasilkan keuntungan maksimum.
1.3 Tujuan Penelitian